Bab 15

16 7 0
                                    

Selamat membaca~

:

Paman Arga yang semula menyimak pembicaraan mereka langsung menyerahkan sebuah tas kertas yang berisi beberapa makanan untuk Rizal, dan di balas ucapan terima kasih dari mulut anak laki-laki tersebut dengan semangat.

"Jadi lo berdua udah saling kenal? Baguslah. Sekarang Lo ajak dia keliling dulu gih, nanti gue bakal ke sini lagi setelah urusan gue selesai, oke?" ujar Paman Arga sembari menepuk pundak Rizal sebentar, kemudian berbalik badan dan pergi.

Sebelum Rizal bisa menjawab, Paman Arga sudah berlari menjauhi mereka dan melambaikan tangan dari belakang.

"Nikmati tourmu, Ayu!"

Ayu dan Rizal memandangi kepergian paman Arga dengan pandangan aneh. Rizal menatap canggung pada gadis yang berada di depannya ini.

"aku sudah mendengar kisahmu dari kak Risk, dan aku akan membantumu untuk menemukan Putri di sini," tawar Rizal tanpa basa-basi.

Ayu tersenyum sembari mengucapkan terima kasih dengan tulus.

"Oh iya, kemana paman Arga akan pergi?" tanya Ayu membuka topik ringan sembari mengikuti Rizal yang mulai berjalan. Sebenarnya Ayu ingin menanyakan beberapa hal, namun ia tahan.

Di sampingnya Rizal hanya menggelengkan kepalanya saja. "Mungkin bergabung dengan kak Risk untuk menyingkirkan Rani," jawab Rizal seenaknya.

Namun Ayu mengerutkan keningnya dengan penasaran.
"Rani?" tanyanya.

Rizal meliriknya sebentar, kemudian menghentikan langkah kakinya. "Penyihir itu, kau pasti sudah tahu kan? Dia itu namanya Rani," jawab Rizal memberitahu dengan suara pelan.

Melihat ekspresi keterkejutan yang dipasang oleh gadis di depannya ini membuat senyuman di wajah Rizal terbit kembali.

"Yah... normal bagimu untuk tidak tahu, sih. Karena nama itu memang dilarang di ucapkan di desa ini."

Ekspresi Ayu semakin tenggelam ketika mengingat bahwa dia telah tidak sengaja menyebutkan nama sang penyihir tadi.

"Baiklah, ayo kita mulai tourmu, Ayu."

*
*

*

Satu minggu telah berlalu sejak tour menyenangkan Ayu. Saat ini, mereka berdua sedang bergabung dengan salah satu kelompok untuk memulai proses belajar.

Pada awal ketika ia mulai berlatih beberapa hari yang lalu, Ayu sangat kaku dan canggung. Namun setelah pelatihnya beberapa kali memberi saran dan melakukan bimbingan intensif, tubuh dan jiwanya telah dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya yang cukup ekstrem.

Setiap hari, latihan akan dimulai pada pukul tujuh pagi setelah sarapan. Sesuai informasi yang Ayu dapatkan, Paman Arga telah membagi jadwal untuk latihan rutinan.

Pada pagi hari, awal dari latihan mereka adalah memindahkan air sumur yang terletak di pinggir desa ke dalam wadah besar di tengah kota. Hal itu bertujuan untuk keamanan warga sekaligus membantu warga desa agar tidak berjalan terlalu jauh.

Mereka harus bekerja sama dan mengisi penuh wadah tersebut selama tiga jam, tidak lebih.

Jika mereka gagal, mereka semua akan mendapatkan tambahan pelajaran di malam hari.

Setelah tiga jam, para siswa diberikan waktu istirahat selama satu jam. Setelah itu, latihan mental pun di mulai selama tiga jam lagi, kemhdian istirahat lagi.

Sistem pembelajaran diberlakukan seperti itu sampai pukul enam sore yang bertujuan untuk mendidik para Nara agar tumbuh menjadi sosok yang kuat dan berani di kemudian hari.

Nara adalah sebutan bagi para siswa-siswi yang mengikuti pelatihan selama setahun di sini.

"Ayu, tangkap!" Ayu terperanjat mendengar suara Rizal yang menggelegar di depannya.

Dengan refleks yang cukup bagus, ia berhasil menangkap sebuah botol air yang di lemparkan lelaki itu kepadanya.

"Terima kasih," ucap Ayu sedikit berteriak, dirinya masih lelah setelah latihan barusan.

Setelah berterima kasih, Ayu langsung meneguk setengah dari isi botol tersebut saking hausnya.

Ayu memandang Rizal di depannya yang masih bersikap kuat dan melakukan pendinginan.

"Apa kau tidak lelah?" tanya Ayu pada akhirnya.

:
:

Siap-siap untuk triple update :)
Terima kasih sudah membaca~~

NIGHT DRIVE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang