S4E5 - Uang Lebaran

106 15 2
                                    

Ginny terus membolak-balik koran Daily Prophet yang ia dapat pagi ini. Edisi spesial lebaran Idulfitri. Memang tidak seperti biasanya, pada bagian depan jelas terpampang jajaran petinggi Kementerian Sihir Inggris lengkap teks ucapan selamat hari raya. Tidak sendiri, ada pasangan yang wajib ikut mendampingi foto-foto tersebut.

"Kau terlihat sangat cantik, sayang."

Ginny memandang suaminya malu. Harry dengan sepiring kue coklatnya terus mengacungkan jempol tanda bangga kepadanya.

"Gak malu-maluin kalau Ginny. Aura ibu-ibu pejabat. Lihat yang sebelah. Astaga! Tabah sekali Hermione." Pekik George meledek Ron.

"Sialan kau, George." Maki Ron dengan mulut penuh kue pie. "Hermione biasa saja tuh. Iya kan, sayang?" Ron mencari pembelaan.

"Itu kesalahan fotografernya." Hermione berusaha membesarkan hati Ron. Sedikit berbisik, Hermione lantas menyarankan George untuk diam saja. Tidak enak, bukan, saat momen lebaran seperti sekarang.

Berbeda dengan Ron dan para orang dewasa yang mendebat tentang foto Kementerian, para anak berkumpul di area kakek nenek mereka untuk sebuah misi.

"Tahun ini James sudah tidak dapat, ya." Arthur menahan amplop berisi uang yang rutin ia bagikan kepada para cucunya.

"Nggak bisa begitu, dong. Grandpa, aku masih sekolah. Belum lulus."

Fred Jr menepuk pundak sepupunya iba. Ia pun sudah tidak dapat jatah uang lebaran tahun ini. Sadar diri, Fred Jr sudah lulus tahun lalu dan kini sedang melanjutkan pelatihan kerja di salah satu perusahaan importir bahan-bahan ramuan.

"Tapi aku masih dapat saat tahun ke tujuh. Terus berusahalah, kawan." Bisik Fred.

"Ayolah, Grandpa." James terus memohon. Ia mulai membandingkan dengan Fred yang masih mendapatkan uang lebaran tahun lalu.

"Sudah, yang lain bisa bubar. Makan sepuasnya." Pinta Molly mengerahkan para cucunya untuk menyerbu makanan yang baru matang.

Sementata James masih terpaku. Albus, adiknya menggodanya dengan mencium bau amplop yang begitu khas. "Bloody hell, sialan kau, Al." Pekik James.

"Ayo, Al. Uncle Ron sudah buka lapaknya." Lily menarik tangan Albus untuk mencari peruntungan dari sang paman yang siap dengan segepok amplop warna-warni.

"James."

Siara Molly mengagetkannya. Badan tinggi James dipeluk hangat sang nenek sebelum sebuah amplop ia perlihatkan di depan muka cucunya itu.

"Tahun ini lulus dengan nilai yang baik, ya. Cepat-cepat pilih tujuan selanjutnya. Kuliah Muggle juga tidak apa. Semoga sukses, Nak."

Mata James berbinar bukan main. Ia sempat pesimis tidak akan mendapat uang lebaran tahun ini. Tapi nyatanya, sang nenek masih mengingatnya. Ya mungkin ini tahun terakhirnya. Setidaknya James harus bersyukur.

"James," teriak Ron, "kau memihakku, kan? Wajahku tampan di foto koran itu?"

Ada yang menarik perhatian James. Sebuah amplop berwarna kuning di tunjukkan kepadanya.

"Tentu, Uncle. Kau yang terhebat!" Bagi James, tidak ada salahnya berkata demikian untuk kebahagiaan sang paman.

"Aku tahu. Kemari, nak. Aku punya bagian untukmu!"

James girang bukan main. Ia mengolok balik para sepupunya yang berkata James tidak layak mendapat uang lebaran lagi. Tapi kenyataannya, James masih menerima. Bahkan semua anak pun dapat. Tidak berhenti di sana, Harry pun mulai membuka tempat untuk selanjutnya dikerubungi para keponakannya.

Begitulah keceriaan lebaran. Satu persatu membagi kebahagiaan mereka.

FIN

========

Selamat hari raya idulfitri, semua. Mohon maaf lahir batin, ya. Maafin kalau selama ini banyak hal yang bikin kalian sebel. Maaf atas kesalahan yang tidak di sengaja maupun aku sengaja (kayaknya gk ada deh kalo itu).

Untuk season ini, aku akhiri. Semoga kita masih diberi kesehatn dan aku bisa lanjutkan di season selanjutnya. Semoga Allah masih mempeetemukan kita semua di Ramadhan dan Idulfitri yang akan datang. Amin...

Salam THR,

Anne xoxo

Starving, Fasting (Fic Ramadhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang