"Takdir selalu saja membuatku terharu. Ada saja caranya untuk membuat kamu dan aku bersatu."
-Cho Kyuhyun-Alina
JakartaAku kembali bekerja, setelah beberapa minggu ini aku tinggal ke Korea Selatan. Pekerjaanku memang tidak menumpuk karena aku selalu mengerjakannya di sela-sela menemani Kyuhyun ke sana dan kemari. Fanny, sahabat sekaligus partnerku bekerja juga sangat membantu hingga pekerjaanku tidak terlalu menumpuk.
"15 menit lagi meeting, Al." Kata Fanny mengingatkan.
"Sholat ashar dulu ya, belum sholat nih." Jawabku lalu mengambil mukena yamg ada di laci dan berlari ke mushola kantorku. Fanny mengikutiku dari belakang sambil menenteng mukena miliknya.
"Lupa?" Tanyaku.
"Iya. Biasanya kan kamu juga lupa, Al." Jawab Fanny.
"Ini gara-gara Kyuhyun buat aku malu sebagai umat Muslim dari lahir."
"Kenapa?"
"Eehhhhh, sholat dulu sana baru ngegossip." Suara laki-laki cempreng satu itu menginterupsi kami. Siapa lagi kalo bukan the power of Baim, laki-laki yang bertubuh subur dan hobi masak. Aku heran, kenapa dia tidak jadi chef aja sih, di sini ia malah jadi programmer.
"Imamin, please..." pinta Fanny bercanda.
"Gue udah sholat. Kalian tuh para wanita lelet banget." Jawabnya.
"Baiiimmmm..." Cubitan bertubi-tubi kw perutnya yang gendut tak terelakkan lagi. Baim, meskipun mulutnya kaya wanita dan suaranya cempreng tapi dia sangat peduli kepada aku dan Fanny. Kami sahabatan sudah sejak SMA sampai sekarang. Baim typical laki-laki lucu yang bisa membuat yang lain tertawa, berbeda dengan Fanny typical wanita yany cuek dan jutek. Tapi kalo ada Baim, Fanny pasti bisa dengan mudahnya tertawa.
Selepas sholat Ashar, aku dan Fanny ke ruang meeting untuk meeting mengenai client baru. Kak Dylan sudah ada di ruang meeting, menatap Macbooknya serius.
"Kak D, kak Naomy mana?" Tanyaku lalu duduk di sampingnya.
"Lagi pesen makanan buat meeting." Jawab Kak Dylan tanpa menatapku.
"Bakalan lama deh ini." Kata Baim yang masuk ke dalam ruang meeting diikuti oleh beberapa team kreatif lainnya.
"Project besar ini, saingan untuk merebutkan project ini aja banyak banget." Jelas Kak Dylan.
"Asik, nanganin project besar lagi." Sambung Rendy, si jenius graphic designer kita.
"Hahahha.. Makanya gue butuh kalian buat bikin project ini sukses. Kalo sukses, uang bonus plus jalan-jalan ke Bali bisalah."
"Semangat nih nanganinnya."
"Al, udah cek email dari kakak?"
Aku memang sudah membaca project itu. Tapi belum sampai tahap di mana Kak Dylan menjelaskannya secara terperinci. Iklan sebuah mobil keluaran dari Korea Selatan, tidak tanggung-tanggung biaya untuk pembuatan iklan dan semua activity mereka sangatlah fantastis.
"Sudah kak. Kita mau buat konsepnya, kan?"
Meeting itu dimulai ketika Kak Naomi, tunangan kakakku itu masuk sambil membawa beberapa roti dan cake serta coffee Starbucks. Untukku pengecualian, Kak Naomi selalu memesankan Green tea latte Frappe untukku. Ah, kakak iparku baik sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAYDREAM
Fanfiction"Apakah kau akan memperjuangkanku bila aku masih tetap mempertahankanmu? Apakah aku penting di dalam hidupmu yang terlalu sempurna itu? Apakah kau mencintaiku sebesar aku mencintaimu? Pertanyaan itu yang selalu aku tanyakan bila kau di sampingku...