08. SESEORANG

2.2K 228 170
                                    

Aluna terdiam di tempat duduknya dengan pandangan kosong. Felicya yang menyadari akan hal itu melirik Jessica.

"Luna kenapa?" bisik Felicya pada Jessica. Jessica menggeleng tidak tahu.

"Lun? Are you okey?" tanya Jessica pada sahabatnya ini.

"Lun? Luna?" panggil Jessica, lagi.

"E-eh iya?" Aluna menatap Jessica dan Felicya bingung.

"Lo kenapa? Ada masalah?" Aluna menggeleng. Dia tersenyum tipis.

"Gue gak ada masalah. Cuma lagi mikirin kalau kita udah lulus, pasti bakal jarang lagi bareng-bareng kek gini," jawab Aluna.

"Gue hapal sama lo, Lun. Kita sahabatan bukan sehari atau dua hari, tapi udah 3 tahun. Lo pikir gue bodoh? Gak mungkin lo mikirin itu. Pasti lo lagi mikirin yang lain kan?"

Aluna terdiam. Dia menatap Jessica dengan senyuman penuh terpaksa. "Gue gak ada masalah, Jes. Lo tenang aja, gue gak mungkin bohong,"

"Mulut boleh berbohong, Al. Tapi hati lo enggak," batin Jessica menatap Aluna rumit.

Aluna memandang luar jendela dimana orang-orang tengah berkumpul di lapangan outdoor dimana siswa kelas 12 IPA 2 sedang bermain basket.

Helaan napas terus keluar. Mata Aluna tidak sengaja menatap pagar. Dimana ada seseorang berpakaian hitam seperti memantau sekolah nya.

"Siapa dia?"

Beribu pertanyaan masuk ke kepala Aluna tanpa bisa di jawab. Aluna menumpukan dagunya dengan tangan kanan nya.

"Seseorang berpakaian hitam, bertopi, bermasker, dan memantau sekolah? Dia siapa? Dan apa niat dia?" Seolah masalah semalam lenyap, kini semuanya tertuju ke seseorang berpakaian hitam yang menarik perhatian Aluna.

Dor

Prang

"AAAAA!!" Jeritan kaget terdengar di kelas nya membuat lamunan Aluna buyar.

Dia menoleh dan mendapati kaca pecah dan orang-orang berkeliaran kemana-mana seolah mencari keributan.

Ini aneh. Baru kali ini Aluna melihat dan mendapati sekolah nya seperti ini.

Saat dia berdiri, matanya tak sengaja tertuju ke gumpalan kertas yang seperti di gumpal dengan batu.

Kakinya tanpa di minta berjalan ke arah dimana batu itu berada. Aluna berjongkok.

Saat dia mengambil benda itu, dia melihat kertas itu seperti di nodai darah. Tunggu, darah?

Dengan cepat-cepat Aluna langsung membuka nya.

Jangan terlalu percaya dengan orang terdekat. Karena bisa saja, orang baik adalah musuh dalam selimut.

-4N5L3Y

"Maksudnya?" Dahi Aluna berkerut bingung.

"Orang terdekat? Musuh dalam selimut? 41/\/3? Apa maksud semua ini?"

BASTIAN [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang