••
•
•
Tidak ada yang bisa di salahkan jika perasaan suka tiba tiba muncul, sama seperti Icha. Dia tidak mengharapkan perasaan suka nya terhadap rendi terbalaskan.
Tapi kenapa rasa nya begitu sakit, Icha terlalu percaya kalau perasaan nya tidak akan tersakiti. Tapi ternyata dia salah, hatinya benar benar terluka saat ini.
Harapan nya saat ini cuma satu, semoga Rendi cepat lulus agar dia tidak bisa lagi bertemu dengan rendi, dan bisa dengan mudah melupakan nya.
Tapi sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak dengan Icha saat ini.
"Hai cha?" Sapa rendi sambil melambaikan tangan nya, tersenyum mengahadap Icha
"Iya hai kak" Icha membalas sapaan Rendi dan segera menjauh dari rendi
Melihat Icha seperti menghindar tentu Rendi merasa ada yang salah, biasa nya Icha akan terus mendekati Rendi, tidak Rendi tidak memiliki perasaan kepada Icha, dibanding rasa cinta, ketika berada di dekat Icha. Rendi merasakan sosok adik.
Icha begitu lucu dimata Rendi , dan rasa ingin melindungi Icha begitu besar. Tidak mungkin Icha salah paham dengan perasaan Rendi saat ini kan?
Rendi segera berlari berniat menyusul icha, dia tidak ingin ada kesalah pahaman antara dia dengan adik kelas nya itu.
Mata Rendi menelusuri lorong lorong sekolah, dan akhirnya berhasil menemukan kan orang yang dia cari.
Rendi mulai mendekati gadis tersebut dan duduk di samping nya.
"Cha, bisa ngomong sebentar?" Tanya Rendi kepada Icha
"Kenapa ya kak?" Balas icha, berusaha bersikap setenang mungkin. Dia tidak ingin Rendi mengetahui kalau dia kini sedang bersedih.
"Lo baik baik aja?" Tanya Rendi dengan keadaan muka yang begitu panik, bagaimana tidak muka Icha sangat pucat dengan kantung mata yang menghitam seakan akan anak ini tidak pernah tidur.
Pertanyaan bodoh yang di lontarkan Rendi justru membuat jantung Icha, berdetak tak karuan. Bukan ini yang dia harapkan..
"Aku baik kok kak" jawab Icha sembari menggeserkan tubuh nya sedikit menjauh dari rendi.
"Gua punya salah ya Cha?" Rendi kembali bertanya dengan muka bersalah nya, dia merasa dia benar benar berbuat salah
"Aku yang salah kak" balas icha dengan muka tertunduk lesu. Icha berusaha menahan air mata yang siap jatuh kapan saja
"Lo ga salah apa apa Cha"
"Aku salah kak, aku salah mengartikan sikap baik kakak, aku salah" kepala Icha kini berhasil tertunduk sempurna. Dia benar benar menahan sesak di dada nya
Mendengar jawaban dari Icha, Rendi terdiam beberapa saat. Icha menyukainya? Rendi kira selama ini Icha juga mengganggap Rendi sebagai sosok kakak.
"Cha gua.." ucapan Rendi terhenti karna Icha langsung memotong pembicaraan nya
"Gapapa, aku ngerti kok, mungkin kak Rendi cuma nganggep aku kayak adik kakak ya?"
Rendi mengangguk sebagai jawaban, dia bingung kenapa mulut nya susah sekali mengeluarkan suara.
"Aku juga bakal ngelakuin hal yang sama, kakak tenang aja ya? Aku bakal hapus perasaan aku sama kakak" kali ini Icha berani membalas tatapan rendi, dia tersenyum dengan mata berkaca kaca nya.
Lagi lagi Rendi memilih bungkam, dia sangat merasa bersalah. Tidak pernah terpikirkan olehnya kalau sikap baiknya ini membuat orang lain salah paham.
"Oh iya, semoga pernikahan kalian diberi kebahagiaan ya, aku bakal terus dukung kalian" ucap Icha dengan senyum lebar nya, dia langsung menghapus air mata yang lolos jatuh ke pipi nya.
*****
Setelah mengucapkan kalimat terakhir tadi icha langsung berlari meninggalkan Rendi, dia tidak ingin terlihat menyedihkan didepan rendi
Dia sedikit berlari dengan muka tertunduk melewati kelas kelas lain nya, dan akhirnya kaki nya berhenti di belakang sekolah.
Lagi dan lagi, cuma di tempat ini yang sepi, dan dia yakin tidak akan ada yang melihat nya menangis disini
Tapi ternyata dugaan nya salah
Tukk
Sekotak tisu jatuh diatas paha nya, Dina langsung menatap kearah atas melihat siapa yang melemparkan tisu tersebut.
"Cengeng"
Ya, itu Hanan, lagi lagi pria itu berhasil menemukan icha, ah bukan berhasil atau mungkin hanya kebetulan? Entah lah. Tapi kalau ada Hanan, dia merasa sedikit terhibur
"M-makasih kak" ucap Dina sedikit terbata, dia membuka tisu tersebut dan langsung menghapus jejak air mata yang membuat muka nya begitu menyedihkan
Hanan memposisikan dirinya didekat icha dan duduk disebelah nya
"Kenapa?"
"Apa yang kenapa?" Tanya Icha sambil menatap muka Hanan, tampan.
"Kenapa lo nangis?" Tanya Hanan Kembali, mata mereka bertabrakan beberapa saat dan Icha langsung memutuskan kontak mata tersebut
"Aku tadi ketemu kak rendi, terus ya gitu hehe"
Ah ternyata gadis ini habis bertemu seseorang yang membuatnya patah hati, pantas saja dia menangis.
"Udah gua bilang kan, datang ke gua kalo Lo mau bahagia" ucap Hanan dengan muka serius nya.
"Kakak bercanda haha" Icha dari awal hanya menganggap Hanan sedang bercanda.
"Gua serius Cha, gua ga pernah main main sama ucapan gua"
Susana begitu hening ketika Hanan selesai berbicara, Icha bener benar bingung ingin menanggapi nya bagaimana.
Hanan dikenal dengan orang yang begitu ceria, siapa yang tidak kenal Hanan di sekolah ini. Mungkin semua guru pun kenal dengan Hanan.
Ketika berada di dekat Hanan, Icha benar benar merasa tidak pantas? Ayolah, seperti nya Icha lupa kalau Rendi jauh lebih di atas Hanan.
TBC
Segitu dulu hehe
Kyk biasa 100vt lnjtPai

KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda (OFF)
Fiksi RemajaApa jadi nya kalo pembuat onar disekolah menikah sama ketos yang taat peraturan?