Semakin malam jalanan bukannya semakin sepi, tetapi justru semakin padat. Rencana awal Xue Yang sebenarnya adalah untuk pulang ke rumah dan kembali ke kamarnya untuk tidur, tetapi tidak lama setelah ia kembali mengendarai mobilnya, sebuah pesan singkat masuk. Itu dari Jin Guangyao, isinya meminta ia untuk datang ke salah satu club' tempat mereka sering bertemu.
Suara musik yang memekakkan telinga, aroma alkohol yang menyengat, pemandangan orang-orang yang berdansa dan saling menggoda memenuhi indra penglihatan Xue Yang. Sebagai seorang pelanggan tetap, salah satu pekerja club' segera menyadari kehadirannya dan mengantarkannya menuju tempat biasanya.
Pintu terbuka, begitu Xue Yang memasuki ruangan sosok dengan kemeja biru muda duduk bersandar di sofa. Dua kancing atasnya terbuka, rambutnya berantakan, di kedua lengannya terdapat dua orang wanita cantik yang menempel erat. Jin Guangyao, entah seberapa kasar penampilannya, ia akan selalu terlihat seperti pria manis dengan wajah cantik yang polos.
Melihat pemandangan itu Xue Yang hanya bisa memberikan senyumnya yang biasa, "Gege...bukankah kau sebelumnya melarang ku untuk bicara?" Jin Guangyao memutar bola matanya malas, lewat isyarat mata ia memerintahkan kedua wanita dalam rengkuhannya untuk menyingkir.
Xue Yang mengerling genit saat gadis-gadis itu berjalan melewatinya, namun begitu ruangan ini hanya diisi oleh dirinya dan Jin Guangyao, ekspresi Xue Yang segera berubah. Xue Yang mengambil botol alkohol dan menuangkannya ke gelas yang sama dengan milik Jin Guangyao, lantas menyesapnya.
Xue Yang, "Kenapa menghubungiku? Kau bilang..." Muak mendengarkan nada mengejek Xue Yang, Jin Guangyao memotong dengan acuh tak acuh, "Aku hanya tidak ingin Dage mengetahui hubungan kita."
Namun Xue Yang mengendikkan bahu tidak peduli, menandaskan minumannya ia duduk di samping Jin Guangyao, "Hubungan apa? Kau adalah informan dan aku menyewa jasamu, apa yang salah dengan itu?"
"Kau tidak pernah tahu bagaimana karakter Nie Mingjue."
"Oh, tentu saja, tidak ada yang lebih mengenal Nie Mingjue daripada dirimu."
"Haoxuan...aku tidak memintamu kemari untuk berdebat."
Xue Yang mengamati baik-baik garis wajah Jin Guangyao, pria ini tidak peduli dikehidupan sebelumnya ataupun sekarang, selalu memiliki wajah yang menarik perhatian. Sayangnya dalam setiap kelahiran sifat ular berbisanya tidak pernah hilang sedikitpun, Xue Yang menganggukkan kepalanya, setuju dengan kalimat Jin Guangyao barusan.
Jin Guangyao, "Ini soal pria bernama Song Lan yang kau sebutkan tempo hari."
Wajah yang tadinya terlihat tidak peduli, kini dipenuhi oleh kedutan antusias. Xue Yang menjilat bibirnya saat hendak bertanya lebih lanjut, "Kau menemukan bajingan itu?" Ya, sekali bajingan selamanya bajingan. Begitulah cara Xue Yang menilai Song Lan.
Antusiasme yang ditunjukkan oleh Xue Yang adalah hal yang sudah diprediksi oleh Jin Guangyao, jadi ia tidak lagi terkejut dengan tingkahnya yang seperti bajingan kecil itu. Jin Guangyao meraih tas kerjanya yang berada di meja, lantas mengeluarkan beberapa lembar dokumen yang Xue Yang yakini berisikan informasi mengenai Song Lan.
Xue Yang bahkan belum menyentuh berkas-berkas itu, namun mulutnya sudah lebih dulu berbicara, "Aku punya satu orang lagi untuk kau selidiki." Dan demi dewa, Jin Guangyao mulai merasakan sakit kepala karena kehadiran pria ini. Xue Yang tertawa kecil saat melihat raut wajah kesal Jin Guangyao.
Ia mengambil alih berkas dari tangan Jin Guangyao dan mulai membacanya perlahan. Song Lan, begitulah namanya sekarang. Terdapat foto pria itu yang tengah memasang tampang super serius, lalu hal-hal kecil seperti tanggal lahir, keluarga, tempat tinggal, orang-orang terdekat....tunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDLESS : Love Story
FanfictionSemua orang mengutukku di masa lalu. Namun, sekarang dan entah sampai kapan, bahkan Dewa juga turut mengutukku. Keadilan apa yang ada di mata Surga? Kebencian macam apa yang bisa membuat dewa-dewa menanamkan penderitaan tanpa akhir? Lantas mengapa j...