8.Nyasar ke rumah camer.

2 0 0
                                    

Jumat sore, Azzura baru saja keluar dari sebuah toko buku ia baru saja membeli sebuah novel. Saat ini Azzura berdiri di trotoar menunggu taxi lewat, tak lama kemudian sebuah taxi terlihat, Azzura langsung menghentikannya lalu naik.

“Pak, ke pemakaman Rose Garden ya,” ucap Azzura.

“Baik, Dek.” Sang supir menganggukkam kepala.

Setelah beberapa menit Azzura berhenti di toko bunga, ia ingin  membeli bunga mawar putih. Azzura ingat Ken sangat suka dengan bunga mawar putih, sampai-sampai kebun bunga milik mamanya isinya lebih banyak bunga mawar putih.

Setelah membeli bunga Azzura melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda untuk membeli bunga. Dua puluh menit kemudian taxi sudah sampai di depan gerbang Rose Garden, Azzura kemudian membayar taxi, lalu memasuki gerbang pemakaman yang bertuliskan Rose Garden.

Setelah Azzura melewati beberapa makam, Azzura sampai pada makam yang bertuliskan Alkenzo Alsyad. Ia kemudian meletakkan bunga mawar putih yang ia belli tadik, lalu berdoa.

“Assalamu'alaikum! Ken, apa kabar? Pasti baik 'kan? Maaf ya, aku baru bisa ngunjungin kamu lagi. Tadik aku dari toko buku, aku ngeliat sebuah novel detektif, aku ingat banget kamu suka banget sama cerita detektif, kamu bahkan ingin menjadi seorang detektif.” Azzura bercerita di depan makam Kenzo, seakan-akan Kenzo ada di depannya.

“Ken ... Apa kamu masih ingat dengan janji kamu? Kamu janji ... Suatu saat nanti kamu akan menjadi seorang detektif, kita akan menikah, terus hidup berdua di sebuah rumah sederhana yang disebelahnya ada danau yang sangat indah, setiap sore kita akan duduk berdua di tepi danau, kamu akan bercerita tentang pekerjaan kamu, sedangkan aku akan menulisnya ke dalam buku. Indah banget ya ... Mimpi anak kecil itu.” Azzura mulai menitikkan air matanya.

“Maaf ya, aku baru dateng lagi, soalnya aku sibuk banget, banyak tugas sekolah, ternyata kamu benar Ken, jadi anak SMA itu susah juga,tapi aku seneng. Bunda juga nggak bolehin aku pulang lambat, tapi hari ini aku nggak nurut perintah Bunda, aku kayaknya bakal pulang saat udah maghrib.”

Tanpa Azzura sadari ia sudah lama bercerita di makam Kenzo, terbukti dengan matahari yang sudah tidak terlihat. Bahkan Azzura saat ini masih memakai seragam sekolahnya.

“Ken, aku balik dulu ya, Assalamu'alaikum!”

Setelah itu Azzura melangkah keluar dari gerbang pemakaman. Tampaknya ia sudah terlalu lama di kuburan Kenzo, sampai ia tidak sadar bahwa hari sudah beranjak gelap, taxi juga tidak ada yang lewat, sekitar pemakaman juga sangat sepi karena rumah warga sangat jauh dari area pemakaman. Sejauh pandangan memandang yang terlihat hanyalah hutan pinus.

“Taxi online.” Azzura baru ingat kalau ia bisa memesan taxi online. Tapi sayang, sepertinya nasib baik tidak berpihak kepadanya. Azzura baru ingat kalau ponselnya tadik pagi ia titipkan pada Zoey, karena jam olahraga, dan ia sama sekali belum mengambilnya.

“Sekarang pulang naik apa?” Azzura bertanya pada dirinya sendiri, yang bahkan ia sendiripun tidak tahu harus pulang dengan cara apa.

“Sepertinya harus jalan kaki,” ucap Azzura pada dirinya sendiri.

Azzura mulai berjalan di pinggir jalan yang sepi, hari juga sudah hampir gelap, beruntung masih ada lampu jalan yang menerangi, sehingga ia tidak akan takut nanti tidak bisa melihat jalan karena gelap.

Berkat lampu jalan itu juga ia bisa melihat banyak orang yang bergerombol, sekitar dua puluh meter dari tempatnya berdiri, sepertinya mereka sedang nongkrong. Mereka sepertinya anak muda, namun wajah mereka sangat seram layaknya preman.

Azzura yang ketakutan berjalan mundur, tampa ia sadari sebelah kakinya masuk pada sebuah lubang yang tidak dalam, tapi sukses membuat Azzura terjatuh kebelakang,  orang-orang yang sedang nongkrong serentak menoleh ke arah Azzura.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Untuk AzzuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang