ARCS PART 26

23.8K 1.2K 11
                                    

Pluk

Thesa terperanjat dari lamunannya ketika merasa bahunya di tepuk oleh seseorang dari belakang. Ia pun langsung memutar tubuhnya dan mendapati Winu disana. "Bibi, ngagetin aja sih" protesnya terkejut.

Winu terkekeh, "ngelamunin apa sih non? Bibi masuk ke kamar aja sampai nggak sadar gitu?

Thesa menghela nafas mendengar hal itu, otaknya kembali di putar pada kejadian beberapa jam yang lalu saat Aldi menjemputnya.

"Syena bi... dia kok kayak menghindar dari saya yah, Emangnya saya salah apa?" Keluhnya yang membuat Winu mengeryit dahi heran.

"Menghindar kayak gimana maksudnya?" Tanya Winu yang masih belum paham.

"Tadi saat pak Aldi menjemput kami berdua, Syena menolak untuk duduk bersama saya bi. Biasanya tidak begitu" jelas Thesa yang malah membuat Winu tertawa dibuatnya.

"Non, itu adalah hal lumrah yang dilakukan oleh anak-anak ketika mereka bosan. Siapa tahu non Syena ingin duduk di dekat ayahnya, kan?" Ujar Winu menanggapi.

Thesa diam mendengarnya, ia pun menangapi hal itu sebagai batas kewajaran. Tapi mengapa rasanya berbeda?

Bahkan sikap Syena pun tidak seceria biasanya, ada apa sebenarnya?

Ah, memikirkannya saja sudah membuat kepalanya ini pusing. Jikalau benar Syena menghindar darinya, kesalahan apa yang tidak sengaja diperbuatnya itu sehingga sikapnya menjadi seperti ini? 

"Jangan terlalu dipikirin, sekarang lebih baik non ke kamarnya non Syena aja dan bujuk dia untuk menceritakan masalahnya. Non Syena bukanlah gadis pemarah kok" titah Winu memberi solusi.

"Tapi bi-"

"Dicoba aja dulu, jangan takut gagal" potong Winu sebelum Thesa melayangkan protesannya.

Thesa pun menghela nafas sebelum akhirnya mengangguk, menyanggupi hal itu. "Baiklah, terimakasih bi"

"Sama-sama, bibi ke dapur lagi ya non. Pekerjaan disana juga belum selesai" pamit Winu setelah mengambil kacamata yang menjadi tujuannya datang kemari.

"Iya bi"

Selepas kepergian Winu, Thesa pun berniat untuk beranjak dari duduknya. Namun, pergerakannya itu terhenti oleh suara deringan ponselnya pertanda ada telepon masuk.

Ia pun langsung mengambilnya dan terpampanglah nama ibu nya disana. Thesa menelan ludah gugup, pasti ibunya akan membahas mengenai perkerjaan barunya ini.

Kenapa ia tahu? Sudah jelas tadi Tasya menjelaskan bahwa dirinya lah yang membeberkan semua pada orangtuanya mengenai hal itu.

Kaget? Tentu saja. Padahal dirinyalah yang berniat menjelaskan semua itu lewat mulutnya sendiri.

Namun sekarang? Bahkan kesiapan pun belum ia miliki sama sekali.

Kepalang tanggung, ia pun meraup nafas sebanyak-banyaknya sebelum akhirnya menjawab panggilan itu. 

"Hall-"

"THESA,"

Nah, kan.

***

"Tunggu"

Winu terperanjat kaget ketika dirinya tidak sengaja berpapasan dengan Aldi di dekat kamar Syena, tempat ia keluar barusan.

Beruntung nampan yang dibawanya tidak sampai terjatuh.

"Ada apa, tuan?" Tanya Winu setelah menormalkan detak jantungnya.

Aldi menatap Winu dengan pandangan menelisik, pasalnya ia baru saja keluar dari kamar putrinya dengan nampan ditangannya.

Bukankah itu tugas Thesa? Pikirnya.

After Rain Comes Sunshine | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang