I don’t want to run away
I want to stay forefer
Thru the time and time
No primises
Jera menatap cangkir kopinya tanpa minat. Malam itu, ditemani dengan iringan lagu indie western pada jamannya juga secangkir kopi, Jakarta yang ramai itu terasa sunyi. Alasannya masih sama dengan 3 minggu yang lalu; karena tidak ada suara Farah ataupun Yari yang sering adu mulut setiap malam. Entah karena Farah tidak mau membacakan dongeng untuk Yari karena Yari tidak mau minum susu hangat buatannya, entah karena Yari yang mengeluhkan baju tidurnya yang warnanya pink atau kuning melulu.
Ibu dan anak itu ternyata selalu mengisi hari dan hati Jera. 3 hari lalu, Farah membawa Yari pulang; pulang ke tempat yang bukan rumah wanita itu lagi. Dengan kecerdasannya, Farah berhasil mengelabui Yari bahwa mereka berdua akan mengadakan liburan Panjang, tanpa Jera tentu saja.
Jera tidak bisa apa-apa selain berkata ”iya” saat Farah meminta demikian, memang apa yang bisa Jera lakukan ketika wanita itu sudah tidak tahan lagi dengannya? Farah salah, Jera tahu betul tentang itu,
Tahu pasti.
Jera pikir, perkataan orang-orang hanya omong kosong belaka; perkataan tentang pernikahan akan semakin langgeng jika sudah menginjak usia 5 tahun keatas. Buktinya, di usia pernikahannya yang ke-10 ini, hubungan Jera dan Farah semakin tidak tahu akan dan harus dibawa kemana. Seharusnya mereka berdua sudah tidak perlu mencurigai apapun, menanyakan apapun. Seharusnya mereka berdua sudah saling memahami, saling menjadi pasangan yang mengerti satu sama lain.
Tapi nyatanya, pernikahan berlandaskan formalitas yang mereka berdua bangun kandas di tengah jalan, Jera lengah. Mungkin Farah juga sama, sama-sama berpikir bahwa mereka berdua menikah hanya untuk formalitas.
Terlepas dari itu semua, ada satu hal yang terngiang di benak Jera malam ini-dan di malam-malam sebelumnya, kejadian 10 tahun lalu yang merubah rute hidupnya—dan farah; reuni SMA.
Saya Bercerita
5-1-22
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR PAST-Old-DAY
RomanceKeadaan ini tidak mudah bagi siapapun, sama-sama rumit untuk Jera maupun Farah, keduanya hanya ingin bersama, bahagia, tapi ternyata tersesat di tengah jalan. Farah tidak berkhianat, tidak begitu. Dia hanya ingin berhenti, dia hanya sangat lelah sa...