Di akhir hidupnya, Aira menyesal karena telah menyia-nyiakan orang yang sangat mencintainya, menjadi pembangkang, meninggalkan orang tua nya, sampai menelantarkan anaknya hanya karena seorang bajingan, karena akhir tragis membuat ia menyadari kesala...
Hallo, ketemu lagi dengan karya baruku selamat menikmati dan semoga kalian terhibur.
^Happy Reading^
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••••
Sakit, itulah yang di rasakan Aira saat ini, dia kehilangan segalanya. Keluarga yang mati dengan mengenaskan, suami-ralat mantan suami nya yang telah bahagia bersama wanita lain hanya karena kebodohannya sendiri, yang paling sakit adalah sang buah hati yang mencampakkan nya.
Dia memandang sendu pemandangan di hadapannya, dimana mantan suaminya, anaknya, dan istri baru suaminya begitu bahagia bermain di taman bersama.
Kenapa baru sekarang ia menyadari kebodohannya?
"Aku pantas mendapatkan ini semua," gumam Aira.
Dengan perasaan sesak dia melangkahkan kaki menjauhi taman, dia tidak ingin lagi menjadi perusak.
Dengan keadaan sedikit linglung, ia berjalan di tengah ramainya kota, memandang iri setiap pasangan yang tengah berbahagia sambil bercanda ria.
Saat di persimpangan jalan, tba-tiba matanya membulat dia melihat anak kecil perempuan sedang berjalan sendiri di tengah jalan tanpa pengawasan, dan di jarak beberapa meter ada mobil yang melaju dengan kecepatan penuh.
Tanpa banyak kata Aira segera berlari, menangkap dan mendorong tubuh mungil bocah tersebut, namun naas...
Brakk....
Tubuhnya terseret beberapa meter oleh mobil tersebut.
Darah mengalir deras dari pelipisnya, nafas Aira melambat, dia tidak menyesal karena terluka bahkan terancam meninggal karena menyelamatkan orang lain, setidaknya ia melakukan satu kebaikan di hidupnya.
Satu yang ia pinta...
"Tuhan tolong berikan aku kesempatan kedua, akan aku balas semua rasa sakitku dan memperbaiki semua kesalahanku." lirih Aira
Setelah itu perlahan-lahan nafas nya melambat, kegelapan menjemputnya, dia merasa jiwanya terbang dan segala rasa sakitnya menghilang.
