[𝗘𝗡𝗗]
[𝗕𝗢𝗢𝗞 𝟭 : 5 days before i leave]
╭┈┈┈┈┈┈┈┈┈𑁍ࠬ┈┈┈╮
❝dandelion, cinta, penyakit, kebahagiaan, kesedihan, malaikat maut, aku tak tau bagaimana semua ini bisa terjadi, tapi yang pasti, aku sudah berusaha akan semuanya sebagai anak pembawa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•❅───✧❅✦❅✧───❅•
𝙰𝚞𝚝𝚑𝚘𝚛 𝙿𝙾𝚅 :
Matahari telah terbit, cahayanya yang begitu terang menembus gorden jendela kamar seorang pemuda...
Terganggu akan sinarnya, pemuda itu terbangun dari tidurnya...
𝗔𝘇𝘂𝗺𝗮𝗻𝗲 𝗔𝘀𝗮𝗵𝗶
Pemuda yang terbangun itu, pemuda yang diberitakan akan mati pada hari ini...
Dengan susah dia berusaha berdiri dan mempersiapkan dirinya...
Memakai baju yang bagus untuk hari terakhirnya, mengambil tongkat yang membantunya berjalan, dia berjalan mengambil kertas dan menuliskan sebuah surat...
Dia menulis dengan tangan yang gemetar, tidak kuat dengan semua rasa sakit ini...
Hatinya terasa sakit, dia membenci rasa sakit, tapi dia tidak bisa melakukan apa apa...
Bulir air mata terjatuh dari mata indahnya, tidak ada suara dari tangisan menyakitkan itu...
Kertas itu sedikit basah karena terkena air mata, tangannya yang gemetar masih berusaha menulis...
𝗞𝗶𝗺 𝗗𝗼𝗸𝗷𝗮
Malaikat maut yang menemani sang pemuda selama sisa hidupnya itu memandang sang pemuda dengan wajah sendu...
Berpikir bagaimana cara mencegah kematiannya...
Pemuda yang akan ia cabut nyawanya itu masih terlalu muda untuk mati...
Kim Dokja menahan tangisannya, dia sangat ingin menangis dan ingin berteriak mengapa takdir begitu kejam...
Kematian begitu kejam, Kim Dokja berpikir bagaimana kematian bisa mengambil nyawa seseorang dengan begitu mudahnya...
Kim Dokja telah melihat kematian itu sendiri saat masih menjadi manusia...
Orang-orang tak bersalah yang mati dengan sadis, bayi yang baru saja melihat dunia harus mati tanpa mengetahui indahnya dunia...
Malangnya hidup manusia, usia manusia itu pendek, betapa malangnya hidup jika manusia itu sendiri jika menyia-nyiakannya, dengan seenaknya manusia membuang hidupnya hanya demi harta, kedudukan, jabatan, padahal di luar sana masih ada manusia yang ingin hidup....
Pemuda itu telah selesai menulis suratnya...
Dengan mata sembab ia menatap sang malaikat maut dan tersenyum...
Dia berdiri dengan bantuan tongkat dan berjalan keluar rumah, surat itu ia tinggalkan di meja tamu agar mudah terlihat oleh seseorang yang akan di hubungi nya saat siang nanti...
