AMNESIA - 1

16.1K 1.3K 243
                                    

Author POV

"Honey~" panggilan yang sangat lembut itu keluar dari bibir Lalisa Manoban, dokter anak dirumah sakit Hope Hospital.

Senyum di bibirnya mengembang, dia menutup pintu ruang rawat itu, langkah kakinya mendekat ke arah kasur, dia menarik kursi dan menempatkan kursi berwarna hitam itu di sebelah ranjang.

"Heyy.." sapanya, tanpa melepas jas dokternya, dia duduk di kursi hitam itu, menggenggam tangan yang tidak berdaya di atas ranjang rumah sakit itu.

"Tanganmu bengkak sekali, kalau kau bangun, kau pasti sudah merengek karena tanganmu sebengkak ini." Ucap gadis berusia dua puluh tujuh tahun itu, dia terkekeh kecil sambil mengusap-usap punggung tangan kekasihnya yang membengkak, Jennie Kim.

Wajar kenapa punggung tangan kanan gadis yang sudah tiga bulan belakangan ini terbaring lemah di ranjang rumah sakit itu membengkak, tiga bulan ini, banyak jarum yang sudah menusuk ke dalam kulitnya, seperti sekarang, infus menancap di tangan kirinya karena tangan kanannya sudah cukup membengkak.

Jennie, mengalami kecelakaan yang mengakibatkan dirinya koma selama tiga bulan belakangan ini, sejak hari pertama dia terlempar keluar dari mobilnya sendiri, dia belum membuka matanya sekali sampai sekarang.

Kecelakaan adalah kecelakaan, padahal saat itu dia tidak menyetir dengan kecepatan tinggi, hanya saja, dia memang tidak menggunakan sabuk pengaman saat kecelakaan itu terjadi, mobilnya di hantam dari arah samping di perempatan jalan.

Supir yang menabrak bahkan langsung meninggal ditempat, tidak ada yang bisa kedua pihak belah kekuarga lakukan, tidak ada yang menuntut meski Jennie adalah korban, terlebih supir itu juga sudah meninggal.

Beberapa kali keluarga dari supir itu memberi pengertian, mereka mengatakan akan membayar semuanya dan menjadikan kejadian ini sebagai hutang pada keluarga Kim, tapi apa daya, mereka juga bukan dari keluarga berada, meski sebagai orang tua, Appa dan Eomma Kim juga pastinya tidak terima, mereka dengan lapang dada tidak menuntut satu sen pun.

Keluarga supir pria itu bahkan kehilangan satu nyawa, sedangkan Jennie sampai detik ini masih memiliki kesempatan untuk hidup, jantungnya masih berdetak, nafasnya masih berhembus, hanya saja entah kapan kedua mata kucingnya itu akan terbuka lagi.

"Aku sangat lelah hari ini, tapi lelahku hilang ketika melihatmu." Ucap Lisa, dia mengecup punggung tangan Jennie dengan lembut.

Gadis jangkung itu kemudian memegang tangan mungil kekasihnya dengan kedua tangannya, meletakkan tangan tidak bertenaga itu di wajahnya, "i miss you so bad." Lirih Lisa, matanya terpejam, dia kemudian menunduk.

Tiga bulan lalu adalah titik paling rendah di hidupnya, bayangan bagaimana kekasihnya tiba dirumah sakit tempatnya bekerja dengan berlumuran darah, dia tidak akan pernah bisa melupakannya.

"Aku akan menunggumu disini selalu, aku tidak akan pernah lelah menunggumu bangun lagi, kau harus percaya itu okay?" Lisa kembali membuka matanya, dia sedikit berdiri, menatap wajah Jennie, ada selang oksigen yang terpasang disana.

"Bertahanlah honey, aku mohon, kau harus bertahan untukku, untuk Eomma, Appa, bahkan untuk Kuma sekalipun." Ucap Lisa lagi, dia mengulurkan tangannya untuk mengusap rambut Jennie.

"Setelah kau bangun, aku akan membawamu perawatan, berapapun itu aku tidak akan marah, kita akan pergi ke salon, ah, tubuhmu pasti pegal karena banyak berbaring tiga bulan ini, aku akan membawamu pergi untuk melakukan spa, okay?" Lisa terkekeh kecil, dia menundukkan kepalanya untuk mengecup kening kekasihnya.

"Hanya saja, aku mohon, jangan drop lagi, jantungku selalu berdebar setiap kau kembali masuk ke ruang ICU, kau tau aku sangat membenci ruangan itu kan? Rasanya aku sangat sakit setiap pasienku masuk keruangan itu dan aku tidak ingin kau masuk ke sama lagi, turuti permintaanku kali ini, aku akan membelikanmu apapun itu nanti jika kau sudah sadar." Lisa menghembuskan nafas panjang, tangannya tidak lepas menggenggam tangan Jennie.

AMNESIA - JENLISA [G×G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang