Pagi itu aku mendaftar aplikasi badoo, aku tau aplikasi ini karena sering melihat iklan di youtube. Ku isi semua formulir pendaftaran, mulai dari nama , tempat tanggal lahir , asli kota, hingga verifikasi wajah. Oya, nama ku Coco dan ku bekerja sebagai pemilik kelontong di daerah solo, gak besar sih tapi cukup untuk menghidupi aku yang berumur 27tahun yang tinggal di solo sendirian karena bapak ibuk di desa, dan aku di sini menjalankan usaha bapakku. Kisah percintaanku cuma di permainkan oleh cewek saja, mulai dari jadiin selingkuhan dan memandang uang saja mereka. Makanya saya ingin daftar badoo.
Setelah selesai mendaftar aku pun di suruh match/milih peremuan, kalo suka geser kanan kalo gak keser kiri. Dari 30 cewek, semua ku geser kanan supaya dapat kenalan cepat, setelah selesai aku mengisi profil di badoo mulai pekerjaan hingga hobby, setelah semua terisi, lalu ku tutup badooku. Dan ku mulai membersihkan toko kelontongku, mulai dari nyapu ,ngepel hingga nunggu barang seperti beras, mi dll.
"Gimana Le jualannya" kata bapakku di telpon.
"Ya pas pandemi ni , jualan gak kayak dulu pak. Karena banyak yang menghemat" jawabku ditelpon. .
"Ya sudah le, yang sabar. Ni bapak panennya juga bobrok karena kemarin sawah kita kena angin ribut jadi pada rusak. Dan yang bisa di panen setengahnya saja"
"Padahal musim hujan ya pak"
"Ya le, walaupun musim hujan. Tapi cuaca gak bisa di prediksi"
"Ya sudah pak, 10menitan barang pada datang" jawabku
"Ya le, tetep sabar ya le. Bapak tak makan sek"
"Nggih pak"
Tak berapa lama, mereka datang.
"Kasih mana mas?" tanya kuli panggul yang bernama pak Burhan.
"Situ pojokan mas" jawabku.
"Ok" jawab dia.
"Ni total semua 2,5 juta ya mas. Di hitung dulu" kataku kepada mandornya bernama Pak Wisnu
"Ok. Tak hitung dulu" jawabnya sambil menghitung uang yang ku kasih.
Setelah selesai pak Burhan menaruh beras, dan mie. Dia pun dudukan di teras warung.
"Pas ya mas" kata pak Wisnu
"ok"
"Ya sudah kita pamit dulu, balik ra Pak?" pamit beliau sambil memgajak temannya pulang.
Setelah semua selesai, aku pun langsung membuka pintu tokoku. Dan membuka aplikasi badooku.
"Lho kok ada yang match?" tanyaku dalam hati.
Langsung ku chat dia.
"Hai salam kenal kak"
Dan tak berapa lama dia membalas
"Salam kenal juga" jawabnya.
"Nama siapa? Tinggal dimana?" tanyaku
"Elsa . Surabaya"
Lalu langsung ku skip karena dia begitu sombong.
Tak berapa lama ada yang match dan setelah kuajak chat dia sangat welcome banget. Dia bernama Suci, umur 40 tahun dan janda 4 anak ,tinggal di Semarang, kami juga tuker-tukeran no WA. Dan ketika tukeran no WA , ku belum pernah ngecat dia di WA.
"Kok gak ada ya, yang umur sama nyantol dan bahkan ketika ada satu wilayah diajak ketemuan pada gak mau" batinku. Karena udah gak ada yang ngechat lagi, akhirnya aplikasi ku tutup lagi dan ku fokus berjualan karena ada yang beli.
"Sunlight besar 1 mas, sama telur 1kg" kata anak kecil.
"Di suruh beli mamah to dek?" tanyaku
"Iya mas, lagi main game di suruh mamah beli" jawabnya sambil mengeluarkan uang tersebut.
"Ni uang kembaliannya dan ni barangnya" jawabku.
Lalu anak kecil tersebut pergi.
"Mas ada air botolan?" tanya bapak-bapak
"Ada pak" jawabku
"Brapa mas?"
"3500 pak"
"dua ya mas" jawab bapak tersebut
"ok, total semua 7rbu pak"
"Ni mas"
"Kembalian 3000ya pak"
"Ya mas"
"Ni pak"
Setelah selesai juali, aku pun mengecek aplikasi badoo ku. Dan ada ya match , ketika main aplikasi jodoh. Bakal dapat yang cewek enak di ajak bicara dan kadang dapat yang sombong. Setelah pukul 7malam, akhirnya ku tutup toko kelontongku, jualan hari ini ya lumayan lah dari pada bulan februari.
KAMU SEDANG MEMBACA
40+
RomanceCoco yang masih berumur 27 tahun ke tagihan sex dengan wanita 40 tahun lebih, bagaimana kelanjutannya? Apakah mereka bisa bersatu? Atau mereka melanjutkan hidup masing-masing?