Kembali

233 5 13
                                    

"Apakah kita masih bisa merasakan cinta itu? Ataukah cinta itu membeku seperti air sungai yang berubah menjadi es?"

.
.

Angin musim dingin mulai terasa begitu aku tiba di Incheon Airport, Seoul Korea Selatan. Aku merapatkan kembali winter coatku, karena udara di sekelilingku mendadak berubah menjadi sangat dingin hingga menusuk ke tulang. Bertempat tinggal di Negara tropis membuat suhu tubuhku tidak terbiasa menghadapi cuaca dingin seperti ini. Aku melihat jam yang ada di ponselku, pukul 21:20 waktu Korea Selatan, masih ada waktusejenak untuk menghangatkan tubuh dengan minumandi sebuah kedai kopi yang ada di bandara Incheon. Koper hitam langsung kuseret ke arah kedai kopi itu, datang lagi ke kota ini membuat semua kenangan seolah kembali menghampiriku, buruk dan baiknya. Aku menghela napas, lalu masuk ke salah satu kedai kopi  yang tidak terlalu ramai pengunjungnya.

            " Hot Chocolate, please." Pintaku ke salah satu pelayan perempuan yang menghampiriku. Dia mengangguk tanda mengerti, lalu meninggalkan aku sendiri. Ku keluarkan smartphoneku, dan melihat foto ini lagi seolah sama saja membuatku tak bisa lupa dengannya. Di layar smartphoneku aku melihat dia tersenyum sedang merangkulku. Kenangan yang seolah baru saja terjadi kemarin dan  ini menyesakkan diriku.

            Pelayan itu kembali ke tempatku duduk sambil membawa secangkir Hot Chocolate kesukaanku, ah tidak tapi kesukaan kami berdua. Secangkir hot chocolate ini mampu membangkitkan kembali ingatan dan kenangan yang sudah beberapa bulan ini ku tutup rapat-rapat, hot chocolate dan kota ini. Aku kembali mengamati foto dirinya yang sedang tersenyum cerah dalam smartphoneku. Meskipun kini kami tidak bisa bersama-sama dan aku tidak bisa melihatnya, tapi aku masih bisa melihatnya di televise serta youtube di mana banyak sekali video tentang dirinya, berita, dan juga skandal itu. Mengingat skandal yang kini tengah menimpanya, aku putuskan langsung menuju kota ini apapun yang terjadi. Tidak perduli berapa biaya hingga semua tabunganku terkuras, namun aku harus berada di sisinya aku tidak ingin membiarkannya sendiri di tengah masalahnya saat ini.

Tiba-tiba saja ada seseorang yang menghampiriku dan langsung duduk di hadapanku. Aku kaget melihatnya, namun tak bisa memungkiri bahwa senyum menghiasi wajahku ketika melihatnya.

" Oppa." Kataku terperengah bahwa yang sekarang duduk di hadapanku adalah seseorang yang sejak tadi kupandangi dalam smartphoneku.

" Sudah lama?" tanyanya menggunakan bahasa Inggris, bahasa kita berdua, bahasa komunikasiku selama ini dengannya.

" Annyi, aku baru saja memesan hot chocolate. Oppa, mau?" tanyaku menawarinya.

" Habiskan hot chocolatemu lalu kita akan ke tempatku. Kau tidak memesan hotel bukan?" tanyanya sambil membenarkan posisi topi serta kacamatanya.

" Ayo kita pergi sekarang. Aku yakin di tempatmu ada chocolate." Kataku.

Dia membawakan koperku dengan senang hati. Tangan kirinya menggenggam tangan kananku. Sebuah kebiasaan yang sampai saat ini masih di lakukannya jika sedang bersamaku, walau kita sudah tidak bertemu. Rasa aman dan nyaman ketika dia menggenggam tanganku ini sama seperti yang dulu, aku masih bisa merasakan rasa sayang yang dulu sempat mengalir di antara kita berdua, di mana aku dan dia sempat menjadi kita.

Di dalam mobil yang di kemudikan oleh dirinya sendiri barulah topi dan kaca mata itu di lepasnya. Inilah yang aku sukai, matanya yang sipit, dan jujur kuakui dia banyak berubah dari yang dulu. Pekerjaan ini membuatnya sangat-sangat berubah.

" Ada apa?" tanyanya yang mendapatiku sedang mengamatinya.

" Tidak. Kau berubah." Jawabku yang langsung kualihkan pandanganku.

" Berubah? Lebih tampankan?" tanyanya, tersenyum.

" Iya, dan semakin banyak wanita yang jatuh cinta kepadamu. Itu yang kusesali. Seantero dunia mengenalmu, seorang Cho Kyuhyun maknae dari boyband terkenal Super Junior."

DAYDREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang