Prolog

136 12 7
                                    

Happy Reading✨

================

'Bruk'

"Tolong aku... Argh, s-sakit sekali!" rintih seorang wanita yang tersandung oleh sebuah batu. Dirinya tak menyangka akan tersesat di hutan yang biasa ia lewati untuk mencari buah atau sekedar berjalan jalan dengan suaminya.

"Ini kesalahanku. Aku tidak menyangka kalau aku akan tersesat di hutan ini, maafin aku mas Fajar," gumamnya lemah.

Dengan hati-hati, wanita itu duduk di salah satu pohon yang sudah tumbang dan tergeletak di dekatnya. Ia menenangkan perasaannya yang kini sedang diliputi oleh rasa takut.

Wanita itu mengedarkan pandangan ke segala arah. "Sudah malam? Bagaimana ini? Aku harus segera pulang untuk menghitung semua uangku hari ini. Ya Allah, berilah kemudahan agar hambamu ini mendapatkan jalan keluar dari hutan ini, amin."

Wanita itu berdoa dengan menyebutkan nama Tuhannya. Dia berusaha tetap tenang supaya anak yang sedang dikandungnya tidak merasa tertekan oleh keadaanya saat ini.

'Leni'

Suara bisikan itu membuyarkan ketenangan Leni. Dia membuka matanya dan menatap sekitar. Mungkin saja itu suaminya yang sedang mencari dirinya saat ini.

Tanpa sadar, Leni terus berjalan menuju sumber suara. Tak terasa, sampailah dia di depan sebuah gua. Gua itu tertutupi oleh akar akar tumbuhan.

Tanpa ragu, Leni menyibak semua akar yang menghalangi jalannya dengan pisau yang ia gunakan saat memotong buah di pohon bersama suaminya tadi siang.

Setelah semua akar dia singkirkan, ia masuk ke dalam gua itu.

'Leni'

Suara bisikan itu semakin menggema di telinga Leni. Seakan tersihir oleh sesuatu, Leni tetap berjalan ke dalam gua walaupun ia sempat tersandung sebuah batu tadi.

Kakinya mulai mengeluarkan darah. Tapi ia tetap berjalan menuju asal suara yang sedari tadi memanggilnya.

Tak jauh dari tempatnya sekarang, sebuah roh tertawa puas melihat kedatangannya. Roh itu berwarna hitam pekat dan hanya memiliki kepala. Matanya berwarna merah darah dan taringnya yang tajam berhasil menyadarkan Leni dari pengaruh sihir roh itu.

"Hahaha...," tawa roh hitam itu. Sementara itu Leni sudah ketakutan setelah melihat wujud mengerikan roh itu.

Tak henti hentinya ia mengucapkan doa-doa yang ia hapal di dalam hatinya, dan berharap bahwa ini hanya sebuah mimpi semata.

Tapi sayangnya ini bukan mimpi. Dirinya semakin dekat dengan roh itu.

"Bagus, kemarilah Leni, aku memiliki sesuatu untukmu." Ucapannya bergema di dalam gua, membuat Leni semakin merinding dibuatnya.

"A-apa yang kau mau dariku, ha?" Leni berusaha memberanikan diri untuk bertanya kepada roh itu.

"Aku tahu kalau kau ingin menjadi orang terkaya di dunia ini, bukan? Aku bisa saja memenuhi permintaanmu," ujarnya tenang. Sementara Leni berbinar dan terlihat antusias mendengarnya.

Dirinya terlihat sudah tidak takut kepada roh hitam itu, dan malah semakin mendekat untuk mendengar penjelasan lebih lanjut dari makhluk itu.

"A-aku mau!" seru Leni semangat.

Roh itu terbahak, seakan menertawakan kebodohan Leni yang mudah ditipu olehnya.

"Beri aku anakmu yang sedang kau kandung saat ini, maka aku akan memberikanmu harta di setiap sudut di dunia ini," ujarnya memberi pilihan.

Leni tampak sangat terkejut saat mendengar tawarannya. Dirinya merasa dilema. Antara memilih anaknya, atau harta yang berlimpah dan tak ternilai jumlahnya yang sudah diimpikan olehnya sejak lama.

NIGHT DRIVE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang