3

6 1 0
                                    

Ibu adalah wanita yang ramah, baik hati, dan suka menolong. Sejak kecil aku selalu mengaguminya.

Namun, semenjak ayah meninggal dua bulan yang lalu, ibu menjadi pribadi yang berbeda. Ia sekarang sering sekali membentakku, ia juga menyalahkan diriku atas meninggalnya ayah.

"Ini semua karenamu, ini semua karena ulahmu!"

Aku hanya diam saat ibu berkata seperti itu, aku mewajarinya, karena mungkin ibu masih berduka atas kematian ayah.

"Ibu aku membawakanmu makanan." Ucapku saat masuk ke dalam kamar ibu. Terlihat ia sedang asik berkaca sambil menyisir rambutnya.

Ibu melihatku lalu ia tersenyum.

"Suamiku, kapan kau datang, kenapa aku tidak mendengar suara mobilmu."

Aku melihat ibu berjalan menuju ke arah pintu terbuka yang ada di belakangku.

"Ibu?" Aku bingung, karena tidak ada siapapun di sana.

"Diam kau anak pembawa sial!"

Aku makin bingung ketika ibu marah, tapi ia tak melihat ke arahku, melainkan melihat ke arah dapur.

"Ibu mau sup daging? Ini sangat spesial, kubuat sendiri dengan daging milik ayah tercinta."

Oh ternyata ibu memarahi kembaranku yang sedang memasak.

Ketika Malam telah DatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang