Untuk membalas budi rendi yang sudah berbaik hati membayar bubur kemarin, hari ini dina menyiapkan bekal untuk mereka bawa kesekolah. Tidak perduli nanti dia akan telat masuk gerbang, toh itu sudah menjadi makanan sehari hari untuk dina.
"Gua berangkat duluan, anak rajin gaboleh telat" ucap rendi sambil melirik dina yang sedang sibuk didapur
"halah anak rajin apaan, lu mah babu sekolah. Sejam sekali di panggil keruang guru. Ente ketos apa ob mas?" jawab dina tak kalah sewot
"cih bacot ya bye!"
Melihat rendi yang sudah pergi menjauh, senyum hangat menghiasi wajah dina, ayolah ocehan menjahili rendi dipagi hari itu semangat penuh untuk dina.
Setelah memastikan masakan nya sudah matang dan siap untuk di masukan kedalam wadah, dina langsung bersiap untuk berangkat kesekolah. Untung lah kali ini keberuntungan sedang berpihak dengannya, karna bel belum berbunyi.
Langkah kaki nya perlahan mengendap endap kearah kelas rendi, sambil melihat situasi dan memastikan tidak ada yang melihat dia, tangan nya terulur memasukan kotak bekal rendi kedalam tasnya, setelah memastikan bekal tersebut aman, dina segera bergegas untuk masuk kekelas nya sendiri.
"semoga suka deh, gw coba tadi not bad lahh" gumam dina sepanjang jalan
Kringggg kringgg kringggg
Bel istirahat berbunyi semua siswa berbondong - bondong keluar dari kelas untuk menuju kekantin, berbeda dengan dina yang membawa bekal nya menuju halaman belakang sekolah, biasanya dia suka makan disana karna tenang dan pemandangan nya sangat cantik.
Tapi belum sempat kaki nya sampai ketempat tujuan dina justru melihat bekal yang ia siapkan untuk rendi justru sedang disantap oleh seorang perempuan yang dina tidak tau itu siapa, tidak lupa dengan rendi yang duduk disamping perempuan tersebut.
"Sialan gw susah susah masak buat lo rendi, kenapa malah cewek lain yang nikmatin jerih payah gw" batin dina, sambil menatap rendi dengan sorotan kecewa nya, nafsu makan nya hilang begitu saja, dina membuang bekal nya kemudian berlari kearah gerbang belakang sekolah dan memilih untuk membolos karna suasana hati nya sedang tidak baik baik saja.
•
•
•
• "Udah mau magrib ini, si dina dimana dah masa iya lupa jalan pulang?" ucap rendi dengan gelisah sambil terus melihat jam dinding nya
*ting*
Rendi segera membuka ponsel nya berharap notip tersebut berasal dari orang yang membuat dia khawatir
Hanan
:Ren :Rendi gua abis buka tweet
hubungan nya sama gua apa njing:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
: liat dulu, celana nya mirip celana olahraga sekolah kita, dan postur tubuh nya mirip..
dina.. Shit ini mah dina beneran: nan tolong daftarin gua
:ha yang bener aja lo
cepet nan gua otw kesana :
Tak menunggu waktu lama rendi langsung bergegas mengganti pakaian nya, menyiapkan motor nya dan langsung datang ke arena balap tersebut, rendi memilih menggunakan nama lain sebagai peserta agar dina tidak mengetahui keberadaan nya.
***
Balapan berlangsung dengan sengit, beberapa pembalap tertinggal jauh dibelakang, hanya dina dan rendi lah yang memimpin, ketika mendekati garis finish rendi terus menancapkan gas nya dengan cepat. Dan lebih dulu sampai kegaris finish
Melihat lawan main nya menang dina memilih turun, melepaskan helm nya dan menjabat tangan nya kerendi guna mengucapkan selamat, tapi bukan nya jabatan hangat yang dina terima, justru dina menerima bisikan yang membuat bulu kuduk nya berdiri
"Kucing liar seperti kamu ini benar benar perlu di beri pelajaran Dina" ucap rendi yang langsung mengangkat dina bak karung beras, memasukan nya kemobil, dan langsung memborgol kedua tangan dina.