Cp. 18

159 19 1
                                    

Author's POV


"Baiklah, nanti aku mampir kedai ibumu untuk mengambil bubur. Tenang saja, aku pulang on time kok. Daaaa..."

Haerin baru saja menutup sambungan teleponnya dengan Jungkook. Bocah itu dari siang sudah bolak balik bertanya jam berapa Haerin akan pulang. Saat sakit seperti ini ia jadi tidak mau ditinggal. Pagi tadi saja ia sampai merayu supaya Haerin tidak pergi bekerja. Tapi tentu saja tidak bisa. Perempuan itu punya tanggungan laporan akhir bulan dan beberapa laporan pengajuan karyawan baru. Ada beberapa karyawan yang sempat mengajukan pengunduran diri saat ia tidak ada, termasuk sekertarisnya, Lee Dayoung. Makanya ia pusing tujuh keliling, bingung bagaimana caranya untuk mencari pengganti.

Tadi siang saat melakukan exit interview, ia mengatakan kalau ibunya sakit dan ia harus merawatnya untuk sementara waktu sampai kakaknya pulang dari Amerika. Cukup berat memang jika harus mencari pengganti di saat seperti ini apalagi yang memasuki kriteria Haerin. Perempuan itu mengesampingkan pikirannya tentang mencari staff pengganti dan kini fokusnya kembali pada laporan akhir bulan yang tinggal sedikit lagi selesai. Namun nampaknya semesta tidak menginkan hal itu, karena teleponnya berdering. 

"Ya?" ucapnya singkat. Setiap telepon akan tersaring lewat sekertarisnya jadi ia bisa langsung menjawab seperti itu.

"Bu, ada dua anggota kepolisian datang tapi mereka belum membuat janji. Katanya penting." 

Haerin mengernyit namun ia mengiyakan dan menyuruh sekertaris Lee untuk meminta mereka masuk. Tak lama setelah menutup telepon, dua orang detektif yang sama masuk kedalam ruangannya. Haerin berdiri dari duduknya dan berjalan untuk menyambut mereka. 

"Detektif," sapanya sambil menjabat tangan keduanya dengan profesional. Genggaman tangan mantap dan percaya diri. "Silahkan duduk."

Detektif Cha Eunwoo dan Ma Dongwook duduk di sofa yang berada di tengah ruangan. Haerin menutup pintu ruangan dan tirai sebelum bergabung bersama mereka. Takut jika tirai tetap terbuka, karyawannya bisa jadi mencuri dengar. 

"Jadi, apakah ada perkembangan?" Tanyanya langsung tanpa basa-basi. Ia sedang tidak dalam kondisi yang baik untuk bisa banyak basa-basi karena pekerjaannya masih menumpuk banyak. 

"Ya, sebenarnya kami menemukan hal krusial. Tapi sebelum itu, boleh kami membicarakan tentang Anda?" Tanya detektif Ma.

Walaupun beberapa waktu lalu ia sudah memberikan statement, tapi nampaknya kedua detektif itu masih ingin mengorek lebih dalam. "Tentu saja, apapun untuk kelangsungan penyelidikan."

Seperti sebuah isyarat, detektif Cha sudah mengeluarkan recorder kecil untuk merekam percakapan mereka. Haerin merasa dirinya diinterogasi padahal saat ini ia sedang berada di ruangannya. Sebetulnya ia tidak takut dengan segala pertanyaan yang mungkin saja datang, tapi tetap saja berhadapan langsung seperti saat ini merupakan sensasi yang berbeda. Terlebih saat ini kondisi ruangannya tidak se-eksklusif dulu. Jika ia keluar dari ruangannya ia akan bertemu langsung dengan sekertaris Lee yang berada sejajar dengan pintu Haerin. Kemudian sisanya adalah ruangan editor in chief, accounting room, dan kepala KRTimes. Tak etis rasanya jika percakapan mereka terdengar.

"Apa hubungan Anda dengan Kim Namjoon?" Detektif Ma memulai dengan pertanyaannya. 

Rasanya agak berat, tapi demi kelancaran proses investigasi Haerin mencoba untuk kuat. "Ia mantan pacarku. Kami putus sudah cukup lama, mungkin tiga tahun yang lalu." Ucapannya seperti diulang, karena ia sudah pernah melalui proses ini sebelumnya saat Jungkook masih dirawat di rumah sakit. 

"Selama Anda berpacaran dengan Namjoon, bagaimana sikapnya kepada Anda?" 

Mencoba untuk mengesampingkan memori yang mencoba untuk kembali dari kubur itu, iapun menjawab, "Awalnya kami baik-baik saja. Layaknya seperti sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Tapi setelah memasuki hubungan ke tiga bulan, ia berubah."

Seesaw GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang