Terpaut (End)

Awalan.

"lah, jadi juga kamu sama Jungeun?" Aku menatap sahabatku dengan senyuman bangga.

"oh tentu! Kenapa terkejut begitu?" Jawabku dengan pandangan bingung.

"seinget ku sih ya, ada seseorang yang dengan percaya dirinya mengatakan jika ia tidak akan mengencani siapapun yang dibawah umurnya." Gigi kelincinya terpampang rapih, karena gadis itu tersenyum jahil kearah ku.

"tapi sepertinya aku yang salah ingat atau dia yang memakan air liurnya sendiri ya?" Dia mengakhiri kalimatnya dengan membuat intonasi ledekan.

Sangat menyebalkan.

"baik-baik! Itu benar jika gadis itu memakan omongannya sendiri." Ujarku sambil menundukan kepalaku, seketika cerita lama itu terbuka kembali didalam otak ku.

Penyesalan yang tidak akan pernah terlupakan dalam pertama kalinya aku hidup didunia ini.

"aku hanya ingin berbaikan dengan kebodohan ku yang dulu, kamu tidak akan mengerti walaupun aku sudah menceritakannya hingga mulutku berbusa."

Dia menatapku terkejut saat air mata diujung pipiku mengalir.

"Hey! Hey! Apa-apaan kamu ini? Aku juga menemani cerita mu itu sampai bagian sekarang ya, kenapa jadi kembali bersedih seperti ini sih? Dasar."

Ya walaupun ucapan dan tindakan yang ia lakukan sangat berbanding. Jemarinya dengan cepat menghapus air mataku, tetapi mulut kecilnya itu terus menerus berceloteh kasar.

Aku pun tersenyum tipis. Dia tidak pernah berubah dari 10 tahun yang lalu saat kami bertemu.

Sedikit kasar ucapannya, tetapi perilakunya sangat manis dan perhatian.

"berhenti memikirkan nya bodoh, kamu sudah memiliki brondong mu yang baru."

"sungguh. Aku sangat lelah mengatakan mu bodoh, tetapi mau bagaimana lagi? Beruntung kamu mempunyai rupa yang cantik, jika saja tidak." Ucapnya sambil menyentil jidatku pelan.

Aku meringis perlahan. "jika saja apa maksud mu?" Aku pun mentapnya dengan sinis.

"jika saja tidak, ya mana mau aku berteman dengan kamu." lanjutnya dengan enteng.

Dia benar-benar tidak pernah berpikir saat berucap ya?

/\/\/\/

Jung Jinsoul — Jeong Jinsol