Suho dan Chanyeol terlibat dalam sebuah perbincangan santai sore itu.Di temani secangkir teh untuk masing masing dan rintik hujan gerimis."Alangkah baiknya kau mencari seorang asisten rumah tangga."Ujar Suho menyeruput teh nya.
"Umurmu juga sudah sangat matang untuk menikah.Aku tahu betapa repotnya mengurus nenek dan dirimu sendiri." Katanya lagi.
"Aku sedang dalam tahap pertimbangan banyak hal pamanku." Jawaban Chanyeol.
"Bagaimana hubunganmu dengan gadis Byun itu?" Pertanyaan Suho mengalihkan atensi Chanyeol.
"Bagaimana gadis Byun itu menurutmu?" Bukannya menjawab,yang lebih muda malah memilih untuk membalikkan pertanyaan.
Sejenak keduanya saling berpandangan sebelum Suho memutus atensi dengan memandang rintik hujan.
"Dia cantik." Kata Suho dan Chanyeol sudah pasti mengetahui hal itu.Ia menginginkan yang lebih spesifik tentu saja.
"Semua tentangnya sangat baik kecuali bagian mendiang Ayahnya yang meninggalkan banyak hutang." Lalu menatap sang keponakan yang masih memusatkan perhatian padanya.Menunggu jawaban.
"Dan kau baru saja menyelamatkan mereka.Bahkan ku dengar tokonya kini bertambah satu setelah tutupnya kasus itu." Suho menambahi.
Chanyeol juga mengetahui hal itu.Baekhyun bahkan berhenti menjadi pengantar susu karena fokus pada toko pakaian rajut dan menjahit.
Mereka jadi tidak pernah bertemu.Sangat di sayangkan karena Chanyeol sibuk dengan pekerjaan dan mengurus sang nenek ketika pulang kerja.
Yang pria Park itu tidak tahu adalah Baekhyun sering mengunjungi sang Nenek saat jam makan siang.Mengantar makanan atau sekedar menemani bercerita karena orang tua itu kesepian.
Bahkan dari sebelum Chanyeol pulang ke desa,Baekhyun sudah sedekat itu dengan nenek Park.Ingat ketika masih kecil orang tua itu yang mengasuh dirinya ketika sang ibu,Yuri,bekerja di pabrik.
Maka tidak heran jika Nenek Park sangat menyayangi Baekhyun.Begitu pun sebaliknya.Ibarat kacang tidak pernah lupa pada kulitnya.
"Apa kau sudah menentukan tanggal yang cocok? Beritahu secepatnya dan sisanya biar pamanmu ini yang mengurus." Suho mengerling pada Chanyeol.
"Ye?"
"Dasar tidak peka."
"Kau merestui hubungan kami?"
"Kau mencintainya bukan?"
🐑
Hujan deras mengguyur Kwangya.Tidak kunjung reda dari siang hingga merambat ke senja.Di sertai petir dan angin kencang tentu saja.
Baekhyun menutup gorden jendela kamar lalu menarik selimut sebatas dada yang lebih tua.Ia berada di kamar Nenek Park.Menemani orang tua itu yang baru saja tertidur.
Gadis itu memutuskan tinggal setelah Nenek meminta agar menemaninya.Hujan dan petir yang tidak kunjung berhenti membuat orang tua itu merasa takut.
Di balik jendela kaca ruangan tamu si mungil itu termenung.Memikirkan cara untuk pulang.
Ia membawa payung tapi tidak dengan jas hujan.Dan sangat rentan terhadap hawa dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Kwangya
FantasyChanyeol belum pernah melihat gadis semurni itu.Lama tinggal di kota besar ia seperti melewatkan segala sesuatu dari desa tercintanya.Salah satunya adalah gadis secantik Baekhyun.