2

7 1 0
                                    

Adikku sangat menyukai boneka. Kamarnya penuh boneka dengan berbagai macam ukuran dan bentuk.

Ini adalah rumah baru kami, rumah lama kami dijual, dan kemudian membeli rumah yang lebih bagus.

Aku sedang memilih kamar tidur, aku memilih kamar tidur yang jendelanya menghadap ke arah jalan.

Sedangkan adikku memilih kamar yang jendelanya menghadap ke arah taman belakang.

***

Sudah dua bulan kami tinggal di sini, rumah ini benar-benar nyaman.

Aku sangat suka tinggal disini, udaranya sangat sejuk.

Suatu hari ibu menyuruhku tidur di kamar adik, itu karena kamarku sedang direnovasi.

Kamar adikku benar-benar penuh dengan boneka.

***

Jam menunjukkan pukul sebelas malam.

Aku terbangun karena haus, aku segera turun menuju dapur untuk mengambil segelas air.

Sesampainya di dapur aku melihat salah satu boneka adikku di ruang keluarga.

Boneka itu tergeletak di lantai.

Namun sesuatu yang aneh terjadi, boneka itu bergerak, matanya menatapku dengan tajam.

"Pergi!!"  Boneka itu berteriak, matanya mengeluarkan darah.

Badannya di kelilingi lalat, baunya sangat busuk.

Aku segera berlari kembali menuju kamar adikku.

Namun sial, aku terjatuh karena terburu-buru.

Kakiku sakit, aku sulit untuk bergerak, boneka itu berjalan mendekat ke arahku.

Boneka itu memegang pisau, gerakannya semakin cepat.

Aku semakin panik dan berusaha dengan keras untuk segera naik.

Namun aku kalah cepat, boneka itu tepat berada di belakangku.

Ia menancapkan pisau ke kakiku, rasanya sangat sakit.

***

Aku terbangun dengan napas yang terengah-engah, keringat dingin bercucuran.

"Masih pukul sebelas." Kataku setelah melihat jam.

Aku melihat adik yang tertidur pulas di sampingku.

"Apa itu tadi? Benar-benar mimpi yang mengerikan." Kataku lalu berusaha untuk tertidur kembali.

Namun rasa sakit yang kurasakan ini membuatku membuka mata lagi.

Aku melihat kakiku, banyak sekali darah, dan terdapat luka bekas tusukan.



Ketika Malam telah DatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang