"kakak udah coba kerumah sakit?" tanya Heejin menatap Jinsoul.
Jinsoul menggeleng pelan. "tidak perlu Heejin, hanya kelelahan saja." jawab gadis itu sambil tersenyum tipis.
"kamu kan paham sendiri sama tingkah kakak sepupu kamu ini, keras kepala." ujar Jungeun bercanda.
"iya bener banget cuy! Ini anak emang susah dikasih taunya, heran." tambah Sooyoung semangat.
Jiwoo dengan cepat mencubit perut rata milik Sooyoung agar kekasihnya itu tidak banyak bertingkah.
"duh! Iya sayang iya." Sooyoung terus menerus mengusap perut ratanya setelah Jiwoo melepaskan cubitan kepitingnya.
Yang lain hanya terkekeh tidak habis pikir dengan kedua pasangan ini, ribut terus tapi saat berjauhan kangen terus.
Sebenarnya Jiwoo tidak sependiam itu, dia adalah satu-satunya orang ceria di dalam ruangan Jungeun hanya saja kehadiran Hyunjin dan Heejin membiatnya sedikit canggung.
Sedangkan Hyunjin setelah kurang lebih 30 menit berada dikamar Jungeun, gadis Kim itu hanya diam menyimak percakapan kakak-kakaknya itu.
"yaudah lah kalo begitu mah, istirahat yang cukup kak jangan lupa minum obat yang teratur, makan yang banyak pokoknya. Kalo mau jajan nanti telfon aku aja ya kak? Langsung meluncur pasti." ujar Heejin sambil merapihkan barangnya.
"loh mau kemana? Buru-buru bener baru juga dateng." ucap Sooyoung dengan mengkerutkan dahinya.
"tau ya, Hyunjin aja gak ada keluarin suara apa-apa dari tadi." tambah Jungeun yang diangguki Sooyoung.
Heejin tidak menjawab ia hanya menatap kekasihnya itu, meminta tolong untuk menjelaskan.
Hyunjin yang mendapat tatapan itu dengan cepat menangkap sinyal yang diberi Heejin.
Sebelum menjelaskan gadis Kim itu menarik napasnya panjang. "well sebenarnya saya dan Heejin sudah tunangan dan akan menikah diakhir bulan, saat mendengar kak Jinsoul sakit dengan cepat kami berangkat kesini untuk menjenguk kakak sekalian memberi kabar bahagia ini."
"dan rencananya setelah pulang dari menjenguk kak Jinsoul saya dan Heejin akan langsung melanjutkan untuk mencari pakaian yang akan digunakan untuk pernikahan nanti." jelas Hyunjin sejelasnya.
Heejin yang mendengar itu hanya tersenyum simpul, lalu gadis itu mengeluarkan beberapa kertas tebal lalu dibagikan ke kakak-kakaknya.
"jangan lupa datang ya kalian, maaf juga waktu tunangan gak diajak karena ya emang keluarga kecil kita aja yang merayakan." ujar Heejin juga menjelaskan.
Sooyoung menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya, Jiwoo membuka kedua matanya dengan sangat lebar, Jungeun hampir saja tersedak semangka yang berada di dalam mulutnya.
Sedangkan Jinsoul yang mendengar penjelasan itu hanya tersenyum, senyuman itu tidak ada yang bisa mengartikan yang jelas Jinsoul sendiri sudah tau soal pertunangan itu walaupun ia tidak akan pernikahan mereka akan dilakukan bulan-bulan ini.
"kalian yang bener aja!!" Sooyoung berdiri lalu memeluk adik-adiknya itu satu persatu.
"SELAMAT!!" Jiwoo dengan cepat itu menghamburkan tubuhnya kearah Heejin dan Hyunjin.
Sedangkan disisi lain Jungeun hanya tersenyum simpul lalu menatap kekasihnya itu dengan tatapan sedikit iba? Tangannya dengan cepat mengelus jari-jari lentik milik Jinsoul.
Jinsoul yang diperilakukan seperti itu hanya tersenyum menatap kekasihnya menandakan jika ia tidak apa-apa.
Setelah ke-empat gadis itu saling peluk akhirnya tiba dimana Jungeun mengantarkan mereka ke parkiran rumahnya untuk mengantarkan pasangan muda didepan nya.
"selamat ya." ujar Jungeun sambil tersenyum disamping pintu rumahnya.
Heejin dan Hyunjin membalikan tubuhnya menatap kekasih Jinsoul.
"terima kasih kak." jawab keduanya secara bersamaan.
Jungeun mengangguk. "tapi bisa bicara dengan Hyunjin sebentar?" tanya Jungeun hati-hati.
Hyunjin menatap Heejin meminta jawaban sedangkan kekasihnya itu hanya mengangguk dan senyumannya tidak luntur sejak tadi.
Gadis bermata coklat muda itu membuajg napasnya perlahan sebelum akhirnya berjalan mendekati Jungeun kembali.
Sedangkan Heejin hanya menunggu Hyunjin dari samping pintu mobil milik Hyunjin.
"lo, udah besar ya? Dari pikiran dan fisik." ujar Jungeun pelan.
"pilihan lo untuk mengambil langkah bersama Heejin itu pilihan yang benar, gue yakin Heejin pasti gak kalah bahagia dari lo." Hyunjin hanya diam mendengar semua yang dikeluarkan oleh Jungeun.
"Jinsoul juga udah bahagia, terima kasih ya udah melepaskan dia? Dan gue harap lo ikhlas, karena udah ada gue sebagai penggantinya. Lo gak usah khawatir karena Jinsoul bakalan lebih bahagia sama gue dari pada sama lo sebelumnya."
"tugas lo udah selesai, giliran gue yang membahagiakan Jinsoul." setelah itu Jungeun terdiam menatap Hyunjin.
"sekali lagi, selamat ya." jari-jari lentik milik Jungeun pun mendarat dibagian bahu Hyunjin, mengusap perlahan sang empu.
Hyunjin hanya menatap Jungeun lalu tersenyum sebagai jawaban.
"jika kak Jinsoul sudah melupakan saya begitu pun saya juga bukan?" akhirnya Hyunjin mengeluarkan suaranya.
"terima kasih juga ya sudah membuat kak Jinsoul jauh lebih bahagia dari sebelumnya? Jangan lupa nyusul." ujar Hyunjin yang diakhiri candaan.
Jungeun hanya tertawa mendengar itu. "elah lo, udah lepas dari Jinsoul juga masih aja kaku bener ngomongnya." jawab Jungeun ikut bercanda.
"kak Jinsoul membawa pengaruh bagus untuk saya, jadi mungkin hanya ini yang akan tersisa dari ajaran dia."
Setelah menyelesaikan pembicaraan kedua gadis itu berpelukan singkat lalu Hyunjin menghampiri Heejin yang masih setia tersenyum kearahnya.
Tentu Hyunjin juga ikut tersenyum melihat itu. Sebelum memasuki mobil dan berangkat ketempat yang akan mereka datangi Hyunjin memeluk Heejin lalu melambaikan tangan kearah Jungeun yang masih menunggu disebelah pintu.
Lalu keduanya masuk tidak lupa Hyunjin membunyikan klakson mobilnya tanda mereka akan berangkat sekarang juga, dan Jungeun dibelakang sana masih terus melambaikan tangannya sambil tersenyum kebawah. Perasaannya campur aduk.
Setelah sudah tidak terlihat lagi mobil milik Hyunjin, Jungeun menatap kertas undangan yang diberi Heejin tadi.
Berwarna merah muda dan kuning menjadi salah satu warna utama di kertas tebal itu. Lalu gadis Kim itu tersenyum bangga karena setelah ini tidak akan ada lagi hati yang mengganjal antara cinta lama kekasihnya itu.
"woi! Buset senyum-senyum sendiri liat cewe mana lagi lo?"
Jungeun terpanjat sesaat Sooyoung datang mengejutkannya bersama Jiwoo disamping gadis berambut merah itu tertawa kecil.
"mata lo cewe." Jungeun memutar kedua bola matanya malas.
"iya, iya bacot. Udah gue mau lanjut kencan bareng ayang." jelas Sooyoung sambil menggandeng lengan Jiwoo.
Jungeun pun berdecih jengkel. "kenapa gak dari tadi aja? Pergi lo sono!" usir Jungeun sambil mendorong Sooyoung keluar rumahnya.
Jiwoo hanya tertawa melihat keributan antara sahabat dan kekasihnya itu, heran tidak pernah akur.
_________
Brooo, sibuk irl mungkin habis kelulusan bakal free abis. Tapi gak usah khawatir karena ini book bakalan cepet kelar dan bakal ada book baru yang pastinya lebih seru.
Btw jangan lupa pencet bintang ye biar semangat nih saya HAHA oke, see ya.
*Sorry for the typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaut (End)
Fanfiction"cinta itu bukan soal umur." Andai saja dulu aku memahami itu. /A few chapters about this book/ _________ !warn! -gxg -harshword -nonbaku -angst(?)