Jalan Terbaik

51 13 8
                                    

Pagi ini lelaki muda dengan sepeda mengantarkan koran pagi ke rumah kakek Jung. Semua wanita di rumah itu lagi berkumpul di teras sambil makan semangka dan menyiram tanaman.

"Eh dek Soobin! Pagi dek!" Eunha menyapa dengan selang airnya masih menyala. Eunha berlari mendekat untuk ngobrol dengan Soobin. Saudarinya pada menatap julid sambil makan semangka.

Soobin pernah jadi pelanggan di GF Mart dan mereka jadi bertukar nama hari itu. Sekarang Eunha mau pdkt hahah.

"Pagi mba! Ga ke GF Mart?"

"Engga hari ini tutup dulu kita terlalu capek hahaha." Eunha awkward. Keliatan pemalas banget dibandingkan Soobin yang tiap hari ngantar koran.

Soobin pamit setelah melihat banyak mobil parkir di depan gerbang rumah kakek Jung. Eunha sangat terkejut saat melihat Jungkook keluar dari mobil dengan menunjuk tangannya ke dia.

"Jung Eunha berhenti disitu!" Jungkook mencoba mendekat. Tapi Eunha segera mengunci gerbang dan masuk ke dalam rumah.

"GAWAT MEREKA DATENG!" yang lain langsung berdiri dan panik masuk ke dalam. Yuju agak melirik keluar dan bisa melihat Jimin lagi ngeliatin dia.

Mereka semua mengunci pintu dan mengintip dari jendela rumah. Sowon melihat Seokjin yang mukanya lemes banget, "Kok bisa ketemu sih?"

Sinb jengah, "Ini kan desa kecil kak ya pasti ketemu lah!"

"Gue belum siap sumpah!" Yerin berlari ke dalam kamar untuk dandan dan ganti baju. Umji ikutan ganti baju karena sekarang cuma pakai kaos gambar kartun.

Hoseok ada rencana kencan sama Sinb pagi ini. Mumpung libur, mereka mau ke kebun anggur milik keluarganya. Baru mau sampai udah liat banyak mobil parkir di depan gerbang.

"Misi." Hoseok mencoba untuk melihat tamu yang ga dibukakan pintunya sama cucu kakek Jung.

Walah para cowo yang kemarin. Suga yang mengenali langsung menarik kerah baju Hoseok, "Lo pura pura ga kenal mereka kan?!"

Hoseok hampir di pukul kalau Sinb ga membuka gerbang pintu rumah. "LEPASIN GA!?" Sinb memukul punggung Suga.

Hoseok ditarik masuk ke dalam, kemudian Sinb akan kembali mengunci pintu gerbang tapi kalah cepat dengan Seokjin yang sudah membuka lebar gerbang itu.

"SOWON!" Seokjin berlari ke pintu rumah. Di dalam tentu saja saudari Sinb lagi mengumpatnya.

"Mau gimana lagi. Kita hadapi ini." Yerin menghela nafas dan membuka pintu rumah. Taehyung segera menariknya ke dalam pelukan.

"Kamu kenapa sih yang?! Aku panik." Yerin hampir nangis karena jujur dia kangen dipeluk Taehyung.

Seokjin juga segera memeluk Sowon. Jimin menangis melihat Yuju. Suga memasang wajah marah ke Umji. Sementara Eunha udah di tarik Jungkook pergi ke halaman.

"Kamu ga profesional banget!"

"Saya kan udah bilang cuti!"

"Ada etika dalam cuti ya Jung Eunha!"

"Bapak ngapain sih kesini!? Kenapa? Gerah ya gaada yang bisa dijadiin babu?!" Eunha mengipaskan badannya dengan tangan kasar. Dia terlalu sebal.

Jungkook berdehem mulai menguasai emosinya, "Kamu ngerasa saya kayak gitu?"

"Iya! Pakai nanya!"

"Saya minta maaf, saya gatau kamu merasa dijadikan babu." Jungkook merasa bersalah. Eunha jadi nyesel udah marah marah.

"Saya baru sadar butuh kamu." Jungkook memegang kedua tangan Eunha.


Masih dalam pelukan Taehyung berbicara ke Yerin, "Kamu kenapa ga ngasih tau aku kalau kakek sakit hm?"

"Kamu sibuk Tae. Aku gamau ganggu."

"Tapi kamu lebih penting dari semua urusan itu Rin."

"Taehyung kalau aku sepenting itu kenapa belum nikahin aku?"

Taehyung agak terkejut, "Rin paman ku korupsi. Dan beberapa keperluan rumah sakit jadi terhambat. Kami dapat komplain. Jadi beberapa bulan ini aku nyari bantuan. Sebenarnya aku udah mau lamar kamu tapi masalah itu datang."

Yerin tentu saja lemes, "Kenapa ga cerita sih?"

"Aku gamau kamu khawatir."


Suga ga tinggal diam, "Saya sama Wendy udah cerai dari setahun yang lalu."

"Jadi suka sama kamu itu bukan kesalahan Umji." Mendengar itu Umji mau nangis, padahal dia udah hampir move on.

Suga segera memeluk Umji.


"Jimin jangan nangis." Yuju mengusap wajah Jimin yang penuh air mata.

"Maafin mamah yang. Emang ga sopan banget. Tapi aku mau perjuangin kamu. Aku mau sama kamu." Denger Jimin ngomong kayak gitu bikin Yuju senang.

Sebenarnya sebelum pergi ke desa saat di kafe, Yuju tau Jimin ga mungkin menyerah. Mereka udah lama pacaran. Dan emang udah niat nikah.


Sowon melepaskan pelukan Seokjin. Dia ga berani menatap suaminya itu, "Kamu udah tanda tangan?"

"Udah aku buang suratnya." Seokjin bahkan udah bakar surat itu di kompor dapur rumah, dihadapan mamahnya.

Seokjin tau kalau Sowon dan mamahnya punya hubungan yang ga baik. Tapi ga nyangka kalau sampai Sowon setres kayak gini. "Kita pindah rumah aja. Gausah sama mamah! Gimana?"

Sowon bingung, "Aku ngerusak hubungan ibu anak? Aku gamau Seokjin. Jangan gini."

"Tapi aku gamau pisah sama kamu Won! AKU GAMAU CERAI!" Seokjin lepas kendali dia teriak dan membuat semuanya ngeliatin mereka berdua.

"Oke kita pindah rumah Jin. Tapi jangan marah sama mamah kamu lagi ya?" Seokjin tersenyum dan kembali memeluk Sowon.


Sinb melihat saudarinya pada menyelesaikan masalahnya jadi tersenyum. Hoseok yang melihat itu langsung berlutut di samping Sinb.

"Sinb! Nikah yuk sama aku!" Hoseok memberikan cincin berlian ke Sinb.

Sinb melotot DIA GA PERNAH NYANGKA DIAJAK MENIKAH KAYAK DIAJAK MAIN?!

"Berdiri kak! Aduh mau tapi please liat kondisi dong!" Sinb memakai cincin dan menarik Hoseok untuk berdiri.

Semua saudarinya tertawa melihat Sinb dan Hoseok. Hubungan mereka unik, baru kenal seminggu udah mantap mau menikah.






GF MartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang