Part 1👫

5.6K 113 10
                                    

"Kiya berangkat ya, Bun, Yah, Bang." Ucap gadis dengan seragam sekolah itu seraya beranjak dari tempat duduk nya. Tanpa menunggu respon dari keluarganya, ia langsung berlari menuju teras rumahnya.

"PAKAI JAKETMU, KIYA!!"

Teriakan sang mommy membuat Bilqis yang sudah berada diluar terkekeh. Mommy nya selalu saja mempermasalahkan seragamnya dan menyuruhnya memakai jaket setiap pergi sekolah.

Padahal ini tidak terlalu terbuka kan, teman-teman?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal ini tidak terlalu terbuka kan, teman-teman?

Tanpa melakukan apa yang diperintahkan sang mommy, Bilqis berjalan mendekati motornya. Ia berpikir jika berangkat dengan jaket yang menutupi tubuhnya lalu untuk apa ia memakai seragam ini? Bukankah, tujuan utamanya adalah tebar pesona pada semua orang?

"Uh, panas banget." Kesalnya sembari menutupi kepalanya dengan telapak tangan agar menghalau sinar matahari yang menyorot kearahnya. "Ck! Kalau panas kaya gini gue jadi gak bisa naik motor, huh?!" Lanjutnya dengan wajah tertekuk.

Padahal, hari ini dia ingin memakai salah satu motor sport miliknya. Dengan begitu, perhatian semua orang akan berpusat padanya. Namun, dikarenakan cuaca begitu panas ia terpaksa berangkat menggunakan mobil.

"Huft."

Bilqis berjalan menuju garasi, jejeran mobil dengan jenis yang berbeda-beda terpampang jelas dihadapannya. Ia masuk ke salah satu mobil yang paling mahal dan paling cepat yang merupakan mobil balap sang abang, Koenigsegg CCXR Trevita dengan harga mobil yaitu $4,8 juta atau setara dengan 64 milyar.

"Owh, senangnya bisa pakai mobil kesayangan abang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Owh, senangnya bisa pakai mobil kesayangan abang."

Setelah menggunakan seat belt, ia mengambil ponselnya yang ada di saku seragamnya.

"Abang! Kiya pinjem mobil balap abang ya!! Bye, bye. Love you, muach!"

Tut

Tanpa menunggu balasan dari sang abang, ia langsung mematikkan panggilannya secara sepihak. "Mari kita buat jalanan menjadi milik kita." Gumamnya dengan seringai di wajahnya.

Brum

Brum

Mobil itu melaju dengan kecepatan diatas rata-rata meninggalkan halaman mansion sebelum suara teriakan sang abang terdengar.

Bi (n) AlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang