Semester 1

14 4 0
                                    

Halo teman-teman, Perkenalkan namaku Dara Tifahani. Aku memiliki dua panggilan, yaitu Ifah dan Ara. Kalian bisa memanggil ku Ifah. Sebab panggilan Ara, hanya untuk orang-orang yang sudah kenal dekat dengan ku. Contohnya seperti keluargaku dan teman kecilku.

Cerita ini saling bersangkutan loh teman-teman dengan cerita Mood Booster Bisa Jadi Mood Breaker. Ini merupakan cerita saat aku memasuki Sekolah Menengah Pertama. Yang dimana itu merupakan awal masa remaja ku dimulai.

Aku lahir sebagai anak pertama di keluarga sederhana. nama mama ku Tari Lusie, sedangkan nama ayahku Gino Musa. Aku mempunyai adik laki-laki bernama Jidan Fuabi.

Cerita ini dimulai saat aku kebingungan mencari sebuah sekolah lanjutan ketika aku sudah lulus SD. Izinkan aku bercerita sedikit tentang Sekolah Dasar ku ya teman-teman.

Jadi waktu aku SD, umurku belum genap 6 tahun. Sedangkan, kebanyakan Sekolah Dasar menerima peserta didik baru dengan maksimal umur 6 tahun. Yang berarti dibawah umur 6 tahun tidak diterima di sekolah tersebut. Setelah lama mencari-cari sekolah, akhirnya orang tua ku mendapatkan sekolah di perkampungan kecil.

Jika dilihat dari bangunannya tidak layak pakai. Ketika hujan turun pun banyak air yang menggenang. Setelah airnya surut, hanya lumpur yang tersisa.

Aku mempunyai teman kecil bernama Ika Nur Ratih. Aku biasa memanggil dia Ika. Dia teman sekaligus tetanggaku. Dari kecil kami sudah bersama, bahkan TK dan SD nya pun satu sekolah dan satu kelas. Dia teman yang baik menurutku, sampai tiba-tiba ketika masuk ke Sekolah Menengah Pertama ia berbeda.

Ia bukan lagi Ika yang aku kenal. Kami menjadi begitu asing. Mungkin karena mempunyai teman baru kali ya, makannya dia terlihat asik dan melupakan teman kecilnya.

Aku dan Ika melanjutkan pendidikan menengah kami di salah satu SMP Swasta Islam Terpadu. Di sekolah ini mempunyai 2 program kelas, yaitu kelas Billingual/Unggulan dan kelas reguler.

Kami sama-sama mengambil program kelas reguler. Hanya saja kami terpisahkan oleh ruang kelas. Ika di kelas C dan aku di kelas D. Karena kami masuk di sekolah islam terpadu, maka peserta didik laki-laki dan perempuannya dipisah.

Kelas A isinya laki-laki semua. Sedangkan kelas B isinya perempuan semua. Karena perempuannya lebih banyak daripada laki-laki, jadi guru-guru sekolah tersebut membagi 2 kelas perempuan, yaitu kelas B dan kelas C.

Yang program Billingual/Unggulan itu hanya ada satu kelas. Jadi peserta didiknya dicampur, tetapi tetap dipisah antara laki-laki dan perempuannya. Laki-laki disebelah kanan dekat pintu sedangkan perempuannya dipojok dekat meja guru.

Terdapat banyak perbedaan antara program kelas billingual dan reguler, yang pertama pada kursi dan meja siswa. Billingual mendapat meja yang persis seperti meja guru. Satu meja bisa diisi oleh dua orang siswa, hanya saja tidak terdapat laci dibawahnya, sedangkan reguler menggunakan meja kayu yang ada loker dibawahnya dan hanya bisa diisi oleh satu orang saja.

Perbedaan yang kedua, yaitu pada kelas billingual terdapat infocus dan AC. Sedangkan pada kelas reguler tidak terdapat infocus dan AC. Lalu perbedaan yang ketiga, setiap tahun pasti kelas billingual ada saja kegiatan yang dilakukan di luar kota. Sedangkan kelas reguler kegiatan keluar kotanya pas perpisahan kelas 9 saja.

Perbedaan yang terakhir, yaitu biasanya sehabis sholat zuhur kelas reguler selalu ada kegiatan yang namanya kultum perorangan, yang akan di sampaikan di depan seluruh siswa dan siswi yang ada disana. Sedangkan pada kelas billingual, juga terdapat kegiatan kultum perorangan tetapi nama sebutannya berbeda, yaitu 'Public Speaking' dan isi dari kultumnya diharuskan menggunakan Bahasa Inggris.

Tempat untuk kultumnya pun berbeda. Kelas reguler tempatnya di koridor lantai 1, sedangkan billingual berada di koridor lantai 2.

Mungkin guru-guru disekolah tersebut kebingungan mengatur ruang kelasnya. Sehingga tersisa 16 peserta didik laki-laki dan 15 peserta didik perempuan. Dimasing-masing kelas A, B dan C jumlah peserta didiknya sudah mencapai batas maksimal, yaitu 30 orang.

Nah untuk solusinya, akhirnya mereka membuat satu kelas reguler yang campuran antara laki-laki dan perempuannya. Untuk penempatan tempat duduknya tidak sama dengan kelas billingual. Laki-laki di pojok dekat meja guru, sedangkan perempuannya disebelah kanan dekat pintu.

Untuk penempatan kelasnya, semua kelas 7 termasuk kelas billingual ditempatkan di lantai 2. Kelas 8 dan kelas 9 nya di lantai 1, tidak termasuk yang billingual. Kelas billingual dari kelas 7 sampai kelas 9 tidak ada di lantai satu, semuanya di lantai 2.

****
Pembagian kelas selesai. Sekarang kita memasuki ruang kelas 7D, yaitu ruang kelas ku.

Biasanya yang dilakukan saat pertama kali masuk ke sekolah baru tuh apa sih? Perkenalankan ya? Nah itu yang dilakukan pada kelas 7D.

"Assalamualaikum anak-anak!" Ucap salam guru perempuan yang masuk ke kelas 7D

"Perkanalkan nama saya Nur Sa'adah, kalian bisa memanggil saya bu Saed." Ucap guru perempuan itu memperkenalkan dirinya.

"Saya disini merupakan guru tahfidz kalian sekaligus akan menjadi wali kelas kalian." Lanjutnya.

Setelah bu Saed memperkenalkan dirinya, ia menuliskan nomor telepon miliknya dipapan tulis, guna untuk bertanya mengenai informasi apa saja yang akan diberitahukan dari sekolah. Nanti akan disampaikan ke bu Saed dan bu Saed menyampaikannya pada orang tua murid.

Lalu setelah itu, satu persatu dari kami disuruh maju ke depan untuk memperkenalkan diri kami masing-masing. Dari mulai nama lengkap, nama panggilan dan asal sekolah.

Yang ku dengar dari hampir semua teman-temanku yang maju ke depan menyebutkan asal sekolah dasarnya di samping sekolah menengahku.

Awalnya aku bangga dengan diriku sendiri karena hampir semua teman-temanku berasal dari sekolah dasar swasta islam terpadu. Sedangkan aku di Negri.

Tetapi akhirnya aku insecure karena sekolah mereka bagus, layak pakai. Sedangkan sekolahku tidak layak pakai dan kumuh. Mereka juga tidak mengetahui keberadaan sekolahku dimana, itu yang membuat ku sedih.

****
Sampai sini dulu ya teman-teman cerita perkenalkannya.
Nanti akan aku sambung di lain waktu.
Terimakasih sudah berkenan untuk membaca.
Jangan lupa untuk memvote karya-karya ku ya teman-teman

Tungguin sambungan ceritaku yang akan diinfokan pada akun instagramku.
@ketikanada

The Lost GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang