Diantara sisa tawa ingatan yang usang
Rindu memilih tak ingin usai» [senja tanpa waktu - Rizka Kusma] «
2:37 ─〇───── 4:57
⇄ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↻
•❅───✧❅✦❅✧───❅•
𝙰𝚞𝚝𝚑𝚘𝚛 𝙿𝙾𝚅 :
"Senior!!!" Suara teriakan lelaki terdengar menggema di ruangan hampa milik sang senior...
𝗘𝗰𝗵𝘁𝗲𝗹𝗶𝗮𝗻
Nama malaikat maut itu, dia tergesa-gesa memanggil seniornya dengan kepanikan yang menguasainya...
"Ada apa Echtelian?" Tanya sang senior yang di panggil Echtelian...
"Senior Venuelle! Aku tak bisa mengubah tanggal kematiannya! Myriel juga tak mau menerima tugas ini! Apa yang harus kita lakukan?" Lapornya, setelah mendengar laporan itu Venuelle berdiri dan memanggil seseorang...
"Malaikat maut 𝗞𝗶𝗺 𝗗𝗼𝗸𝗷𝗮!" Teriak Venuelle, lalu muncul seorang pria dengan jubah khas malaikat maut...
𝗞𝗶𝗺 𝗗𝗼𝗸𝗷𝗮
Orang yang baru menjadi malaikat maut itu dipanggil oleh seniornya, dia mempunyai firasat yang agak buruk?
"Dokja, kau menganggur karena masih dalam masa pelatihan bukan?" Kim Dokja hanya mengangguk, tak berniat berbicara dengan sang senior sejak hari dimana seniornya itu memberi tahu namanya...
"Baiklah, tugas mengambil nyawa ini kuberikan kepadamu, tanggal kematiannya memang error, sebenarnya ini ada arti lain, tanggal kematian yang error bisa bermakna kau bisa mencabut nyawanya kapanpun kau mau" Mata Kim Dokja dan Echtelian membelalak kaget...
Bagaimana bisa dia yang baru menjadi malaikat maut beberapa hari lalu itu langsung diberikan tugas mencabut nyawa, padahal dia masih dalam masa pelatihan?
"Tapi senior!! Dia masih dalam tahap pelatihan!!" Echtelian membentak seniornya sendiri, dia merasa seniornya sudah gila sejak dirinya disuruh menyabotase tanggal kematian anak itu...
"Diamlah! Ini perintah ku!! Jika kau melaporkan ini ke atasan.. Aku akan dengan brutal mencabik-cabik dirimu dan diberikan kepada anjing neraka" Ucap Venuelle dengan tegas dan dengan nada mengancam...
Bagaimana bisa seniornya berpikir tentang ide segila ini? Setidaknya itu yang dipikirkan oleh dua pria malaikat maut ini...
"Baiklah, aku akan mengambil tugas ini" Kata Kim Dokja dengan tegas..
Smirk muncul di wajah Venuelle, lalu dia tersenyum penuh arti...
"Baguslah" Setelah mengucapkan satu kata itu Venuelle menghilang menjadi partikel kecil...
𝗧𝗲𝗹𝗲𝗽𝗼𝗿𝘁𝗮𝘀𝗶
Itu adalah salah satu skill yang dimiliki malaikat maut, skill ini mempermudah mereka untuk mencabut nyawa dari tempat ke tempat...
Sesaat setelah Venuelle menghilang, Echtelian ikut ber teleportasi...
Kim Dokja hanya terdiam disana, dia tidak berpikir bahwa hidupnya sesudah mati akan menjadi begini sulitnya...
"Yah, kurasa kedamaian memang tak akan ada di hidupku" Gumamnya...
Lalu Kim Dokja ikut menghilang dari ruangan kosong itu...
Kim Dokja telah sampai di bumi, dia menghirup udara segar pedesaan? Dengan perasaan segar...
"Setidaknya aku masih bisa. Menapaki kakiku di bumi lagi" Ucapnya...
Setelah itu dia berkeliling sebentar, sampai tiba-tiba hujan turun...
Kim Dokja berlari mencari tempat untuk meneduh dan lupa bahwa dia malaikat maut yang tidak bisa terkena air hujan....
{A/N : gblk emang//kena tampol Jonghyuk}
Beberapa saat kemudian hujan mulai reda, menyisakan genangan air di aspal...
Kim Dokja melihat seorang anak laki-laki sedang berjalan pulang dengan wajah tertekan akan hidup...
{A/N : gg tertekan gak tuh//abaikan}
Menatapnya dari jauh dengan tatapan yang intens, Kim Dokja mencapai kesimpulan bahwa anak laki-laki itu adalah orang yang harus dia cabut nyawanya...
"𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘢𝘯𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘶𝘭𝘶?" Batinnya, dia mengingat riwayat hidupnya yang menyedihkan (menurut Kim Dokja)....
Lalu Kim Dokja memutuskan untuk pergi ke alam bawah sadar sang anak laki-laki itu...
Malam hari telah tiba, Kim Dokja sudah bersiap siap untuk memasuki alam bawah sadar targetnya itu, dia harus bersiap karena bentuk alam bawah sadar setiap orang itu berbeda-beda...
Setelah itu Kim Dokja menghilang menjadi partikel kecil...
Dia telah sampai di alam bawah sadar targetnya...
𝗠𝘂𝘀𝗲𝘂𝗺 𝗺𝗲𝗺𝗼𝗿𝗶
Bentuk alam bawah sadar anak itu berbentuk Museum yang diisi oleh semua memori suka dan duka anak itu bersama keluarganya, gurunya, temannya atau lebih tepatnya timnya....
Kim Dokja terpukau dengan alam bawah sadarnya ini, dia berpikir kenapa alam bawah sadarnya tak seperti ini...
Melihat gambar gambar yang tergantung di dinding museum, setiap pigura yang ia lewati bergerak seperti memori yang terulang kembali...
Setiap langkah yang Kim Dokja lewati sangat berarti, biarpun ia hanya melihatnya, Kim Dokja tau bahwa memori itu sangat berarti...
Ketika memori yang sedih terputar Kim Dokja merasakan kesedihannya, ketika memori bahagia terputar Kim Dokja merasakan hal yang sama...
𝗞𝗿𝗶𝗲𝗲𝘁
Suara pintu terbuka terdengar di telinga Kim Dokja...
Ia melihat wajah terkejut anak itu, lalu menampilkan sebuah senyuman lembut (tapi di mata partynya tidak) yang hangat...
Lalu berkata...
"Asahi Azumane... Aku sudah menunggumu... Selamat datang di alam bawah sadarmu, aku.... Kim Dokja, salam kenal"
Dan itu adalah pertemuan pertama mereka...
┍━━━━━»•» 🌺 «•«━┑
Chapter 6
END
┕━»•» 🌺 «•«━━━━━┙↳ ❝ [A/N : awokawokawokawokawokawok, Dokja sangat berakhlaq disini, satu chapter full author pov ヽ( 'ω' )ノ agak susah nulisnya, tapi ya gitu.... Stress ai, setelah kena writer block, ide malah muncul kagak izin ༼;´༎ຶ ༎ຶ༽ dahlah, gudbaayy ¯\_(ツ)_/¯] ¡! ❞
KAMU SEDANG MEMBACA
Are we to young for this? (Haikyuu!!)
Fiksi Penggemar[𝗘𝗡𝗗] [𝗕𝗢𝗢𝗞 𝟭 : 5 days before i leave] ╭┈┈┈┈┈┈┈┈┈𑁍ࠬ┈┈┈╮ ❝dandelion, cinta, penyakit, kebahagiaan, kesedihan, malaikat maut, aku tak tau bagaimana semua ini bisa terjadi, tapi yang pasti, aku sudah berusaha akan semuanya sebagai anak pembawa...