-Calantha's Pov-
"Jadi, kita akan menulis apa?" Tanyaku pada teman - teman sekelompokku.
Payah, aku perempuan sendiri, dan teman - teman sekelompokku terlihat tidak tau apa yang harus mereka lakukan.
Untung saja aku sekelompok dengan Brad, teman se-SMP ku dulu yang lumayan dekat denganku.
Sudah kurang lebih seminggu aku bersekolah di SMA ini, dan menurutku tidak ada yang menarik dari minggu ini.
"Ya, tulis saja jawaban yang menurutmu tepat, Calantha." Jawab Brad enteng.
"Lalu kalian tidak melakukan apa - apa? Tidak, Brad. Aku yang menulis di karton, dan kalian mencari jawaban yang tepat." Bantahku.
"Mana bisa seperti itu! Kau hanya menulis dan kami berpikir?" Bantahnya kembali.
"Ugh, sudahlah begini saja. Kalian akan mencari jawabannya, begitu pula dengan diriku. Jadi aku akan menulis dan berpikir, kau puas?" Ujarku mengalah.
Aku sedang tidak di mood yang baik untuk bertengkar dengan siapa pun.
"Hey, Calantha." Bisik Carol yang kelompoknya bersebelahan dengan kelompokku.
"Ada apa?" Jawabku seraya mendekatkan kepala ku ke arahnya.
"Ada yang Diana rebut darimu." Aku menoleh ke arah Diana yang berada di pojok paling depan.
"Diana? Ia mengambil apa?"
"Bocah ketimuranmu." Kini Carol mulai tegelak, dan aku menatapnya dengan risih.
"Apa maksudmu Carol, ia hanya sekelompok dengan Zain. Dan Zain bukan bocah ketimuranku. Ayolah, itu konyol!" Jawabku masih menatapnya risih.
"Memangkan?" Jawab Carol enteng.
"Darimana kau mendapat nama panggilan konyol itu?"
"Kan kau yang bilang bahwa ia memang memiliki wajah ketimuran?" Godanya.
"Bukan itu yang kupermasalahkan. Kau bilang 'bocah ketimuranMU' maksudku, ia bahkan tak mengenalku. Bagaimana bisa ia menjadi milikku, bodoh?"
"Oh, ayolah. Tapi, kau mau kan?" Godanya lagi.
"Ya Tuhan, Carol! Aku tidak pernah bilang bahwa aku menyukainya!" Bantahku.
"Baiklah - baiklah, terserah padamu, Cal."
Jk, bagaimana bisa ia mengiraku menyukai Zain.
Ia sangat dingin, dan kuyakin ia bahkan tidak bisa bercanda.
"Hey, kau sudah mendapatkan jawabannya belum?" Tanya salah satu teman sekelompokku yang kuyakin bernama Sam itu.
"Ya, ya. Tunggu sebentar." Jawabku malas.
***
"Calantha, kau sudah memeriksa apa yang akan kau bawa besok?" Tanya ibuku yang masih sibuk dengan cucian piringnya.
"Belum." Jawabku singkat.
"Periksa dulu sana. Aku tidak mau mengantar barangmu yang tertinggal besok." Ujarnya. Aku memutar bolaku dan beranjak dari sofa, menuju kamarku.
Aku mengecek beberapa buku ku yang ada di tas.
Tunggu, apa - apaan ini?
Ada sebuah kertas, berisi soal - soal matematika.
Shit.
Aku lupa meminjam punya Carol tadi.
Aku tidak sempat mencatat semua. Awalnya aku ingin meminjam punya Carol tapi aku lupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Close Friend" (Zayn Malik Fanfiction)
FanfictionCalantha Kenna. Apa yang bisa kau harapkan dari seorang gadis biasa yang tidak terlalu cantik, tidak terlalu feminim, dan tidak terlalu pintar? Ia juga sedikit nakal. Maksudku tidak sampai minum minuman keras atau menghisap ganja atau bahkan narkoba...