Tidak Diharapkan

50 11 9
                                    

Pukul 4 pagi rumah cucu Jung sudah bangun karena teriakan Yuju yang melihat kecoa di kamar mandi. Alarm alami suara Yuju.

"HUHUH GUE GA BERANI SUMPAH!" Yuju menangis di atas sofa ruang keluarga di berlari hanya menggunakan handuk menutupi tubuhnya.

"PAKAI BAJU ASTAGA ADEK!" Sowon melempar bantal ke Yuju.

"KECOAAAA!" Eunha yang kamarnya ga jauh dari kamar mandi segera mendekat ke Sowon setelah melihat kecoa lewat di depannya.

"AAAAAAA TOLONG!" Sinb sekarang ikut berdiri di atas sofa sambil berteriak heboh satu sama lain.

Yerin yang tidur di lantai dua turun dan terkjut melihat semua saudarinya minus Umji lagi berdiri di atas sofa.

"Kalian mau rusakin sofa kita?" Yerin menatap datar. Masih terlalu ngantuk.

"Kak awas kecoa!" Sinb menunjuk ke dalam kamar mandi dengan panik.

Yerin sendiri segera melihat masuk untuk membunuh kecoa itu. Setelah selesai membuang kecoa mereka bersiap untuk kerja. Sowon dan Umji membuat sarapan dan yang lain mandi.

"Kak gimana kalau kita nambah pegawai?" Umji memberi saran. Mereka semenjak disini belum pernah keliling desa untuk healing. Dan terlalu capek mengurus supermarket yang sebesar itu.

"Gue juga mikir gitu sih. Tapi rata rata yang tinggal disini usia lanjut. Semua anak mudanya pergi ke kota besar."

Yuju datang ikut mengobrol, "Kalau gitu kita buat iklan aja di sosial media tapi bikin yang menarik kayak dapat tempat tinggal juga gaji yang ga dikit."

Yuju adalah manager pemasaran di perusahaan tempat dia kerja dulu. Eunha ikut berbincang, "Tapi kita kan lagi menjauh dari hp gimana sih lo?"

"Bener juga sih. Atau kita bagiin brosur aja?"

"Ide yang bagus, sekalian jalan jalan di kota sebelah!" Sinb semangat.

Yerin menoyor jidat adiknya itu. "Lo dari kemarin jalan jalan mulu kagak bantuin di supermarket juga!"

"Bener dek?" Sowon membawa masakannya ke meja makan. Yerin mengangguk.

"Gue ngirim barang ya!" Bela Sinb. Aduh ketahuan darimana sih.

"Kita ga mungkin nutup supermarket sih. Bagi tugas aja gimana?" Eunha mulai berpikir rasional.

"Gue aja deh sama Eunha yang pergi. Lagian kita perlu beberapa barang rumah kan? Sofa udah mau roboh, terus kita gaada karpet, dan jemuran juga penuh." Yerin mulai menyebutkan beberapa barang yang ga bisa mereka beli di GF Mart.

Yang lain mengangguk setuju kemudian Sinb menambahkan, "Gue anter sama kak Hoseok gimana? Naik mobil aja."

Umji menatap datar Sinb, dia tau anak ini mau ikutan pakai alasan jadi supir. "Terserah lo aja."

💌

Yerin dan Eunha sudah diantar menggunakan mobil oleh Hoseok Sinb. Sambil membawa beberapa lembar brosur untuk mencari pegawai mereka keliling di daerah belanja kota ini.

"Disini banyak anak sekolah ya kak."

"Iya kayaknya kita perlu naruh di mading sama tiang listrik deh biar keliatan."

Setelah sibuk memberikan brosur mereka segera membeli kebutuhan alat rumah tangga yang menjadi niat utama mereka kesini.

Oiya keadaan GF Mart hari ini berantakan. Padahal cuma dua pegawai yang pergi (Sinb dan Hoseok gausah dihitung karena mereka selalu ilang) tapi GF Mart udah hampir gila karena banyak banget yang komplain masalah pelayanan.

Yuju dan Sowon harus menggantikan posisi Eunha dan Yerin. Agak sulit karena mereka belum tau seluruh tempat barang di supermarket. Sejak awal cuma ngurus dapur makan dan toko daging.

"SINB MANA SIH?!" Sowon agak berteriak setelah banyak pelanggan yang pergi dari toko.

"GUE MAU JADI SINB AJA!" Yuju ikutan sambat. Seungkwan cuma tertawa melihat dua saudari ini duduk di salah satu meja restoran mininya.

Seungkwan memberikan segelas air masing-masing untuk mereka, "Pftt kalian baru kerja seminggu disini udah hampir gila, dulu kakek Jung 10 tahun ngurus ini tanpa bantuan."

Agak nusuk ucapan Seungkwan tapi Sowon dan Yuju tau maksudnya kita ga boleh merasa capek. "Hmm makasih semangatnya."

Sementara itu Sinb dan Hoseok sekarang lagi mau balik ke desa untuk mengantarkan barang.

Baru mau masuk gerbang desa mereka melihat beberapa mobil yang parkir di pintu masuk. Hoseok membuka kaca mobil untuk menanyakan karena penasaran. Padahal Sinb bilang gausah peduliin, tapi Hoseok bilang kita harus membantu sesama manusia.

Emang ya orang tua bijak banget.

"Ada apa mas?" Hoseok menyapa ramah. Ada sekitar lima pria yang mobilnya parkir baris gitu.

"Lagi nyari orang mas. Kenal cewe ini?" Seorang pria menunjukan foto Sowon yang pakai gaun pengantin. Sinb yang duduk di kursi penumpang agak mendelik.

Ini suaminya kak Sowon? Seokjin?

Hoseok tentu tau Sowon, tapi dia agak melirik Sinb karena udah dapat cerita mereka lagi kabur dari masalah.

Kemudian ada pria lain mendekat ke mobil Hoseok, dia menunjukan foto Umji. "Kalau ini kenal mas? Namanya Umji."

Ada juga yang menunjukkan foto Yerin. "Coba diperhatiin mas siapa tau pernah ketemu."

Kemudian ada pria yang menunjukkan foto Eunha, "Mas pernah liat ga yang ini?"

"Kalau ini mas?" Dan pria terakhir menunjukkan foto Yuju.

Hoseok kaget dong disodorkan banyak foto para cucu kakek Jung.

"Ehm? Cantik cantik sih mas tapi saya ga kenal." Mendengar jawaban Hoseok, Sinb terkejut. Ini orang hilang ingatan?

Hoseok segera pamit dan pergi masuk ke dalam desa dengan mobil. Sinb agak melirik ke belakang, ada lima cowo yang masing-masing bawa mobil pribadi. Sinb cuma kenal sama Seokjin karena pernah dapat kiriman foto pernikahan kak Sowon.

"Mereka siapa ya kak?"

"Nih coba tunjukin ke saudari lo nanti, tebakan gue sih mereka cowoknya." Ternyata Hoseok tadi sempat memfoto kelima pria beserta mobilnya. Sinb saja ga sadar Hoseok melakukan itu.

"Makasih ya kak udah bohong." Hoseok tersenyum mendengar ucapan Sinb.

Kayaknya dia suka sama Sinb sampai berani melakukan kebohongan. Perlu kalian tau Hoseok ini anak baik yang ga pernah bohong.




GF MartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang