"Rik!! Sini!!"
Padahal suasana masih pagi-pagi seperti ini, Sunoo sudah dibuat menghabiskan energinya karena harus meneriaki adik kelasnya yang tampak sedang beradu mulut dengan kumpulan murid lain saat tengah berada di kantin sekolah.
Merasa yang dipanggil belum juga beranjak dari tempatnya, Sunoo kembali berteriak, "RIKI BURUAN KE SINI!!!!"
Riki mau tidak mau pergi meninggalkan kerumunan kantin tadi untuk beranjak menghampiri kakak kelasnya yang sudah sedari tadi memanggilnya tersebut.
Ia pun mengambil sisa uang serta sebuah roti lapis di atas meja kantin yang belum sempat dimakannya, kemudian Riki dengan segera berlari ke arah Sunoo.
"Apa sih kak?! Masih pagi-pagi juga udah teriak-teriak ga jelas... Malu tau, Riki jadi diliatin tadi!!" omel Riki begitu sampai di hadapan Sunoo lalu menarik bangku untuk ikut duduk tepat di sebelahnya.
Mendengar omelan dari Riki, membuat Sunoo malah menjadi lebih merasa kesal lagi, "Oh berarti kalau cari ribut sama murid lain malah ga malu ya? Heran ga ada kapoknya sama sekali!!"
Riki menghembuskan napasnya pasrah dan malas, ia seakan sudah tahu jika orang yang duduk di sebelahnya ini pasti akan menegurnya, "Bukan cari ribut kak... Emang situ yang salah duluan kok!! Riki ga ada ngajak ribut duluan, asli."
"Mau mereka atau kamu yang duluan cari ribut itu ga penting... Sama aja, sama-sama ribut," sanggah Sunoo yang juga ikut-ikutan menghela napasnya panjang.
"Sama gimana?! Ya ga bisa gitu dong kak!!"
"Emang kenapa sih? Tadi ada apaaa?" tanya Sunoo yang sudah benar-benar lelah dengan kelakuan Riki barusan.
"Itu loh, anak IPS tadi tiba-tiba nabrak Riki sampai bikin tumpah es teh punyaku juga... Eh tapi mereka malah nyelonong gitu aja tanpa mau minta maaf!! Ya jelas marah lah Riki, masih pagi-pagi udah basah aja seragam ini jadinya..." jelas Riki panjang lebar tanpa jeda sedikitpun yang membuktikan bahwa ia sudah merasa sangat-sangat kesal.
Mendengar pengakuan dari Riki barusan, Sunoo kemudian melirik ke arah seragam adik kelasnya tersebut.
Ternyata memang benar sesuai dengan keluhan Riki, bagian depan seragamnya basah terkena es teh tadi.
"Ya... Emang basah sih, tapi kan itu cuma dikit. Harusnya ga perlu sampai adu mulut gitu lah, Rik."
Bukannya tidak merasa iba dengan kesialan orang yang sedang cemberut tepat di depannya ini, Sunoo hanya merasa khawatir karena tidak ingin jika jumlah musuh Riki terus-menerus bertambah.
Pasalnya tidak sedikit dari murid-murid di sekolah ini yang membenci dan tidak senang akan kehadiran seorang Nishimura Riki.
"Bantuin cari tisu dong kak... Keburu lengket ini, nanti aja marah-marahnya yaaa..." keluh Riki seraya mengibaskan seragamnya dengan harapan agar lebih cepat mengering terkena angin.
"Iya-iyaaa nih, bisa sendiri kan?" sahut Sunoo sembari merogoh kantong saku celana kanannya untuk mengeluarkan satu bungkus tisu kering.
"Bisa lah!!"
Setelah itu, Sunoo hanya memandangi Riki yang tengah sibuk dan fokus mengelap sana-sini seragamnya.
"Makasih ya kak," ucap Riki seusai selesai mengelap seragamnya dan membuang tisu bekas tadi di tempat sampah yang ada di dekat bangku mereka duduk sekarang.
Karena Sunoo masih diam dan belum menyahut, Riki pun kembali bersuara.
"Mikirin apa sih kak? Wajahnya ga enak gitu..." tanya Riki sambil melambai-lambaikan tangannya tepat di depan Sunoo untuk mengecek apakah kakak kelasnya ini memperhatikan atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not a Crazy Fighter Anymore [Sunoo, Jungwon & Ni-ki]
FanfictionRiki adalah murid yang hobinya bertengkar saat di sekolah. Ia selalu mengajak duel murid-murid yang melakukan pembullyan di sekolahnya tanpa mempunyai rasa takut sedikitpun. Namun suatu hari ada insiden yang membuatnya sedikit berubah. Kira-kira ins...