10 TAHUN YANG LALU"Riri jangan dimakan terus itu kuenya... Nanti kalau habis gimana? Aku kan juga mau!"
"Tapi aku kan suka... Ini juga rasa cokelat, Kak! Bukan rasa strawberry kesukaan kak Janu!"
"Jangan bohong deh! Aku tau itu rasa strawberry!"
"Beneran deh, Kak! Ini yang rasa cokelat! Aku kan suka yang rasa cokelat... Kakak tau kan?"
"Iyah! Kamu suka yang rasa cokelat! Tapi kamu juga suka yang rasa strawberry... Kamu mah suka semuanya! Udah yah! Sini kuenya cepetan!"
"Tapi ini bukan rasa strawberry, Kak!"
"Aku tau banget itu rasa strawberry!"
"Tahu dari mana coba? Orang ini rasa cokelat!"
"Itu mulut kamu belepotan banyak creamnya... Dan warna creamnya juga pink... Kamu masih mau bohong? Hah?"
Riri pun mengecek wajahnya di cermin dengan membalikkan wajahnya ke belakang. Kebetulan di belakangnya ada cermin, cermin meja rias mamanya. Saat ini Riri dan Janu berada di kamar mama dan papanya. Dan benar saja, mulut Riri belepotan cream strawberry.
"Kak Januuuuuuu... Aku masih mau kuenya!" Rengek Riri saat kotak yang berisi kue kesukaan mereka berdua direbut oleh Janu saat Riri selesai melihat cermin.
"Kamu kan udah! Sekarang ini sisanya punya aku!" Setelah mengatakan itu, Janu langsung memakan kue yang tadi direbutnya.
"Kak Janu..."
"Yah... Kok dihabisin?""Kan ini udah punya aku, Ri... Kamu tadi udah..."
"Kak Janu..." Riri pun membuat bibirnya itu jadi manyun.
"Yah... Kok mewek? Jangan cengeng dong... "
"Huaaahhh" Riri malah jadi menangis.
"Ih malu-maluin banget sih kamu... Udah kelas 4 tapi masih cengeng! Jangan gitu dong!"
"Emang kenapa kalau cengeng! Kak Janu sih yang jahat!"
"Terus mau gimana lagi? Kuenya juga udah abis! Tadi kamu makannya sedikit emang?"
"Aku cuma makan lima potong doang, Kak!"
"Apah? Aku cuma makan tiga, Riri! Seharusnya aku yang nangis! Bukan kamu! Tapi aku sih gak bakalan nangis! Aku kan gak cengeng!"
"Terus gimana? Aku kan udah nangis..."
"Sekarang kamu hapus airmata kamu!" Perintah Janu pada adik satu-satunya itu yang langsung dituruti oleh Riri.
"Dan sekarang kamu janji gak bakalan nangis cuma gara-gara kue!" Ucap Janu yang menyodorkan jari kelingkingnya pada Riri."Iyah! Aku janji sama Kak Janu!" Riri pun langsung menyambut jari kelingking Janu dengan jari kelingkingnya juga tentunya.
"Eh! Kalian ngapain masih pake seragam? Ayo, siap-siap!" Ucap Tamrin yang muncul dari balik pintu dan melihat anak-anaknya masih menggunakan seragam putih merah mereka.
"Mau ke mana emangnya, Pa?" Tanya Janu.
"Mau makan di luar yah, Pa? Asik banget! Papa tau aja aku mau makan di restoran!" Ucap Riri yang gila makan.
"Dasar tukang makan!" Ejek Janu yang gak ada bedanya dengan adiknya itu.
"Kak Janu juga tukang makan!"
"Kamu lebih parah!"
"Kak Janu yang paling parah!"
"Kamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Februari
Romance"Maaf Tante... Saya gak sengaja!" Apa? Tante? Kurang ajar emang ini cowok! Emang gue keliatan kayak tante-tante! Dasar cowok kurang ajar! Oke, dandanan gue sekarang emang gak banget. Tapi gue yakin, muka gue sekarang gak ampe mirip tante-tante juga...