"selamat ye." Hyunjin dari tadi bahunya di dorong-dorong terus oleh kedua sahabatnya ini.
kalau kata Ryujin dan Sooyoung itu "ditunggu malem pertamanya." maka dari itu Hyunjin di ledekin terus sejak tadi.
"nyusul makanya jangan rese." akhirnya Hyunjin pun bersuara setelah dari tadi di ejek oleh kawan-kawannya.
"ye nantangin." jawab Ryujin dengan inotansi yang menyebalkan jika didengar sambil menatap kekasih barunya.
Saat ini kedua pasangan baru dan para sahabatnya sedang berada dibawah panggung, benar Hyunjin dan Heejin menghampiri sahabat-sahabathnya itu yang sedang menikmati makanan mereka.
"selamat ya sekali lagi." ujar Jiwoo menyelamati Hyunjin dan Heejin dilanjut dengan Vivi, Lia, Eunbi, Chaewon dan terakhir ada Jinsoul.
Jinsoul melangkah mendekati kedua adiknya itu yang sedang bergandengan bahagia. "selamat." ucapnya sambil tersenyum dengan tulus. Dia harus kuat.
Kedua mempelai itu ikut tersenyum mendengar ucapan tulus Jinsoul. "terima kasih kak." jawab Heejin sambil mencoba memeluk tubuh jangkung Jinsoul.
"terima kasih banyak untuk semuanya." tambah Heejin dengan memeluk tubuh kakak sepupunya itu dengan erat.
Jinsoul pun membalas pelukan Heejin, perlahan kedua tangannya mengelus bahu milik sang adik dan air mata bahagia itu pun terjun bebas. Sudah tidak perlu lagi menangis sedih untuk cinta pertamanya, hari ini Jinsoul berjanji untuk menangis bahagia, bahagia karena adik sepupu yang selalu mengekor dengan dia sejak masih kecil akhirnya telah beranjak dewasa, bahkan menikah mendahului dia dengan orang yang tepat. Bangga, satu-satunya kata yang berada dibenak Jinsoul saat ini.
Sudah lebih dari 3 menit kedua saudara itu saling berpelukan dan akhirnya Jinsoul melepaskan pelukan hangat itu. Teman-temannya terkejut saat melihat keduanya menangis.
"hey?? kok nangis?" tanya Jungeun mendekati Jinsoul yang sekarang sedang menghapus air mata disisinya menggunakan tisu kering.
Hyunjin pun menatap Heejin bingung. Walaupun gadis itu tidak mengucapkan sepatah kata pun tetapi orang lain bisa melihat jika pandangan itu adalah pandangan khawatir. Karena sejujurnya hanya Heejin dan Jinsoul lah yang bisa mendengar suara mereka masing-masing tadi, suara musik dan keramaian tamu membuat yang lain tidak bisa mendengar percakapan kedau saudara itu.
"are you good?" tanya Hyunjin sambil merangkul bahu Heejin yang masih repot menghilangkan air mata disisi pipinya.
Heejin hanya mengangguk sebagai jawaban, Hyunjin pun terkekeh melihat itu gadisnya memang menggemaskan dari dulu tidak pernah berubah.
Hyunjin paham benar isi hati Heejin, menanti lebih lama dari dirinya sampai sekarang. Ternyata 6 tahun bukan apa-apa dibanding 10 tahun ya? Heejin yang tidak pernah mengungkapkan cintanya ditambah Hyunjin yang tidak pernah melihat kebelakang dan terlalu fokus ke Jinsoul. Hebat bukan Jeon Heejin ini? eh maksudnya Kim Heejin? hehe
Beruntung akhir dari cerita mereka sesuai dengan keinginan dari Heejin.
"yaudah lah gue sama Jiwoo mau lanjut hunting makanan." ujar Sooyoung tiba-tiba.
Kode itu dengan mudah ditangkap engan sahabat-sahabatnya. "bener bet, udah ye selamat pokoknya buat kalian." tambah Ryujin lalu menggenggam jari-jari Lia dan membawa kabur kekasihnya itu menjauh.
satu-persatu temannya sudah mulai meninggalkan dan tersisa lah Hyunjin, Jinsoul, Heejin, dan Jungeun.
Gadis dengan rambut merah muda itu pun mendekati Heejin perlahan. "Jin anterin gue ke ambil makanan yuk." ajak Jungeun santai lalu dengan tanpa rasa ragu tangannya menggenggam tangan Heejin lalu gadis Kim itu tersenyum kearah Hyunjin meminta izin dengan tatapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaut (End)
Fanfiction"cinta itu bukan soal umur." Andai saja dulu aku memahami itu. /A few chapters about this book/ _________ !warn! -gxg -harshword -nonbaku -angst(?)