Little Things | 02

434 70 5
                                    

02 - Insiden

⚠️ CW/ darah

--------------------



Hari ini Sekar selesai melakukan pekerjaan lapangannya sedikit terlambat. Permasalahan keuangan yang terjadi beberapa minggu kemarin membuat pekerjaannya sedikit tertunda. Sekar harus mengumpulkan bukti-bukti perharinya dan menghitung kembali laporan tersebut.

Ribet, memang. Tapi, ini sudah menjadi tanggung jawab Sekar saat dirinya menyetujui tawaran pertukaran gila yang Gita ajukan.

Sekar memijit pelan dahi yang terasa sakit sebagian saja. Migrainnya kembali kambuh disaat yang tak tepat. Sial.

"Maaf, Pak, nyetirnya bisa agak pelan? Kepala saya lagi sakit," kata Sekar kepada driver ojol. Saat ini dirinya sedang dalam perjalanan pulang.

Drivernya menoleh sebentar sebelum kembali lagi menatap jalanan di depannya, "Kalo sakit mah, ya minum obat aja, mbak."

Sekar tersentak mendengar jawaban menjengkelkan driver tersebut. Namun, karena migrain tersebut, ia tak mau menanggapi lebih jauh perkataan menyebalkan itu.

Sekar memilih diam seraya memijit pelan kepalanya.

Sayup-sayup Sekar mendengar orang bercakap-cakap.

Ternyata driver ojolnya sedang menerima telepon sembari mengemudi. Bahaya sekali hal seperti ini dilakukan.

"Kalau mau angkat telponnya, dipinggirin aja dulu mobilnya, Pak," saran Sekar.

Driver ojol tersebut menatap Sekar dari kaca spion, matanya agak menajam memandang perempuan yang sedang kesakitan, "Duh, mbaknya komen terus dari tadi ya, santai aja, mbak,"

Sekar paling malas untuk berdebat dengan orang tua yang keras kepala. Karena mau dilawan bagaimanapun pada akhirnya orang seperti itu akan mengeluarkan jurus andalannya, yaitu,

"Saya sama kamu itu lebih tau saya, karena saya lahir duluan. Nikmatin asam garam kehidupan duluan."

Sekar menghela napas panjang sebelum dia memutuskan untuk tertidur. Tidak kuat menahan rasa sakit di kepalanya.

Sampai Sekar mendengar klakson yang menambah sakit kepalanya dan merasa tubuhnya terhuyung ke kiri dan kanan.

Sekar membuka matanya.

Di kursi pengemudi sudah ada bapak driver ojol yang penuh dengan lumuran darah, dari ujung kepalanya yang tertancap wiper dan tangan kanannya yang penuh darah karena tertancap serpihan kaca mobil.

Mengenaskan.

Sekar hampir menjerit saat dia melihat ke bawah, ke arah kedua kakinya yang terasa berat karena tertimpa pintu mobil yang putus.

Tuhan, tolong kasih aku kesempatan untuk hidup. Aku masih mau membahagiakan Mama.

Doa yang Sekar rapalkan sebelum kesadarannya menghilang.

Selebihnya, Sekar benar-benar tidak mengingat apa-apa lagi.

--------------------



Jendra memukul-mukul setirnya sembari mengumpat dengan bahasa yang paling kasar.

"Bangsat, anjing!" emosi Jendra sudah mengumpul di kepala hingga membuat wajah tampannya menjadi merah karena amarah.

Jendra sama sekali tak membayangkan akan mendapat double shit hari ini. Rasanya, sangat bagus kalau saat ini Jendra tak menjadi gila.

Hari ini Jendra bertemu dengan salah satu calon investor perusahaan, tapi sayangnya gagal karena mereka menolak kerjasama yang ditawarkan. Mereka berdalih bahwa perusahaan Jendra tak kompatibel.

Little Things | Lee Jeno X Yoo KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang