010 -

329 50 4
                                    

"Ugh, capek.."

Selama beberapa hari terakhir, Eunji tidak bisa tidur nyenyak. Mimpi buruk membajak alam bawah sadarnya.

Ditambah lagi, pada akhir pekan dia harus ujian. Tak melupakan tugasnya di Aliansi, setelah memberikan informasi pada Baekjin tentang kekalahan Duo Mokha, dia langsung pergi tidur.

Membuat matanya pada malam hari menjadi terjaga.

Dan, masalah baru datang lagi. "Tak apa mengirim Hakho sendiri? Bisa saja, orang-orang itu menyewa pehandal bertarung, kan?"

"Sepertinya tidak apa."

-

"Jadi..? Pokoknya aku tidak mau. Aku waras dan tidak sakit apapun."

"Ini untuk mengatasi hal itu. Lagipula, kau berkata bahwa beberapa hari belakangan, kau sulit untuk tidur, kan?"

Itu, sepenggal kejadian ketika Eunji coba menolak ajakan Baekjin ke rumah sakit.

Singkat cerita, mereka sedang melangkah keluar rumah sakit. Eunji menggenggam erat tangan Baekjin.

Melewati pintu yang berputar, Eunji merasa aneh. Memutuskan untuk berbalik sejenak dan melihat sosok Sieun Yeon yang juga ikut berhenti dan menoleh.

Berhentinya langkah Eunji, tentu membuat Baekjin pun ikut berhenti. Eunji yang masih bertatapan dengan Sieun, berbisik dengan pergerakan bibir, "Pergi, Sieun.."

"Kenapa? Ada siapa?" Tapi Eunji langsung menarik Baekjin pergi tanpa menjawab.

-

"Aku berfikir.. bagaimana kalau kita mencoba bicara dulu sebelum berselisih?"

Eunji memasang pose berfikir, "Bicara ya..? Grup yang tenggelam dalam kejayaan masa lalu Sky River itu, kalau kita tidak menunjukkan kekuatan penuh kita, akan mustahil untuk bicara dengan mereka. Kau tidak perlu meragukan ini, Seokhyeon. Kau hanya menghabiskan energi yang tidak perlu. Dan lagi, mencoba bicara lebih dulu itu, sama dengan mengakui kalau kita meremehkan mereka. Benar, kan?"

Baekjin tersenyum simpul, menyetujui pemikiran sederhana adiknya. "Dalam situasi seperti itu, apa pembicaraan bisa berjalan lancar dengan normal seperti yang kuinginkan? Karir masa lalu Sky River, sudah menceritakan segalanya, kan. Dipandangan mereka, walaupun tindakan sewenang-wenang dari perusahaan yang tidak ada kaitannya adalah awal dari segala masalah."

"Mereka tidak akan diam saja melihat anggotanya dirugikan. Changhee Han dari Sky River, dia pasti menyerang Yeongdeungpo. Karena proses itu sudah ditentukan," lanjutnya.

"Jadi, kau menanggapinya dengan cara seperti ini..?"

"Menanggapi ya? Itu ekspresi pasif yang terlalu terbatas pada tindakan lawan. Not in my backyard.. manusia itu sensitif kalau ada sedikit bekas makanan didalam rumah sendiri. Agar bisa membalikkan situasi tanpa memikirkan urusan nantinya, kita harus mengambil langkah lebih awal tanpa mencolok selama bergerak. Dan menyerang lebih dulu."

"Tunggu.. jadi kau menyuruh Mokha dan anak-anak Hyungshin menunggu di daerah Mapo bukan hanya untuk mengintai?"

"Tidak," Eunji memakai Hoodie miliknya, "Memang benar untuk mengintai, tapi mereka juga berperan untuk menghalangi anggota yang bergerak di saat yang tepat. Baekjin itu, penuh dengan rencana."

Seokhyeon mengerutkan keningnya, "Kalau begitu, alasan memanggil mereka yang sedang menunggu diluar hari ini juga—"

"Seokhyeon, maaf aku tidak bisa memberitahumu lebih dulu. Aku baru saja dapat informasi dari Dongha kalau para eksekutif Sky River berkumpul untuk rapat terpisah. Tradisi Sky River dan keputusan Octagon, ya? Ya, pokoknya, kita yang sudah siap sepanjang waktu, tidak perlu membuang waktu untuk memikirkan lawan."

꒰⑅NEVERMIND༚꒱˖ [Weak Hero] (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang