Suara tamparan, mengisi hening di ruangan.
Setelah sekiranya mungkin selesai, Eunji disebelah Baekjin, menyodorkan sapu tangan, yang kemudian langsung diterima.
"Kalau kalah dalam pertarungan, kita hanya perlu membalasnya. Sederhana. Tetapi, uang tidak bisa seperti itu. Uang bisa menghilang di udara tanpa ada jejak."
Kain yang telah penuh dengan bercak darah itu, diletakkannya di atas meja.
"Mau memohon atau minta tolong pada Seungje Geum yang sudah berpengalaman, apapun caranya, kau harus memikirkan cara supaya kau bisa menyelesaikannya sendiri. Mau itu lawannya adalah Seungjin Joo atau orang lain. Memangnya itu penting..?"
"Di rapat kali ini, kumpulkan semua anggota Aliansi SMA Hyungshin," jari telunjuknya Baekjin mengetuk meja. Bertujuan menegaskan hal yang dikatakannya, "Jangan sampai ada yang tidak datang. Keluar semua."
"Ba-baik."
Jadi, ketika Hyungshin seharusnya menyerahkan berbagai dokumen, uang, serta beberapa hal lainnya pada Ganghak, Sehan di cegat oleh Seungjin Joo.
"Pantas saja arusnya benar-benar tenang. Rupanya ada buaya. Seungjin Joo, dia sudah susah payah sampai seperti ini? Selanjutnya bagaimana, Kak?"
"Sepertinya, sekarang kita harus bergerak sendiri. Selain masalah Hyungshin, kita juga harus menyelesaikan semua hal yang ada sampai saat ini sebelum melanjutkan ke hal yang lain."
Baekjin hanya berdeham singkat sebagai tanggapan dari sanggahan Seokhyeon. "Baekjin Na, aku mengerti posisimu, tapi kalau kau terus memikirkan citra bisnismu—"
"Tidak perlu terburu-buru. Mari kita pikirkan setelah kita menggunakan seluruh senjata. Setelah itu baru tentukan dan bergerak. Kita tidak akan terlambat, percepat jadwalnya. Suruh orang-orang Mokha, untuk pergi ke Yeouinaru besok."
"Baiklah, kalau begitu."
Setelah pintu tertutup dan tak ada tanda-tanda suara lagi, Eunji dan Baekjin saling berpandangan.
Dengan bergegas, Eunji membuka tasnya dan mengeluarkan semacam kotak.
"Ini diaaa, Ayam enak yang sedang naik daun itu!"
Baekjin yang sudah mendudukkan diri di sebelah Eunji pun jadi penasaran. "Nah, selamat makan~"
-
Eunji melangkah dari belakang Baekjin. Berdiri tepat disampingnya.
Bagi yang sudah mengenalnya, tak mengherankan. Namun, sebagian dari orang-orang di sana, mengerutkan kening ketika melihatnya.
"Dari awal sampai sekarang, aku tidak pernah meremehkan tantangan yang datang. Dan, aku sudah memberi kesempatan kepada semuanya secara adil. Aku sudah menerima laporan dari Seokhyeon. Tentang pergerakan Full Moon sejak lama."
Baekjin melangkah menuruni tangga. "Aku tidak mengambil tindakan khusus terhadap masalah itu, karena aku menganggap pergerakan Full Moon tidak mengancam. Dan batu sandungan Aliansi saat ini bukanlah Full Moon yang sudah basi, tapi Eunjang," tera-nya dengan menekankan dua kata terakhir.
"Walaupun begitu, aku tidak bisa diam saja kalau Full Moon mulai melawan. Lagipula kalian juga gatal kalau ternyata Seungjin Joo terlibat dalam hal itu, kan? Tapi dia memang sudah cukup berpengalaman."
Sebuah amplop coklat sengaja dijatuhkan Baekjin. Bertujuan memancing pergerakan seorang anak buah Sehan Lee. Dan benar saja, "Kau menjatuhkan in—"
Jari Baekjin melakukan pergerakan yang menandakan agar dia pungutkan.
Eunji sudah membiasakan diri bila kedapatan melihat kebrutalan Baekjin.
Jadi, ketika melihat Baekjin yang menendang di titik batang hidung orang itu, Eunji sudah menganggapnya biasa.
Tubuhnya limbung bersamaan dengan beberapa foto yang berceceran.
"Informasi tentang Sehan Lee bergerak ke arah jembatan Sinjeonggyo," sekali lagi Baekjin melayangkan tendangan yang kali ini mengenai rahangnya.
Tangannya menjambak rambut kuning orang itu dan menyeretnya ke depan. ".. Dibocorkan oleh cec*ng*k ini."
Langkahnya berhenti sejenak dihadapan Sehan. "Sehan Lee, masalahnya jadi seperti ini karena kelalaian dan kemalasanmu."
Orang itu kembali diseretnya. "Hanya dua orang. Masalah yang membuat sakit kepala ini, tunas yang bisa bertumbuh menjadi kudeta skala besar dan membuat repot ini, hanya perlu dua orang yang menghabisi itu."
Baekjin melemparkannya pada Duo Mokha. Tangan Dongha Baek, mencengkeram rambut kuningnya, "Hei kau, sayang sekali, tapi aku sudah membantai temanmu."
Tubuh orang itu, terkapar tak sadarkan diri. Baekjin sudah kembali ketempat semula.
"Aku mengangkat, dua orang grup aksi terpisah Yeoil yang tidak pernah maju ke barisan depan, sebagai pemimpin eksekutif."
"Salam kenal. Yang ini Seongmok Do," tangannya menjulur pada teman disebelahnya, "Dan aku Dongha Baek. Jangan sok lebih berkuasa karena aku masuk terlambat, oke?" Celetuknya dengan tawa diakhir.
".. Aku anggap pembuktian untuk mereka bergabung eksekutif Aliansi sudah cukup. Terakhir," tangannya terulur pada Eunji.
"Dia adalah mata dan telinga Aliansi. Berbagai pergerakan kalian dapat terbaca olehnya. Contohnya? Kalian pikir aku sesuntuk apa hingga bisa mengawasi kalian semua? Darimana, aku tau pergerakan kalian, bahkan para anak buah yang terkadang tak kalian bawa ikut menghadapku? Mungkin bisa disebut asisten? Yah, dia adikku."
Gadis bernuansa putih itu, membuka tudung Hoodie miliknya, "Hai, aku Eunji Na, salam kenal!"
Baekjin disebelahnya, melirik pada Jihoon Bae. Membuat Jihoon ditempatnya, menjadi ketar-ketir.
-
"Oh? Wah, kau Seungje Geum, kan? Katanya kau menghabisi satu anak ingusan? Kenapa kau menggebuki lagi anak-anak yang sudah menangis dipukuli, sih?"
Eunji menoleh kebelakang. Mengintip gang kecil yang sepertinya ada Seungje. Sedangkan Dongha, meraih bahu Grape dan menunjuknya. "Terus kenapa, bngst?"
"Aku pernah dengar, lho! Tiga detik, kan! Kau bakal langsung mengamuk!" Celetuknya antusias dengan tawa yang di akhir.
Baekjin melirik kebelakang, "Sudah cukup, Dongha. Ayo."
Eunji melambaikan tangannya pada Seungje yang balas tersenyum. Baekjin yang tau itu, langsung menarik tudung Hoodie adiknya. "Pulang, bocah."
Langkah kaki Eunji menghentak jalan dengan kesal. "Setidaknya izinkan aku ngobrol sama teman-temanku. Baekjin baka!"
Semua orang langsung membeku. Termasuk Duo Mokha yang menghentikan langkahnya. Satu-satunya yang biasa saja menanggapinya, hanya Seokhyeon.
Baekjin tersenyum miring, "Aku lebih pintar darimu, tuh," Eunji mencebikkan bibirnya dan mengendikkan bahunya, "Coba nanti Kakak cek, aku menghabiskan waktu semalaman untuk menjawab soal yang kau beri."
"Oh, ya? Pasti salah semua."
Gerakan Eunji selanjutnya, lagi-lagi membuat orang-orang disana membeku. Karena dirinya yang menampol kepala Baekjin dari belakang.
Tapi, bukannya seperti perkiraan mereka, Baekjin justru berbalik badan dan mengangkat Eunji seperti karung beras. "Bocah nakal."
KAMU SEDANG MEMBACA
꒰⑅NEVERMIND༚꒱˖ [Weak Hero] (HIATUS)
Fanfiction【Hiatus untuk fokus ke ff Eleceed dan AOT.】 Bocah aneh dengan segala tingkah lakunya yang tak terduga. - ©Cerita, karakter, dan beberapa hal lainnya milik SeoPass/RAZEN! - #1 - Baekjin Na [070623] #2 - Weak Hero [230422] #6 - Sieun Yeon [050524]