Have a good night, Jaljaaaa~
Arka pikir gadis itu bohong, tentang keluhan nya soal rasa sakit di perutnya, tapi saat melihat keringat dingin yang mengalir di wajah dan lehernya membuat Arka percaya, Acha benar-benar kesakitan.Arka menatap gadis yang tengah berbaring di depannya, tatapan nya terlihat enggan, malas dan ya Arka ingin secepatnya pergi, tapi bagaimana jika Reno datang dan melihat Acha sendiri dan gadis itu memberitahu kakaknya mengenai sikapnya?
Tidak! Arka harus tahan, setidaknya sampai kakaknya pulang habis itu Arka akan mengarang alasan agar bisa cepat-cepat pergi dari rumah ini.
"Ka.." panggilnya lemah, wajahnya begitu pucat.
"Hm?"
gadis itu mencoba bangun untuk duduk tapi Arka menahannya.
"Butuh apa lo?" tanya Arka dingin.
Acha menatap tangan Arka yang dirinya genggam di atas perutnya, tangan pria itu begitu polos tak seperti dirinya yang terdapat cincin yang melingkar manis di jarinya dengan bertuliskan "A & N" didalamnya. Yang seharusnya juga jika Arka memakainya akan terdapat inisial nama mereka disana.
"Kamu kalo mau pulang gapapa Ka, bentar lagi kak Reno pasti pulang."
"Lagian Acha cuma sakit haid, bukan masalah serius." tambahnya.
"Lo gamau gue disini?"
Acha menggeleng ribut, "Bukan gitu, takutnya kamu lagi sibuk atau ada urusan, Acha gamau ganggu."
melihat Arka yang tak kunjung menjawab, gadis itu memilih memejamkan matanya, setelah tadi diberi air hangat oleh pria itu kini tangan besarnya ikut andil meringankan rasa sakit perutnya.
"Arka maaf ya, Kak Reno nya lama."
Arka menatap Acha dengan sebelah alisnya yang terangkat. Gadis itu seolah ingin dirinya pergi tapi lihatlah, berkali-kali alis nya berkerut merasakan rasa sakit di perutnya.
"Acha takutnya kamu ada urusan, malah ketahan sama Acha disini" cicitnya.
Arka menghela nafasnya, pria itu lalu naik ke atas kasur disisi Acha membuat gadis itu terkejut.
"Gausah banyak omong lo, gue mau tidur." ucapnya sambil menempati kasur tepat di samping Acha.
Acha tersentak, Arka.. pria itu selalu membenci skinship dengan nya selama ini tapi kali ini ikut bergabung dibawah selimut yang sama dengannya, membiarkan dirinya mendengarkan detak jantung Arka yang beraturan.
"Aaaa Arka.." pekik Acha tertahan, merasa ingin meledak kali ini juga.
Acha mendongak menatap Arka yang tengah terpejam.
cup.
"Makasih ya,"
Meskipun begitu, intinya Arka tidak keberatan bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKASYA
FanfictionFollow sebelum membaca 🚨 Punya tunangan kasar, dingin, benci sama dia, tapi sahabatnya malah ngetreat dia like a queen, apa yang harus Acha lakuin? Ini bukan lagi menyangkut soal pertunangan itu berhasil apa enggak nya, tapi menyangkut perasaan ban...