Part 11

119 6 0
                                    

"Bangun! Riri bangun! Kamu gak kuliah hari ini?" Tania mengguncang-guncangkan tubuh anaknya itu yang masih pulas di tempat tidurnya.

"Iyah, Ma! Aku kuliah!" Ucap Riri yang tak terdengar begitu jelas namun kekesalan karena ulah mamanya masih dapat terdengar jelas.

"Ya udah! Bangun!" Tania lalu meninggalkan kamar anaknya itu.

Kini mata Riri bergantian terbuka lalu tertutup lalu terbuka lagi dan begitu seterusnya. Sampai dia sanggup untuk bangkit dari tempat tidurnya. Mulai menyiapkan diri untuk kuliah. Meskipun rasa malas selalu ada pada dirinya.

Setelah siap untuk berangkat kuliah, Riri menatap wajahnya ke cermin besar yang ada di kamarnya. Ditatapnya setiap inci penampilannya pada cermin itu. Setelah merasa semuanya telah sesuai keinginannya, Riri pun hendak keluar meninggalkan kamarnya. Namun matanya kembali pada sofa yang ada di sudut kamarnya itu.

Riri berjalan menuju sofanya. "Punya siapa nih? Kok di sini? Apa ini punya mama? Gak mungkin ini punya mama!" Riri bingung melihat ada dua benda di sofanya itu yang tidak dia tahu dari mana asalnya. Riri pun membawa kedua benda tersebut menuju ke ruang makan. Riri langsung mencari sosok mamanya saat tiba di ruang makan.
"Kenapa kamu? Nyari apa lagi hah? Kalau pagi pasti deh... Langsung gelisah gara-gara ngilangin barang sendiri!" Ucap Tania yang baru muncul dari arah dapur membawa segelas susu putih.

Riri bukannya menanggapi, tapi malah langsung mengambil susu yang masih di tangan mamanya. Tentunya setelah menyimpan kedua benda misterius yang dari tadi dipegangnya. Tania yang melihat ulah anak bungsunya itu, hanya bisa geleng-geleng kepala.

Setelah mengahabiskan segelas susu tadi, Riri mengambil posisi untuk duduk di salah satu kursi. Tania juga mengambil posisi duduk yang tepat berada di depan Riri.
"Ma!"

"Kenapa? Masih mau susu?"

"Bukan itu! Aku mau nanya! Ini boneka jerapah sama sekotak coklat... Punya siapa, Ma?"

"Oh itu... Yah punya kamu!"

"Punya aku? Kok? Hm... Gini deh! Pertanyaan aku, ini dari siapa?"

"Kata yang ngasi sih... Kamu disuruh nebak sendiri yang ngasi siapa!"

"Hah? Mama ih! Aku serius!"

"Emang mama gak serius?"

"Yang ngasi cowok?"

"Bisa jadi!" Ucap Tania yang terdengar semangat kali ini. Membuat Riri sedikit curiga melihatnya.

"Seneng banget keliatannya!"

"Kenapa sih, Ri? Yah pasti mama seneng dong... Ada yang ngasi sesuatu kayak gitu ke kamu... Mending kamu makan roti kamu aja sekarang!"

"Pasti bukan itu! Belakangan ini mama kan sering keliatan aneh gitu! Mama kenapa sih!" Ucap Riri yang terdengar begitu penasaran dengan mamanya sendiri.

"Mendingan sekarang kamu sarapan! Daripada mikir yang aneh-aneh!" Ucap Tania tegas. "Susunya masih mau?" Tanya Tania pada Riri yang dibalas dengan anggukan dari Riri. Tania pun berjalan menuju dapur meninggalkan Riri yang masih kebingungan dengan mamanya itu.

•••

Riri POV

Mama kenapa sih? Sekarang dia malah senyum-senyum ngeliatin gue. Tumben dia nganterin gue ampe depan pintu kayak gini.

"Kamu kuliahnya yang benar yah, Ri!" Kata mama ke gue masih dengan senyumannya. Aneh banget! Gue cuma melongo liatin mama sekarang. "Ya udah! Sekarang kamu berangkat gih!" Gue masih melongo dengerin mama ngomong. Sampai akhirnya gue tersadar dan sempet nelen ludah. Gue bener-bener kayak dihipnotis.

My FebruariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang