╰┈➤ ❝ [Chapter 9]

39 8 25
                                    

I'm too consumed with my own life
Are we too young for this?

» [Softcore - The Neighborhood ] «

0:40 ─〇───── 3:31

⇄ ◃◃ ⅠⅠ ▹▹ ↻

•❅───✧❅✦❅✧───❅•

𝙰𝚜𝚊𝚑𝚒 𝙿𝙾𝚅 :

Pagi hari telah tiba, tak kusangka aku menulis catatan ini semalaman...

Dokja-san juga pergi sebentar untuk melakukan sesuatu, jadi aku sendiri disini...

Saat aku ingin melangkah keluar kamar, tubuhku terjatuh, lemas sekali rasanya, kakiku seperti tidak mau berjalan...

Menyakitkan...

Aku berusaha untuk berdiri...

Aku berhasil berdiri tetapi kakiku gemetaran, seperti tidak bisa menopang tubuhku...

Aku pergi ke dapur dan mengambil minum...

Tetapi saat aku mengangkat gelasnya...

Gelas itu terjatuh dari tanganku, serpihan kaca dari gelas itu berhamburan kemana mana..

Aku mengambil sapu lalu menyapu kaca kaca itu...

Setelah ku bersihkan, aku mengambil gelas plastik dari rak cuci piring, tetapi sama...

Gelasnya terjatuh lagi...

Kenapa bisa jadi seperti ini?

Kakiku lemas, aku terjatuh untuk yang kedua kalinya...

Kakiku tidak mau berdiri...

Berdirilah kumohon...

Padahal hari ini aku akan pergi piknik lagi...

Jadi tolong berdirilah kakiku...

Ini tidak berguna, kakiku tidak mau berdiri...

Aku melihat tongkat yang diberikan Katou-san waktu itu, untung saja itu dekat denganku jadi tidak perlu susah susah mengambil...

Aku berdiri menggunakan bantuan dari tongkat itu, biarpun kakiku masih sakit dan lemas, setidaknya aku bisa berdiri...

Aku berusaha mengangkat gelasku lalu ku isi dengan air...

Setelah itu aku ke kamar mandi untuk membersihkan diri...

Aku berjalan menuju cermin dan melihat kondisi tubuhku...

Retakan itu semakin menyebar sampai ke wajahku...

Rambutku sudah memutih sepenuhnya...

Di mataku ada kantung mata yang cukup tebal...

Yah, kurasa ini akan menjadi akhir hidupku...

Setelah aku membersihkan diri, aku memakai sweater turtleneck berwarna hitam dan coat berwarna coklat muda...

Retakan di wajahku tidak bisa disembunyikan, jadi kubiarkan saja...











Aku di jemput oleh Sugawara dan Daichi yang tersenyum di depan pintu sambil tersenyum lebar...

Mereka menanyakan kondisi ku, lalu ku jawab seadanya...

Sesampainya di taman yang kemarin kami menggelar tikar dan menaruh camilan yang kami bawa...

Mengobrol dengan senang seolah tidak ada masalah, adalah hal yang paling terbaik...

Dengan keadaan yang membahagiakan, cuaca yang cerah, burung yang berterbangan, kupu-kupu yang berdiri diatas bunga, senyuman Nishinoya yang mengembang...

Hal yang sangat indah~

Kuharap ini berlangsung selamanya...

Aku bisa merasakan kehadiran Dokja-san di belakang ku, saat aku melihat kearahnya dia hanya tersenyum sendu...

Aku tau maksud dari senyuman itu, karena satu hari lagi aku akan mati, dia menyuruhku untuk bersenang-senang dahulu...

Suara canda tawa terdengar merdu di telingaku, ini sangat damai...

Semua bebanku seperti menghilang satu persatu...

Aku menginginkan ini selamanya...

Sebuah hari yang membahagiakan, aku menyukainya...

Semuanya tertawa riang sampai pada akhirnya Noya bertanya...

"Asahi... Kau tidak akan pergi kan?"

Bagaimana aku menjawabnya...

"Tentu saja Asahi tidak akan pergi, mengapa kau menanyakan hal itu Nishinoya?" Ucap Sugawara...

Agak sesak, mendengar hal seperti ini ketika kau memang akan mati besok...

"Entah kenapa aku punya firasat buruk, bahwa Asahi akan pergi besok" Noya menjawabnya dengan senyum yang sendu...

"Itu kan hanya firasatmu, mari kita nikmati hari ini dulu!!" Sugawara mencairkan suasana biarpun aku tau bahwa dirinya khawatir...

Setelah itu kami melanjutkan hari kami dengan perasaan bahagia bercampur khawatir...









Kami sudah selesai membereskan barang barang kami, hari ini benar benar menyenangkan...

Aku berjalan pulang sendiri...

Tidak sih, ada Dokja-san di sampingku...

"Asahi, apakah kau benar benar tidak apa? Besok kau akan mati lho, kenapa kau terlihat bahagia, padahal biasanya orang akan merasa sedih..." Tidak salah sih...

"Yah, karena aku tau aku akan mati esok berarti aku harus bahagia hari ini agar bisa menerima kematianku dengan tenang..." Dokja-san hanya melihat ke arah ku dan tersenyum..

"Asahi, kau tau aku juga dulu pernah punya seseorang yang ku cinta" Tak di duga duga ternyata Dokja-san pernah mencintai seseorang..

"Dulu saat aku menjadi manusia, aku mencintai seseorang, orang itu bernama Yoo Jonghyuk, dia menyebalkan, tapi dia yang paling khawatir denganku, setiap tatapannya, setiap langkahnya, setiap kali ia berbicara... Aku menyukainya..." Ucapnya sambil tersenyum...

"Ternyata setiap orang punya seseorang yang paling dicintainya ya? Indah sekali..." Setelah aku berkata seperti itu Dokja-san bertanya satu hal...

"Apa kau akan menyatakan perasaan mu ke bocah yang kau panggil Noya itu? Jangan terlalu memendam perasaan, kau akan menyesal nanti" Aku hanya terdiam tak menjawabnya...

Mungkin aku akan menyatakan itu besok...

Sampai dirumah, aku mengganti bajuku dan bersiap untuk tidur...

Ini akan jadi tidur terakhirku...







┍━━━━━»•» 🌺 «•«━┑
Chapter 9
END
┕━»•» 🌺 «•«━━━━━┙

Are we to young for this? (Haikyuu!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang