005 -

345 65 3
                                    

N: Disini, Eunjang adalah sekolah campuran. Laki-laki dan perempuan disatukan. Bukan khusus cowo. Jadi, mohon maklum. Terimakasih.

-

Selama dua hari terakhir, Eunji menjauhi Sieun. Bahkan menghindari bertatapan.

Ditempat kursus pun sama. Cukup sulit, karena dia dan Sieun satu kelas di Hero Academy.

Eunji menghela nafas panjang, "Selesai. Mari mampir ke toko buku."

Langkahnya mengitari berbagai rak. Kemudian berhenti sebentar di kumpulan buku matematika. Perhatiannya berhenti di buku kumpulan soal clapo tingkat satu.

Eunji mengambil secara acak. Berbalik dan mengambil beberapa buku yang diinginkannya. Setelah membayar, langkahnya beralih menuju supermarket terdekat.

Tangannya meraih beberapa roti. Menatapnya cukup lama hingga berakhir dibawa pergi ke kasir.

-

Eunji menatap punggung Sieun yang membelakanginya. Sieun, Juntae, Juyang, dan Gayool sedang bermain kartu tarot. 'Pengen juga..'

Saat ini, Gayool sedang membaca arti kartu tarot pilihan Juyang, "Kau, nggak pernah jadi pusat perhatian dalam hidup. Posisimu selalu ada disamping."

"Ohh.."

"Tapi, banyak masalah dan insiden yang akan muncul berdasarkan dirimu sendiri-"

Mengalihkan perhatiannya, Eunji memilih untuk fokus menjawab soal-soal matematika di buku.

Termasuk, yang katanya paling susah untuk dijawab. Soal buatan Baekjin.

-

Eunji memasuki kantin. Tepat ketika Sieun menyodorkan tangan kanannya pada Pilyoung, "Hei."

"Apa kau?"

"Kesini dan lap ini."

"B*jingan ini salah makan obat, ya?"

Juntae disebelah mencoba menghentikan Sieun, tapi tak digubrisnya sama sekali. "Hei, aku sekarang, nggak mood buat meladeni cecunguk seperti kau. Jadi minta ibumu yang lap sana."

Wajah Sieun menggelap suram, "Kau nggak dengar kata-kataku, kep*rat bgst?" Langkah Pilyoung terhenti, "Lap bajuku."

Seisi kantin langsung heboh. Bahkan beberapa korban Sieun sebelumnya ternganga tak percaya.

Walau ragu, Pilyoung berbalik dan menghampiri Sieun. "Hal-hal yang sudah kujalani berbeda dengan b*jingan sepertimu. Kau pikir ada berapa orang yang sudah kuhabisi selama ini? Aku sudah dengar semua. Jadi aku tahu. Kau itu, cuma pecundang kalau gak ada senjata."

Pilyoung terus mengoceh, hingga serangan elbow dari Sieun, membuatnya kehilangan fokus.

Melihat kesempatan, Sieun langsung meninju wajahnya hingga limbung kesamping.

Tepat ketika Pilyoung hampir menyentuh lantai, hantaman lutut dilesatkan oleh Sieun mengenai titik pelipisnya.

Jatuhnya tubuh Pilyoung pun berubah kearah kanan. Tapi, lagi-lagi terulang.

Sieun melesatkan tendangan dengan ujung kakinya. Kali ini mengenai rahang kanan Pilyoung. Baru saja anak buah Pilyoung akan maju, Sieun meraih nampan.

Menumpahkan sisa makanan ke wajah Pilyoung yang terkapar dilantai. "Kep*rat yang mau mukanya bonyok, silahkan maju," ucapnya dengan nada menekan.

Pilyoung yang setengah sadar, menatap Eunji yang juga menatapnya dengan aura dingin dibelakang Sieun. 'Gawat. Adiknya Baekjin Na..!'

Tatapan Eunji, beralih pada Sieun yang membelakanginya. Mengurungkan niatnya yang hendak makan dikantin ini, Eunji berbalik dan melangkah menjauh.

Jika sudah begini, Eunji yakin. Kejadian hari ini akan jadi pemicu, naiknya Sieun Yeon sang Ular Putih keatas permukaan.

Eunji memasuki kelas dan menduduki kursinya yang dalam posisi dekat pintu. Baru saja mendaratkan tubuhnya, pintu kelas kembali terbuka.

Humin dan Hyuntak melangkah mendekati meja Sieun. Telunjuk Humin menunjuk mejanya, "Oh, Juntae dan Sieun belum balik dari makan siang?"

Orang yang duduk dibelakang mejanya, berucap mengiyakan dengan ragu. Humin mengambil buku bersampul ungu seperti iris mata Sieun, "Ini buku catatan Sieun?"

"Iya."

Humin yang sedang membuka lembaran-lembaran buku itu, terfikirkan akan sesuatu. Matanya melirik pada Eunji yang menelungkupkan wajahnya disela lipatan tangan.

Eunji menyadarinya. Ditambah lagi, adanya suara langkah kaki mendekat, membuat Eunji mau tak mau kembali ke kesadarannya.

"Kau temannya Sieun juga, kan? Aku juga lihat ada namamu dipapan peringkat try out per angkatan. Tepat dibawah nama Sieun."

Eunji mendongakkan wajahnya, menatap Humin yang kaget menatap matanya, "Aku bukan teman Sieun. Ada apa?"

Telunjuk Humin terulur mengarah ke matanya, "Matamu mengingatkanku pada seseorang..?"

"Pergilah. Dan jangan asal menunjuk. Itu sedikit tidak sopan," Humin berdeham dan menurunkan telunjuknya. Kemudian mengucapkan sampai jumpa dan pergi keluar kelas.

꒰⑅NEVERMIND༚꒱˖ [Weak Hero] (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang