7

1 1 0
                                    

Rumah lamaku yang sedang dibangun akhirnya jadi juga, aku dan sekeluarga segera berpindah ke sana.

Saat rumahku dibangun, aku terpaksa mengontrak. Lokasinya tidak jauh dari tempatku tinggal.

Pagi ini aku sudah bisa memindahkan barang-barang dari kontrakan ke rumah lamaku.

Adik-adikku sangat senang, mereka berlari-larian sambil tertawa. Barang belum sepenuhnya dipindahkan, oleh karena itu mereka bisa leluasa bermain kejar-kejaran.

Akhirnya, saat siang hari, barang-barang telah selesai dipindahkan seluruhnya. Hanya tinggal merapikannya saja.

aku memindahkan barang-barang milikku ke dalam kamar milikku. Sebelumnya aku menyapu kamarku terlebih dahulu.

Setelah bersih, aku memasukkan kasur, lemari, meja belajar, dan kipas angin ke dalam kamar.

Setelah beres dengan barang- barang milikku, aku membantu ibu untuk merapikan dan memilah-milah barang, jika sekiranya sudah tidak dipakai lagi, barang itu akan dibuang.

Hari ini memang sangat melelahkan, tapi aku senang dan lega. Akhirnya aku bisa kembali ke rumah nyamanku.

Jujur saja, aku sedikit tidak nyaman dengan rumah kontrakan itu. Aku selalu merasa gelisah, merinding secara tiba-tiba, dan terkadang seakan ada yang memperhatikan padahal hanya ada aku sendirian.

Saat malam telah tiba, aku segera tertidur, tubuhku lelah dan aku butuh istirahat.






Saat pagi hari, ketika aku dan ibu hendak pergi ke pasar, kami bertemu dengan tetangga kami saat masih di kontrakan. Ibu segera menyapanya.

"Eh mbak Lia, mau ke pasar mbak?"

"Iya nih mbak Nay."

"Tante." Sapaku padanya sambil tersenyum. Tante Lia membalasnya dengan senyuman jua.

"Eh mbak Nay, pas kemaren saya pulang kerja. Saya kok lihat anaknya mbak yang paling kecil sendiri itu kok berani ya masuk ke kontrakan sendirian, padahal kan di sana gelap banget?"

Aku terkejut dengan penuturan tante Lia. Karena jelas-jelas kemarin aku dan kedua adikku sudah tertidur dari pukul sembilan malam. Sedangkan jam pulang kerja tante Lia itu pukul sebelas malam.

Dan sangat tidak mungkin jika adikku ke sana sendirian malam-malam tanpa pengawasan orang tuaku, maupun aku. Lagipula dia juga pasti takut dengan suasana rumah yang gelap dan sepi.

"Ga mungkin mbak, orang anak-anak saya loh udah tidur semua jam segitu. Lagian itu anak-anak juga mana berani ke sana sendirian."

"Loh iya juga mbak, terus siapa dong saya lihat kemaren malam?"

"Duh mbak, itu kayanya cuma efek mbak cape, terus kangen sama anak saya." Ibu berkata seperti itu pada tante Lia. Ibu memang tidak terlalu mempercayai hal mistis seperti itu. Ia akan mencari alasan yang jelas dan masuk akal.

Namun aku yakin, tante Lia tidak salah lihat pada hari itu. Sepertinya memang ada anak kecil yang sedang bermain-main di sana. Entah itu benar-benar manusia atau makhluk tak kasat mata.

***

jujur aku merinding pas nulis part ini. meskipun mungkin ada diantara kalian yang nganggep ini kurang menyeramkan. tapi bagiku ini sudah yang paling menyeramkan dari cerita-cerita sebelumnya😩

aku memang penakut huhuhu😭🙏🏻

oh iya, terima kasih sudah mampir ke cerita ini, jangan lupa ⭐ dan 💬

semoga harimu menyenangkan😉

Ketika Malam telah DatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang