•
•
•
•
Saat istirahat, pasangan pasutri ini sengaja membuat janji untuk bertemu di depan kantin. Bukan tanpa alasan perjanjian ini ada, mereka hanya ingin mengekori Hanan dan mendapatkan maaf pria tersebut.
"Hanan udah ke kantin duluan tadi" ucap rendi saat melihat Dina mendekat kearah nya.
"Tadi dikelas gimana, lo ngobrol ga sama dia?" Tanya dina sambil menatap wajah rendi
"Engga anjir, dia diem doang. Gua sampe takut mau ngeluarin suara" balas Rendi dengan muka putus asa nya, meskipun ngeselin Hanan ini temen yang bener bener bisa mengerti Rendi, cuma Hanan juga yang tahan dengan sikap keras Rendi.
"Yah, marah beneran dong berarti dia kalo gitu.." ucap Dina lirih, belum mencoba bahkan sekarang rasanya dia ingin menangis saja
Hanan itu tipe orang yang suka bercanda, dan bisa dibilang sangat jarang marah. Jadi kalau dia marah berarti itu bukan hal yang bagus.
Setelah pertimbangan panjang, akhirnya Dina dan Rendi memberanikan diri mendekati meja Hanan.
"Pergi ga? Sepet banget gua ngeliat lo berdua" ucap Hanan acuh sambil terus mengunyah makanan nya
"Enak nan? Mau nambah ga? Gua bayarin dah" balas Rendi basa basi berharap bisa menarik hati Hanan.
"Gua ada uang, makasih"
"Hanan haus? Gw pesenin minum ya?" Kali ini Dina yang bertindak
Brakk
Hanan langsung mengebrak meja nya, makan siang nya terganggu karna dua pasutri gaje ini.
Sebenarnya dari awal dia tidak terlalu marah, hanya saja sedikit kecewa. Hanan merasa seperti orang bodoh yang berada di tengah" pasutri gaje ini.
Mana dengan tolol nya dia pernah nanya sama Rendi kalau Dina ini punya pacar atau tidak. Kalau di ingat ingat rasa nya dia ingin menghilang saja.
"Nan, lo marah nya sama Dina aja jangan sama gua. Kita kan soib nan" ucap rendi bermaksud menenangkan hanan
"Apaan sih lo, nan kita kan temen ya? Marah nya sama Rendi aja yaa" ucap Dina dengan tatapan memohon nya. Siapa tau Hanan luluh kan
"BACOT"
Setelah mengucapkan hal tersebut Hanan langsung meninggalkan dina dan Rendi dikantin
Kedua nya langsung menunduk kan kepala, seakan akan sangat tersakiti karna bentakan Hanan.
"Hiks"
Entah tangisan lirih dari siapa, yang jelas Rendi tidak berani menoleh kan kepala nya kesamping
"Hiks"
Baiklah sepertinya ini memang harus dilihat, Rendi langsung melihat kearah Dina yang menutupi muka nya dengan kedua tangan nya"
"Din, hey?" Ucap rendi sambil menepuk pelan pundak Dina.
"Huweeee hanan ren, hiks temen pertama gw pergii"
Melihat tangisan Dina yang sangat dramatis itu, Rendi langsung memeluk Dina berharap tangisan anak itu berhenti
"Ssttt udah udah, nanti gua dah yang ngebujukin sih Hanan." Rendi berucap dan berharap Dina sedikit tenang.
Tapi tanpa mereka sadari kini se isi kantin melihat kearah mereka, dengan tatapan penasaran mereka.
Apa hubungan mereka? Kenapa terlihat begitu mesra?

KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda (OFF)
Fiksi RemajaApa jadi nya kalo pembuat onar disekolah menikah sama ketos yang taat peraturan?