09. MANIPULATIF

408 52 20
                                    

Hai


HAPPY READING

______

"Jadi siapa aja yang bakal ikut voli nanti?" tanya Aidan ketua kelas ipa2, kelas hana.

"Kayaknya kelas kita gak bakal ngirim voli putra deh, dan." ujar Bagas.

"Loh, kenapa?" tanya Zea dari tempat duduknya.

"Kebanyakan dari kita ikutnya club futsal sama basket, jadi susah kalau buat voli,"ujar Fahri diangguki oleh rifki

"Yaah, jadi kelas kita gak bakal ngirim voli putra dong?" saut Cika.

Sudah tiga hari semenjak pengumuman perlombaan. Setiap kelas diberi waktu dua minggu untuk mempersiapkan semuanya sebum perlombaan. Kini kelas Hana sedang bermusyawarah untuk menentukan siapa saja yang ikut mewakili kelasnya.

Oiya, tentang kava. Malam tadi hana menyuruhnya untuk menjelaskan kenapa dia pulang malam dan siapa laki-laki yang ia temui di cafe. Kata kava, laki-laki itu cuma temen sekelasnya.

Soal kerja kelompok kava bilang kerja kelompoknya setelah keluar dari cafe. Hana percaya dengan jawaban kava, tapi hana juga merasa ada yang aneh dengan laki-laki yang kava temui.

"Tapi gak papalah cuma itu doang. Yang lain ngirim kan?" tanya Aidan.

"Tim basket putri ngirim. Gue yang mimpin." ujar salah satu siswi bernama, Rahel. Rahel adalah salah satu anggota club basket putri.

"Anggota lo?" tanya Aiden. Rahel melirik kearah samping kanan ada dua siswi duduk bersampingan, kemudian arah kiri ada dua siswi yang satu berdiri dan satu duduk diatas meja. Aidan pun mengangguk.

"Voli putri?" tanya Aidan lagi.

"Sebenernya gua udah ada lima anggota tapi kurang satu lagi," ujar Cika.

"Lo aja ze, gimana?" tanya Fahri.

"Gak gak gak! gue takut bola. Enggak ah," jawab Zea menggeleng ribut.

"Yaelah itu cuma bola bukan dedemit, zea." celetuk Fikri.

"Em gimana ya?" gumam Zea lalu menyadari sesuatu dia berbalik kearah Hana yang sedang menelungkupkan wajahnya, sepertinya tidur.

"Hana aja gimana?" saran Zea menunjuk hana.

"Tanyain dulu anaknya, bisa nggak?" suruh Aidan dan zea pun kembali berbalik menghadap hana.

"Han, hana~ hana!" panggil Zea tapi hana sama sekali tidak berkutik.

"Pingsan tuh anak?" tanya fikri.

"Airphone. Dia pakek airphone," ujar Rahel

Zea langsung menyingkap rambut hana dan benar saja ada airphone yang bersarang ditelinga hana, pantes aja nyenyak banget tidurnya. Zea langsung melepas airphone dari telinga hana membuat si empu terusik dan perlahan membuka mata.

"Apa sih?" jawab Hana sedikit kesal dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

"Lo ikut voli putri ya? Kurang satu orang nih," ucap Cika. Hana mengerjapkan matanya memproses apa yang dikatakan cika sebelum menjawab.

"Hah? Emm... okeh," jawab Hana kembali merebut airphonenya dari tangan zea allu kembali memakainya dan melanjutkan tidurnya. Membuat mereka semua mengernyit.

"Dia bisa?" tanya Fikri.

"Emm..maybe" kata Zea mengedikkan bahunya melirik hana.

•••⚽•••

RAVANKGAS || [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang