Dua manusia sedang berhadapan dengan benak dipenuhi macam-macam masalah yang muncul secara tiba-tiba.
Helaan napas memecahkan keheningan tercipta, dengan ketukan jemari tangan Yuna, sebelah tangannya menopang dagunya.
“Masalah kita sama, tapi berbeda.”
Yeji mengarah bulir matanya pada Yuna yang baru saja bicara.
Masalah mereka tidak akan bisa diselesaikan jika Ryujin terus menjadi orang ketiga antara hubungan mereka secara tiba-tiba.
Entah hari ini, sungguh mengejutkan para kekasih mereka meminta izin untuk menghadiri pesta ulang tahun sahabat mereka yang kini akan berusia dua puluh dua tahun.
Begitu pula sebaliknya, Chaeryeong memberitahu Yuna lewat pesanan. Detik itu, balasannya belum dibalas.
Dan selanjutnya hening kembali tercipta seiring lagu melodi terus memecahkan keheningan dalam ruangan itu diikuti suara hawa pendingin udara.
Mereka tak pergi ke pesta acara ulang tahun Ryujin, tak ingin melihat adegan memanasi suasana hati mereka.
“Loh, Yeji? Yuna?”
Keduanya sentak menoleh pada suara menyapa mereka. Dan ternyata Arang berdiri di depan mereka dengan appron dilingkari di pinggangnya.
“Aku tak tahu pula kalian ada di sini,” Arang menarik kursi yang berada di samping Yuna sembari kekeh ringan disambut baik oleh kedua mereka.
“Omong-omong kamu sudah lama bekerja di sini? Aku tak pernah melihatmu di sini?” Yeji bertanya begitu Arang merapikan rok dikenakannya.
“Baru-baru ini,” jawab Arang sambil senyum.
Arang kerap menjadi perbincangan hangat semasa mereka berada di sekolah menengah kedua setelah mengetahui Yuna yang dulunya merupakan seorang siswi atlet manakala Arang dulu adalah seorang siswi biasa.
Mengetahui mereka menjalin hubungan terlarang, tak banyak gadis-gadis memberanikan diri menyatakan cinta mereka pada Yuna yang terkenal waktu itu.
Yuna yang kebingungan cuma menerima setiap pemberian mereka.
Kadang dia tak memakan pemberian mereka malah memberikan pada rakan sekelasnya.
Kecantikan mereka penyebab utama banyak orang-orang langsung terpesona.
“Oh, tentang sahabatmu, dia tak ikut bersamamu?” Yuna berujar sambil menyesap kopinya.
Mendengar itu, Yeji duduk daripada bersandar — rasa penasarannya pada sahabat Arang memang benar mengundang rasa yang tak enak hati.
“Sahabatku ulang tahun sekarang, jadi dia tak bisa membantuku, omong-omong kafe ini milik dia. Aku cuma menjaga sementara dia berulang tahun.”
Nyaris tak berdetak kala mendengar ucapan dari Arang. Begitu tatapan matanya berubah seketika, terungkap pula Ryujin hari ini sedang berulang tahun.
Bagaimana bisa terjadi dalam waktu yang sama.
“Bisakah aku menebak siapa dia?”
Arang menatapnya kemudian mengangguk.
“…namanya Hwang Ryujin ‘kan?”
Arang membulat, menutup mulutnya saking tak percaya Yuna bisa menebak begitu tepat.
“Bagaimana kau bisa tahu!” Serunya senang tapi tak dengan Yuna dan Yeji saling lempar tatapan.
Sadari dua orang itu lempar tatapan mengabaikan dirinya ada di sana langsung berkerut kening.
KAMU SEDANG MEMBACA
twitterpated • yejisu [✔️]
Fanfictionsemuanya sudah melanda karena satu orang. © zvywrte ' 2O22.
![twitterpated • yejisu [✔️]](https://img.wattpad.com/cover/307929023-64-k47029.jpg)