Di Sekolah Menengah Pertama Swasta Islam Terpadu ternyata rata-rata peserta didiknya dari sekolah dasar yang berada di samping sekolah menengah ku.
Sebab ada beberapa dari kelas 7C yang datang ke kelas 7D hanya untuk bermain atau bahkan jajan dan makan bersama di kantin dengan teman sekolah dasarnya. Saat itu aku sedikit iri dengan mereka, sebab mereka bisa menjaga pertemanan mereka sampai saat ini.
"Kok Ika gak nyamper aku main seperti dia ke Icha ya?" Ucapku dalam hati sambil memandangi temannya Icha.
Disaat teman-teman ku pada tertawa asik ke kantin bersama lalu makan bersama juga dengan teman sekolah dasarnya, aku hanya memandangi mereka dengan tatapan penuh harap bahwa Ika akan datang ke kelasku dan mengajak ku ke kantin untuk makan bersama.
Nyatanya Ika tidak datang ke kelasku, dan aku malah melihat dia asik berjalan ke kantin dan tertawa dengan teman barunya. Sakit rasanya ketika teman yang sudah lama bersama dengan kita sedari kecil malah menjauh begitu mempunyai teman yang baru saja ia kenal.
Icha Anisa, dia adalah teman sekelasku. Dia adalah orang membuatku iri saat ini. Kenapa? Karena pertemanannya dengan teman-teman sekolah dasarnya sangat baik, dan saling jaga satu sama lain.
"Boleh tidak ya, jika aku bergabung dengan mereka?"
"Mereka mau nerima aku jadi temannya tidak ya, Jika aku bergabung nanti?"
Begitu gumam ku dalam hati.
Ada banyak sekali pikiran-pikiran lain yang membuat kepala ku menjadi pusing. Aku segera membuang jauh-jauh pikiran itu. Dan mulai memberanikan diri untuk bergabung ke circle pertemanan mereka lewat salah satu temannya Ika. Yang bernama Sera Wulandya.
Dia merupakan siswi dari salah satu kelas reguler 7C. Terlihat dari wajahnya dia anak yang baik dan sepertinya asik, jika diajak berbicara juga nyambung.
Aku berkenalan dengan Sera lewat Ika. Lebih tepatnya aku meminta nomer handphonenya Sera lewat Ika. Karena zaman dahulu aku belum kenal yang namanya BBM, LINE, bahkan WHATSAPP, jadi aku menghubungi Sera lewat SMS.
Sera 7C
0896******93Hy
Sp ya?
Temennya Ika ya?
Iya, maaf ini sp ya?
Ini Sera bukan?
Iya, aku Sera
Hy sera, aku temen SD nya
ika, temen sekelasnya icha
juga sih.Oh hy, nama kamu
siapa?Nama aku Ifah
Hy Ifah, salam kenal ya!
Besok kita ketemu di
sekolah ya!Iya Sera
****
Setelah pesan itu berakhir, aku tidak sadar bahwa ada bulan sabit yang muncul di wajah ku. Aku senang, sebab ada keberanian yang akhirnya aku keluarkan setelah sekian lama aku sembunyikan.Aku tidak sabar menunggu hari esok. Karena kata Sera tadi, ia akan ke kelasku dan berkenalan secara langsung dengan ku.
Sejujurnya ada ketakutan sedikit yang aku rasa. Takut kalau ketika Sera berkenalan denganku, dia sudah mendengar cerita tentangku lewat teman-teman sekolah dasarnya itu.
Jika memikirkan ketakutan yang sebenernya belum tentu terjadi membuat kepalaku sedikit pusing. Segeralah aku membuang-buang jauh ketakutan ku itu, dan langsung tertidur pulas.
****
Di sekolah menengah pertama ku ini, bell masuk sekolahnya itu pada pukul 6.45, yang artinya siswa diwajib kan datang sebelum bell sekolah berbunyi.Aku biasanya on the way ke sekolah pada pukul 6.10/6.15. Jadi sampai di sekolahnya pada pukul 6.20/6.25.
Namanya juga sekolah islam terpadu. Jadi sebelum memulai pelajaran di wajibkan untuk sholat dhuha berjama'ah terlebih dahulu.
Setelah sholat dhuha berjama'ah barulah pelajaran pertama dan pelajaran kedua bisa dimulai.
Pelajaran pertamaku kebetulan bimbingan konseling, yang dimana kami akan diberitahukan sanksi-sanksi apa saja yang diberikan kalau semisal kami melanggar aturan tata tertib sekolah.
Guru bimbingan konselingku perempuan, jadi beliau bisa lebih mengerti perasaan perempuan. Karena sesama perempuan sudah seharusnya bisa mengerti satu sama lain bukan?
Beliau merupakan guru terbaik yang aku kenal. Sebab cara beliau memberikan pengertian kepada murid-muridnya sangat baik. Kalau muridnya salah beliau tahu sanksi apa yang akan diberikannya.
Bukan hanya sanksi yang beliau jelaskan di kelas kami, beliau juga menjelaskan bahwa masing-masing siswa memiliki 100 point, dan itu berlaku selama kami masih berada di sekolah menengah itu. Point tersebut bisa berlaku, jika ada siswa yang melanggar tata tertib sekolah, lalu point tersebut akan dikurangi tergantung kategori kesalahan siswanya itu apa.
****
Bell jam pertama sudah berbunyi, tandanya mata pelajaran yang pertama sudah selesai. Kini saatnya ganti jam pelajaran kedua. Mata pelajaran kedua ku kali ini, yaitu Tahta (Tahsin dan Tahfidz) atau mungkin yang kalian kenal dengan menulis dan menghafal Al-Qur'an.Jadi ucap bu Saed tempo hari lalu kami belajar tahta seminggu sekali. Misal minggu ini Tahsin (Menulis Al-Qur'an), lalu minggu besoknya Tahfidz (Menghafal Al-Qur'an).
Karena minggu kemarin sudah belajar Tahsin, maka minggu ini waktunya kelas 7D untuk menghafal.
"Kita hafalan dimulai dari juz 30 ya, dari surat An-Naba. Boleh kalian cicil minimal 10 ayat, kalau sudah hafal kalian boleh maju ke depan sambil membawa kartu hafalannya untuk setoran hafalan kalian ke saya. Mengerti?" Ucap Bu Saed menjelaskan sistem pembelajaran hari ini.
"Mengerti bu." Jawab semua murid kelas 7D.
"Bagus. Silahkan sekarang kalian hafalkan!"
Oh iya mata pelajaran Tahta ini waktunya terpotong dengan jam istirahat pertama. Jadi ketika cerita ini bersambung berarti sedang istirahat ya teman-teman.
Setelah 10 Menit, akhirnya Zana maju ke depan. Dan itu membuat semua siswa kelas 7D buyar akan hafalannya. Karena pasti sebentar lagi akan banyak yang mengantre dibelakang Zana untuk hafalan juga. Jadi jatuhnya seperti kompetisi cepat-cepatan.
Aku kira Zana akan menghafalkan surat An-Naba ini sampai 10 ayat, tetapi perkiraanku salah. Justu malah Zana menghafalkan semua ayat yang ada di dalam surat An-Naba tersebut. Pantas saja, agak sedikit lama tadi ketika ia maju ke depan.
Aku tahu Zana menghafalkan semua ayat surat An-Naba sebab, bu Saed yang memberitahukannya.
"Kalau bisa kalian hafalannya seperti Zana ya." Ucap Bu Saed ketika Zana telah kembali ke tempat duduknya.
"Memangnya Zana menghafal berapa ayat bu?" Tanya Ziyan. Ketua kelas 7D.
"Zana menghafal satu surat."
Hal tersebut membuat seisi kelas kaget dan itu membuat kami lihat-lihat satu dengan yang lainnya.
"Ayo yang sekolah dasarnya sama dengan Zana, bisa maju ke depan juga dan menghafal satu surat." Ucap Bu saed, seketika semua murid yang berasal dari sekolah yang sama dengan Zana terkaget-kaget.
Karena bagi mereka daya ingat setiap siswa itu berbeda-beda. Tidak bisa di samaratakan seperti itu. Mungkin bagus untuk motivasi diri sendiri, tapi klo diharuskan untuk menghafal satu surat agak berat sepertinya.
Tak lama kemudian bell istirahat pertama berbunyi.
****
Sampai sini dulu ya teman-teman cerita lanjutan semester 1-nya.
Nanti akan aku sambung di lain waktu.
Terimakasih sudah berkenan untuk membaca.
Jangan lupa untuk memvote karya-karya ku ya teman-temanTungguin sambungan ceritaku yang akan diinfokan pada akun instagramku.
@ketikanada
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Girl
No FicciónHai teman-teman!👋 Selamat datang di karya wattpad aku Cerita ini saling berkaitan dengan cerita aku yang sebelumnya Tapi dicerita kali ini merupakan cerita sebelum 'Mood Booster Bisa Jadi Mood Breaker' muncul. Cerita ini merupakan awal kisah perjal...