Hu.. Hu...
Suara isak tangis samar-samar terdengar dari dalam kamar ibunya. Cherin yg baru berusia 8 tahun perlahan berjalan mendekati kamarnya, dengan pelan Cherin mendorong pintu kamar ibunya yang sama sekali tidak terkunci dengan rapat.
Pemandangan yang dilihatnya setelah itu sangatlah mengejutkan.
Ibunya terduduk diatas lantai sambil menutup mulutnya sendiri, agar tangisannya tidak terdengar oleh siapapun. Matanya basah berlinangkan air mata. Suara tangis yang sudah tidak terbendung akhirnya terdengar keluar samar-samar.
"... Ibu?" Cherin yang masih tidak mengerti apapun, segera membuka pintu itu dan berlari memeluk ibunya.
Mata ibunya yang masih basah membulat karena sedikit terkejut.
'kau mendengarnya?'
'apa Kau mendengarnya rin?'
Dengan cepat ibunya menghapus air mata yang masih membasahi pipinya dengan kedua tangannya sendiri, kemudian memeluk Cherin dengan lembut. Raut wajahnya yang sebelumnya terlihat sedih dan menderita seketika itu juga berubah menjadi cerah.
Dengan bibir yang masih bergetar, ibu Cherin mengangkat kedua sudut bibirnya untuk membentuk senyuman.
"Ibu kenapa menangis? Siapa yang membuat ibu sedih?" pertanyaan itu keluar dari bibir kecil Cherin yang masih memiliki pikiran polos. Yang terpikirkan olehnya hanyalah siapa yang telah membuat ibu yang disayanginya menangis seperti itu?
"Ibu tidak menangis." Suara ibunya terdengar lembut. "ibu hanya kepedasan karena memakan makanan pedas."
"Pedas?" Cherin melonggarkan pelukannya agar dapat melihat wajah ibunya dengan lebih jelas lagi. "apa makanan itu sangat pedas hingga ibu menangis seperti ini?"
"Iya... Pedas, pedas sekali." Tanpa sadar air mata kembali menetes dari wajah ibunya yang dihiasi senyuman.
Tangan kecil Cherin segera meraih kedua pipi ibunya yang dibasahi oleh air mata.
"Jahat! Makanan pedas itu jahat! Cherin akan menghukum makanan itu. Karena itu, ibu jangan menangis lagi." Melihat ibunya yang terus menangis membuat Cherin terisak kecil.
Tangannya terus menghapus air mata ibunya sambil menangis bersama ibunya.
"Iya.... Cherin memang anak baik. Terima kasih telah memikirkan ibu. Ibu berjanji akan terus melindungi Cherin, agar Cherin tidak dilukai oleh siapapun. Cherin harus selalu bahagia."
Ya... bahagia, hanya Cherin satu-satunya cahaya baginya. Didalam kehidupan pernikahan yang seperti neraka ini, dia tetap memiliki Cherin, anak perempuannya yang tulus menyayanginya. Memar disekunjur tubuhnya bukanlah apa-apa. Setidaknya itu sepadan jika semua itu dapat melindungi Cherin.
Sebelum memiliki Cherin didalam hidupnya, Melisa, ibu Cherin adalah wanita yang sangat suka mencoba hal baru.
Mengunjungi negara baru, melewati berbagai peristiwa baru, sampai akhirnya dia menemukan lelaki yang membuatnya menambatkan hatinya untuk menjalani seluruh hidup bersamanya.
Lelaki itu adalah ayah Cherin.
Lelaki manis itu berubah seperti iblis ketika mereka telah hidup bersama.
Perkataan manis yang selalu dibisikan olehnya sekarang digantikan oleh teriakan yang memekakkan telinga.
Tangan yang membelai wajahnya dengan lembut sekarang telah digantikan dengan tamparan kasar.
Beberapa kali dirinya mencoba pergi dari rumah suaminya untuk kembali kerumah ibunya. Tetapi wajah suaminya yang berlinangkan air mata membuat hatinya luluh.
KAMU SEDANG MEMBACA
my perfect revenge (End)
RomanceApa yang akan kau lakukan jika ternyata semua kebahagiaan mu adalah kebohongan semata? Cherin, wanita yang mengalami trauma masa lalu, sama sekali tidak menyangka bahwa tunangannya Jacky akan berselingkuh darinya. Semua itu berawal dari isi chat yan...