"pagi." Sapa Hyunjin yang baru saja tiba di meja makan kediaman keluarga Jeon.
"good morning baby." Jawab mama Jeon sambil membereskan piring-piring yang berserakan di meja makan.
"pagi nak." Papa Jeon tersenyum manis menghadap Hyunjin.
"pagi dek." Jinsoul tersenyum tipis menatap Hyunjin, tubuhnya sudah lebih enak, berbeda dengan kemarin malam.
Mendengar itu semua Hyunjin ikut tersenyum tetapi dirinya belum puas saat sahabat masa kecilnya itu tidak membalas sapaan nya sama sekali, menoleh saja tidak.
Hyunjin pun mulai mendekati kursi yang di duduki Heejin. "good morning heekkie?" ujar gadis itu sambil menatap Heejin dari samping dengan dekat.
Heejin tidak merespon.
"kita sudah nunggu kamu sarapan bersama tadi tapi sepertinya kamu kelelahan makanya Heejin tidak jadi membangunkan mu, sekarang dimakan dulu ya sarapan nya." Jelas mama Jeon.
"khusus untuk kamu ada roti isi. Dimakan oke?" Lanjut wanita berumur itu, walaupun begitu hanya usia saja yang bertambah tetapi tidak dengan raut wajahnya.
Mama Jeon tidak kalah cantik dengan Heejin atau pun Jinsoul walau usianya sudah dikepala-4, jelas itu salah satunya kenapa papa Jeon menikahi wanita cantik itu. Cantik luar dalam.
"Iya ma." Jawab Hyunjin menunjukkan ibu jarinya. Tetapi setelah itu ia kembali menatap anak tunggal Jeon itu.
"selamat pagi?" Ucap Hyunjin kembali berharap dijawab dengan sahabatnya itu.
Tetapi entah kenapa Heejin malah berdiri lalu membawa piringnya dan mulai mencuci alat makan itu. Sebelum meninggalkan Hyunjin yang kebingungan, begitu juga dengan papa Jeon, mama Jeon dan Jinsoul yang melihat itu.
"Heejin, itu loh Hyunjin sapa kamu. Gak boleh gitu hayo." tegur papa Jeon yang membuat Hyunjin tersenyum kemenangan.
Heejin pun membuang napasnya kasar. "pagi." Akhirnya Heejin menjawab dengan malas.
Setelah menyelesaikan mencuci alat makan yang ia gunakan tadi, gadis Jeon itu dengan tidak bertenaga melangkah pergi meninggalkan semua orang yang berada di meja makan keluarga Jeon.
"kenapa anak itu?" Tanya mama Jeon heran. Sedangkan papa Jeon hanya menggelengkan kepalanya tidak mengerti, bahkan Hyunjin belum jadi-jadi memakan makanan kesukaannya karena melihat tingkah aneh dari Heejin.
Hyunjin lupa jika ia melakukan kesalah kepada Heejin atau tidak.
"biar aku." Akhirnya Jinsoul membuka suara, ia mencoba membantu mama Jeon yang ingin memulai mencuci alat makannya.
"sudah lah tidak apa, kamu kan sedang tidak enak badan." Tolak wanita tua itu lembut.
Mendengar itu Hyunjin pun dengan cepat memakan roti isi yang berada ditangannya itu dengan hitungan detik. Benar-benar lenyap begitu saja, bahkan papa Jeon yang sedang membaca koran terheran-heran dengan tingkah Hyunjin.
"pelan-pelan nak Hyunjin." Peringat kepala keluarga Jeon.
"iya pa." Jawab Hyunjin dengan mulut yang penuh dengan roti isi tuna itu.
"gak apa ma."
Mendengar suara Jinsoul kembali, Hyunjin pun dengan sigap mengambil posisi lalu menggantikan mama Jeon yang masih memegang piring-piring yang mereka habis gunakan.
"eh, sudah tidak apa. Makanan mu habiskan terlebih dahulu." Tolak mama Jeon lagi.
"iya, biar aku saja dek." Tambah Jinsoul dengan wajah nya yang masih pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaut (End)
Fanfiction"cinta itu bukan soal umur." Andai saja dulu aku memahami itu. /A few chapters about this book/ _________ !warn! -gxg -harshword -nonbaku -angst(?)