Bab 7

23 7 0
                                    

Selamat membaca

Ayu mendelik mendengar ajakan Putri. "Jangan! Kamu tetep disini aja. Siapa tau ada siswa yang kabur lagi. Lagian, aku cuma sebentar kok," elak ayu untuk meyakinkan sahabatnya.

Putri terdiam dengan pemikirannya sendiri sampai tak menyadari bahwa Ayu telah pergi meninggalkannya sendirian.

Sementara itu, Ayu yang saat ini sudah berada di area luar toilet, tiba-tiba mendengar suara yang memekikkan telinga. Buru buru ia bersembunyi lalu mengintip kejadian dari luar.

Jantungnya berdegup kencang ketika menyadari bahwa mimpi buruk yang ia alami beberapa hari yang lalu akan segera menjadi kenyataan.

Di dalam kamar mandi wanita, ayu melihat seorang yang berjubah hitam dan memakai tudung sedang mencekik seorang siswa di dalam kamar mandi.
Ayu yang mengintip kejadian itu merasa waswas dan takut secara bersamaan.

Dia menyaksikan seluruh peristiwa tersebut. Keringat dingin tak hentinya menjalar di wajah manisnya.

Ayu yang melihat peristiwa tersebut merasa sangat tak tega. Ia ingin sekali berteriak dan menolong. Namun karena ketakutannya lebih mendominasi, ia memilih untuk diam tak bergerak.

Setelah kembali ke akal sehatnya, Ayu segera menatap lekat sosok berjubah itu karena ia merasa tidak asing dengannya. Ayu pun teringat kembali pada mimpinya.

"D-dia yang menculik Putri!" gumamnya setengah berteriak.

Ayu pun segera meninggalkan kedua orang tersebut dan berlari kembali kepada Putri untuk memastikan keadaanya.

"Putri!" teriaknya saat sampai di gerbang belakang, tempat dimana Putri berada.

"Ada apa?" tanya Putri heran karena tidak biasanya Ayu berteriak histeris, apalagi di tempat keramat seperti ini.

"Kita harus pergi secepatnya dari sini. Ayo ikut aku!"
Ayu langsung menarik tangan Putri dan berlari menjauh dari gerbang belakang secepatnya.

"Hei, bicara dulu yang jelas!" Putri melepaskan tangannya kasar, kemudian menatap Ayu tajam.

Mau tak mau, Ayu segera menceritakan semua hal yang ia alami ketika ia berada di luar toilet tadi, serta mimpi tentang Putri yang diculik oleh sosok menyeramkan tadi.

"Maka dari itu, kita harus lari sekarang!" ucap Ayu mengakhiri kalimatnya.

"T-tunggu! Apa iblis itu memakai tudung hitam dan jubah?" tanya Putri tiba-tiba.

Ayu merasa ada yang tidak beres dengan ucapan putri yang terbata baca, tetapi ia segera menangguk cepat sebagai balasan.

Setelah melihat anggukan dari Ayu, wajah Putri seketika memucat. Perempuan itu menunjuk ke arah sesuatu di belakang Ayu.
Ayu penasaran, ia pun berbalik dan mendelik tak santai.

Bagaimana tidak, karena Iblis itu sudah berada tak jauh di belakangnya.

Putri tersadar, kemudian menyuruh Ayu untuk cepat lari. "Lari woi! Cepet anjir!" suruhnya gegabah tanpa memperhatikan sikap lemah lembutnya lagi kepada Ayu.

Sementara itu, Ayu masih linglung dengan hal itu. Sementara Iblis itu semakin mendekat dan mereka berdua semakin kalang kabut mencari solusi.

Merasa tak ada pergerakan dari Ayu, Putri mendorong Ayu untuk segera pergi melewati kuburan dengan terpaksa. Ia ingin menyelamatkan Ayu apapun yang terjadi.

Awalnya Ayu berlari menjauh mengikuti perintah Putri, tapi ia sadar bahwa ia tidak boleh meninggalkan temannya dalam bahaya.

Ayu pun berbalik dan berlari mendekat ke arah Putri.

Putri sendiri yang sudah bersiap untuk menghentikan Iblis di depannya terkejut oleh kemunculan Ayu yang tidak mengikuti perintahnya.

"Lo ngapain anjir!! Cepetan lari!" usir Putri yang sudah merasa semakin gugup dan cemas. Ia merasa ingin menangis saja melihat sahabatnya yang menjadi sedikit tidak waras ini.

Sementara Ayu sudah menangis histeris dan menggeleng keras menyadari apa yang akan dilakukan oleh Putri untuk menyelamatkannya.

Putri yang tidak mempunyai cara lain segera menampar wajah Ayu dengan kasar, hingga menyebabkan sudut bibirnya berdarah.

TBC.

NIGHT DRIVE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang