"hati-hati sama Hyunjin nanti malam." peringat Jinsoul tiba-tiba. "suka ganas dia." lanjut gadis itu membuat beberapa gadis lainnya menatap dia ngeri.
"WAH GILA DI EKSPOS LOH SAMA JINSOUL LANGSUNG." pekik Sooyoung heboh.
Sedangkan yang namanya disebut-sebut dari tadi hanya menggeleng-geleng pasrah, ganas apanya? di dekati saja susah mampus.
"dulu udah sampe mana aja emang?" tanya Jungeun santai.
Jinsoul dan Hyunjin pun terdiam canggung.
"udah kali." lerai Jiwoo.
ke-enam gadis ini sedang berada di lobby hotel sedang menunggu kunci kamar masing-masing. Sejak mereka meninggalkan Hyunjin dan Jinsoul berdua tadi, sekarang mereka benar-benar sudah berbaikan dan sudah tidak ada itu rasa canggung seperti dulu lagi.
Rasanya ini lah yang ditunggu-tunggu oleh Sooyoung dari dulu, bersyukur banget akhirnya dia tidak akan mendengar keluh kesah sahabat-sahabat nya ini soal percintaan lama mereka.
"kalian sekamar ya, aku mau sekamar sama kak Jinsoul." ujar Jiwoo ditengah-tengah percakapan mereka.
Jungeun dan Sooyoung saling tatap tidak terima. "apaan???! gak mauu." jawab Sooyoung cepat.
"dih? emang lo pikir gue juga mau sekamar sama orang yang kayak lo?" jawab Jungeun tak mau kalah.
"gak! gak! gak!" ucap Sooyoung seperti anak kecil.
"sadar umur bro." tegur Hyunjin, membuat yang lain tertawa puas.
Ya bagaimana tidak? Hyunjin tuh jarang berbicara tetapi sekalinya berbicara akan membuat semuanya tidak habis pikir.
"tau tuh, lagian kan kalau masih pacaran gak boleh sekamar berduaan atau nanti ada setan lewat bahaya." tambah Heejin dengan intonasi menyombongkan diri.
Jungeun dan Sooyoung dengan kompak menatap kedua pasangan baru itu dengan sinis.
"permisi untuk tuan Kim. Ini beberapa kunci kamar hotel yang sudah di pesan, maaf atas keterlambatan dari pihak kami." semua tatapan itu beralih kesalah satu laki-laki dengan pakaian pegawai.
Hyunjin pun mengambil semua kunci itu lalu menatap pegawai hotel itu dengan lembut. "tidak masalah, terima kasih banyak."
Setelah pegawai itu meninggalkan mereka, Hyunjin langsung membagikan kunci-kunci itu ke Jiwoo dan Jinsoul. Melihat itu tentu membuat kedua gadis lainnya protes.
"eh! mohon maaf nih tuan Kim. Tapi sepertinya dominan nya lebih ke kita tapi kenapa?" ucap Sooyoung tidak terima.
"ya kalian emang dominan, dominan gilanya." sehabis mengatakan itu Hyunjin pun menarik lengan Heejin lalu pamit ke Jiwoo dan Jinsoul untuk naik keatas terlebuh dulu.
Sekarang tersisa ke-empat gadis lainnya yang sedang menatap satu sama lain.
"gak adil kan ya?" ujar Sooyoung. "gak adil banget ya kan." lanjut gadis itu jengkel.
"udah lah lo berisik." Jungeun pun dengan mau tidak mau akhirnya mengalah lalu mengambil kunci kamar yang dipegang Jinsoul lalu menarik Sooyoung ke arah lift lebih dahulu.
Sooyoung menghempaskan pegangan Jungeun. "ish! lo gimana sih? dominan masa kalah sama mereka?" ucap gadis itu tidak terima.
" berisik. Dominan itu bukan kalah, tapi mengalah bego." jawab Jungeun emosi lalu menarik Sooyoung ke dalam lift.
/ Terpaut /
"capek?" tanya Hyunjin sambil membantu Heejin membuka bajunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaut (End)
Fanfiction"cinta itu bukan soal umur." Andai saja dulu aku memahami itu. /A few chapters about this book/ _________ !warn! -gxg -harshword -nonbaku -angst(?)