Chapter Seven - Baru

128 13 2
                                    

-Calantha's Pov-

Kini sudah lewat satu bulan, dan aku tidak mengerti mengapa justru aku benar - benar melupakan Raph dan terus memikirkan Zayn. Dasar menyebalkan, ia terus tidak bisa putus komunikasi denganku.

Aku merebahkan tubuhku seraya memejamkan mataku untuk sejenak.

Tapi perlu kuakui bahwa sejak Zayn berpacaran dengan Katherine, komunikasi kami tidak sesering dulu.

Dan jika saja mereka sedang ada masalah, Zayn selalu bertanya padaku dan mengirimi pesan secara tidak henti - henti. Begitu juga dengan Katherine, tak jarang ia menanyakanku tentang Zayn. Sungguh aku benar - benar tidak mendaftar menjadi seorang ahli cinta.

Hari ini hari Minggu jadi kami libur sekolah. Aku tidak mengerti mengapa aku sangat bosan hari ini. Apa mungkin karna Zayn yang memang sedang tidak mengirimiku pesan, atau bagaimana.

Ah, bagaimana bisa aku menyukai orang sepertinya? Ia bahkan tidak setampan dan badannya juga tak sebagus Channing Tatum. Walau bentuk tubuh Zayn memang patut dibilang sangat bagus bagi seorang anak SMA kelas satu.

Ponselku bergetar bertanda ada pesan masuk.

Ah, barusaja aku memikirkannya, Zayn sudah mengirimiku pesan. Baguslah.

Tunggu, baguslah?

Aku membaca pesan Zayn yang lagi - lagi diawali dengan basa - basi, memanggil nama panggilanku.

'Langsung saja pada point-nya, oke Zayn?' Jawabku sedikit terdengar judes.

'Baiklah begini, apa kau mengenal Christie?' Duh, di dunia bahkan di sekolah kami juga banyak yang bernama Christie.

'Christie siapa Zayn?' Tanyaku lagi dengan heran.

'Christie? Kelasnya berada di samping kelas kita.'

'Aku tidak pernah mendengarnya. Memangnya ada apa?'

Zayn tidak menjawab selama beberapa menit, dan aku makin penasaran dengan orang ini.

'Tapi tolong bisa kau jaga ini sebagai rahasia, Cal? Aku benar butuh bantuanmu.' Aku menghela napas lagi - lagi ia yang membutuhkan bantuanku. Aku ingin sekali - kali aku yang membutuhkannya dalam hal percintaan seperti ini. Aku mengiyakan permintaannya, karna aku sendiri sedikit penasaran apa yang hendak ia ceritakan.

'Jadi aku memang sudah sering melihatnya di sekolah, dan aku mengenalnya dari teman se-SMP ku dulu. Sejak semalam ia mengirimiku pesan. Karna waktu itu kau pernah bilang bahwa sikapku terlalu dingin, aku mencoba menjadi ramah. Tapi, mungkin karna keramahanku itu, baru saja ia mengatakan perasaannya padaku.'

Jujur aku membelalakan mataku selesai membaca pesannya yang panjang itu.

Sial. Jadi aku sudah kedahuluan dua orang?

'Kau serius? Teruskan, jangan potong - potong ceritamu, duh.'

'Sabarlah sedikit, ia memintaku untuk menjadi kekasihnya. Tapi aku belum membalas pesannya itu. Jujur aku tidak tau apa yang harus kukatakan.'

'Memangnya kau menyukai si Christie itu?'

'Ya tentu tidak! Aku ini masih berpacaran dengan Katherine, Cal. Yang membuatku heran, memangnya ia tidak tau bahwa sekarang aku sudah menjalin hubungan dengan seseorang?' Aku juga berpikiran sama dengan Zayn.

Lagipula, terdengar aneh mengetahui bahwa perempuan yang menyatakan perasaannya duluan. Ya mungkin itu sedikit wajar, tapi yang lebih aneh lagi, ia sudah bertanya apa laki - laki itu mau menjadi pacarnya atau tidak. Maksudku, bukankah itu biasanya dilakukan oleh laki - laki? Atau ini hanya perasaanku saja yang terlalu memikirkan harga diri sebagai perempuan?

"Close Friend" (Zayn Malik Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang