04_

85 20 4
                                    


Semesta aku hanya ingin meminta agar keadaan seperti ini tidak akan pernah berubah, itu saja.. tidak lebih.

..
10 komentar dan 10 vote baru tak lanjut:)

_____

Seperti biasa, pagi ini sepasang sahabat itu pergi sekolah bersama. Keadaan mereka akur kok, cuma ya itu... Harka selalu menempel pada Ranka sejak kejadian semalam.

Itulah mengapa Ranka di buat naik darah pagi-pagi dengan tingkah sahabatnya itu. Ada ada saja gitu tingkahnya, bikin sakit kepala.

Ranka bukannya tidak suka, jujur saja dia suka kalau Harka sudah bermanja padanya tapi lama-lama kalau di tempeli kemanapun dia pergi kan jengah juga, belum lagi kalau di tinggal sedikit pasti langsung di cari. Ranka berasa jadi buronan serius.

Lihat saja kelakuan Harka nanti di sekolah, sudah di pastikan akan lebih parah.

.
.
.

Tiba di sekolah keadaan sudah ramai oleh para siswa/i padahal masih pagi, tidak seperti biasanya. Mungkin siswa/i Neo terkena angin rajin pagi ini.

Balik ke pemeran utama kita Ranka dan juga Harka yang kini terlihat berdebat sengit di parkiran, pagi-pagi udah tarik urat saja.

" Pergi ke kelas kamu dulu ka! Nanti istirahat masih bisa ketemu lagi" Ranka menatap tajam cowok itu, tidak habis pikir dengan jalan pikiran Harka.

Alasan mereka berdebat adalah Harka yang tidak ingin berpisah dengannya dan berniat ikut masuk ke kelas Ran tanpa masuk ke kelasnya terlebih dahulu. Lihat bagaimana Ran tidak emosi?

" Ga mauu.. mau sama kamu:("

Astaga kuatkan Ran dengan manusia tampan di depannya ini. Harka selalu tau cara membuat dirinya luluh, wajah memelas dan rengekan manjanya.

" Terserah lah" ya jalan satu-satunya pasrah, kalau ga gini mereka berdua akan berdebat tidak akan ada habisnya.

_____

Sebenarnya murid 12 IPA 3 sudah biasa dengan pemandangan ini, ya tapi tetap saja mereka tetap terkejut dengan kedekatan Harka dan juga Ranka apalagi kan mereka yang statusnya hanya sahabat dekat bukan pacaran atau lebih.

" Yaelah bang mbucin mulu dah, masih pagi juga" Celetuk salah satu penghuni IPA 3 yang bernama Hanan, membuat dua anak manusia yang berada di sudut kelas menatapnya tajam terutama Harka yang merasa terusik.

" Diem deh, komen mulu dasar netijen" balasnya tajam, kemudian kembali fokus pada Ranka.

" Dih galak amat, pms lu?" Hanan malah memanaskan suasana. Agak goblok minta di bacok.

" Nyinyir mulu, lu cewek apa bencong?!"

" Udahh!"

Ranka menarik Harka agar kembali duduk ketika cowok itu udah mau nyamperin Hanan.

" Hanan yang mancing loh:(" Ranka mengangguk sambil mengelus kepala Harka biar emosinya mereda.

Sang pelaku hampir saja mengeluarkan nyinyiran kembali setelah melihat tingkah Harka kalau saja tidak di beri tatapan peringatan dini Ran.

" Ayang, bolos yuk"

Ranka menatap sang sahabat ngeri, panggilan itu sungguh menggelikan di pendengarannya.

" Ayang ayang matamu, nemu panggil dari mana kamu" Harka nyengir lebar sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

" Lagi trend panggilan Ayang kok, kamu ga tau?" Ran menggeleng kecil tanda dia memang tidak tau trend semacam itu. Tidak penting juga.

Drtt

Fokus keduanya beralih menatap ponsel Ranka yang tiba-tiba bergetar di atas meja.

Sebuah pesan masuk dari nomor tidak di kenal.

+62834********

Hallo Ranka
Ini Matriks dari IPA 1
Sv ya
07:42 Read

Harka meraih ponsel Ran dan menatap isi pesan dari seseorang bernama Matriks itu dalam, dia kenal nama ini dan dia tau siapa orangnya. Matriks Galaksius, cowok ganteng dari IPA 1 yang di kenal suka gonta-ganti gebetan ataupun pacar, dan Harka sadar kalo cowok itu sekarang sedang berusaha mendekati Ranka, tidak akan Harka biarkan.

Tanpa pikir dua kali cowok rupawan berkulit tan itu memblokir nomor milik Matriks. Bodo amat.

" Kok di blok sih ka?" Ran manyun, dia bingung sekaligus sebal sama tingkah sahabatnya yang sulit di tebak ini.

" Biarin aja, aku tau nih si buaya mau deketin kamu. Enak aja, kamu tuh punyaku!"

Ran yang mengerti maksud dari si buaya itu terkekeh kecil. Huh dasar cemburuan banget Harka.

" Santai dong pak, yang mau ngerebut aku juga siapa? "

" Banyak sayangg! Kamunya aja yang ga peka"

Harka menarik Ran dalam rengkuhannya, sesekali di kecup pipi bulat itu lalu menyedotnya dengan gemas. Ranka yang di perlakukan seperti itu sontak memekik kesal, tidak suka! Pipinya nanti akan memerah dan di penuhi liur Harka ew:(

" IHH! AKAA JANGAN DI GITUIN PIPIKU! AAHHH JOROK!"

Harka tertawa lepas sebab berhasil membuat Ran kesal. Di tatapnya sang sahabat yang kini sedang mengelus pipinya menggunakan tissue basah membersihkan sisa liurnya, bisa Harka lihat pipi bulat Ran juga memerah seperti di gigit nyamuk.

Cup

" Maaf ya, habis pipimu gemes banget. Bulat gitu"

" Ya tapi jangan di gituin! Sakitt:(" Harka total gemas ketika Ranka merengek manja padanya.

" Oke ini terakhir, maaf yaa sayang.."

Harka menggesek hidung bangirnya di pipi bulat Ran, sesekali kembali dia kecup pipi yang memerah akibat perbuatannya itu.

Keduanya larut dalam dunianya sendiri, hingga melupakan murid IPA 3 yang menatap tingkah mereka dengan dengki dan rasa iri..

_____

Wkwk bagaimana??
.
Untuk Harka dan Ranka tolong kalo uwuwu tau tempat yaa saya juga iri:(
.
Jangan lupa tinjek ya ayang😔😔🙏

.
Dadahh love!


⌈ ❝ Friendzone ❞⌋ ⩩HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang