Chapter 2

1 1 0
                                    

Sekarang disinilah dia...
SMA Erlangga!
Sebuah SMA terkenal di kota ini,bangunannya yang luas lagi kokoh dan elegan membuat semua orang tua berlomba lomba untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah ini.bukan hanya bangunnya yang membuat semua orang tertarik namun kualitas pengajarnya pun sangat baik dan dapat menjadikan anak mereka menjadi anak yang teladan.
Tetapi semua itu terlihat remeh Dimata gadis itu,yang ia lihat hanya sekolah yang pada dasarnya disediakan untuk anak anak kaya yang tak sadar diri!

"Bagaimana nona?".tanya sopirnya.
Sebenarnya sopir itu bisa saja langsung masuk dan memarkirkan mobilnya namun melihat majikannya yang sudah malas melihat sekolah ini membuatnya ragu...

It's okey.
Jalanin aja....jangan banyak ngeluh biar semuanya jadi fast..

Melihat anggukan kepala majikannya sang sopir pun langsung melakukan mobilnya memasuki kawasan sekolah ini.saat mobil terhenti banyak mata memandang sambil berbisik membicarakan gadis cantik yang baru saja keluar dari mobilnya.

"Wah...cantik banget tuh cewek"

"Udah punya doi blom ya"

"Wah...artis itu mah.."

"Semoga sekelas Ama gue deh.."

"Alah... pasti mukanya hasil oplas.".

"Awas aja muka ama akhlak nya beda."

Bisik bisik tetangga yang dilakukan para murid yang lain tidak ia pedulikan saat ini,namun...tidak tau jika beberapa jam kemudian.
Ia melepas kaca mata hitamnya dan...
"Selamat jadi Medan latihan gue"

**********

"Minggir woy....!!".teriak seorang murid sambil mempersilahkan 5 orang siswa lewat dengan tenang.
Ya..siapa lagi jika bukan anak inti cygnus?mereka lah penguasa sekolah ini,meskipun OSIS itu sangat kuat kekuasaannya tapi tetap saja tidak bisa mengalahkan elang dan kawan kawannya.

"Mantep...panas gue".ucap Rian sambil melepas dua kancing kemejanya.

"Capek gue dikerumunin mahluk aneh mulu".keluh putra sambil duduk diatasnya meja dengan posisi bersila
Lain dengan langit yang langsung berdiri didepan kipas angin khusus guru sambil membuka mulutnya.
Gak takut ada lalet namu apa ya?

Sementara elang dan kharisma saling memberi kode bahwa ada yang akan mengusik ketenangan untuk beberapa menit dan...
"Pagi elang sayang".sapa Rima yang langsung duduk disampingnya elang.
Yang disapa hanya diam dan menyumpal telinganya dengan earphone mendengar musik DJ kesukaannya.

"Wah...rim bangku gue tuh".ucap Rian ngegas."apaan sih!terserah gue lah".
Balas Rima tidak terima.penghuni kelas yang lain hanya melihat sekilas lalu fokus pada pekerjaan mereka masing masing,karena mereka yakin sebentar lagi akan ada drama terbaru di kelas mereka.

"Elang... udah sarapan belum?kalo belum mau g..".
"Gak".jawab elang singkat padat dan jelas pada Rima yang hendak memberinya sebuah kotak bekal bergambar hello Kitty.
Sontak semua orang dikelas menahan tawanya mati Matian agar Rima tidak mengamuk dikelasnya,bukan seperti inti cygnus yang sudah tertawa seperti kuntilanak yang berhasil menemukan mangsa.

Kesal karena rengekan Rima yang terus meminta elang agar mau menerima bekal buatannya membuat kharisma yang fokus membaca buku itu terusik."heh...Lo bisa gak diem gak usah kayak itik".ucap kharisma dingin santai tapi nyelekit di hati.
"Iya..rim sadar dirilah...elang mana suka Ama Lo".Rian melirik ke arah Galang dan memberikan kode etik mereka.

"Iya...urat malu Lo dah putus kali ya?El kan dah bilang dia gak suka Ama lo.trus kenapa Lo tetep ngejar dia?".

"Biasalah....".putra mulai ikut nimbrung "namanya juga ga punya harga diri".

"Gak sekalian jadi lonte aja Lo rim? daripada kayak gini gak ada gunanya".lanjut kharisma.
Mendengar hinaan itu awalnya Rima biasa saja namun ucapan kharisma yang terakhir itu sangat menyakitkan.
Ya gak bro?!.

Tangannya hendak meraih tangan elang namun tidak jadi karena elang langsung menghempaskan tangannya dan menatap mata Rima dengan tatapan tidak suka.
"Lo udah denger kan?gak usah banyak bacot dan pergi dari meja gue...dan inget jangan pernah sentuh gue!.najis tau gak?".sentak elang sambil menggebrak mejanya.
Perlakuan kasar itu membuat riman yang notanya cengeng bin mentel itu menangis dan berlari keluar kelas.

"Mantep Lang...anak orang tuh..".Rian duduk dibangkunya."gak takut ko?".
"Ngapain takut?emang gue yang salah?".

"Enggak sih..."

"Ya udah..ngapain dipikirin".

Inilah drama pagi hari yang selalu menjadi sarapan kelas ini,yaitu ditolaknya Rima dengan kasar oleh elang sang putra gaharu.
Tapi yang membuat heran semua orang bahkan satu sekolah ialah Rima yang tak pernah menyerah untuk mendekati elang meski sudah dijatuhkan dan disakiti perasaannya oleh ketua cygnus ini.
Hanya sabar yang bisa elang tanamkan saat ini daripada memikirkan masalah tadi elang langsung melepas earphonenya saat pak Wahyu masuk ke dalam kelas dengan membawa map yang terisi penuh.

"Selamat pagi anak anak".siapanya ramah sambil menyisir rambutnya kebelakang yang padahal rambut pak Wahyu ini hanya ada lima belas helai!.

"Selamat pagi pak".
Baru saja hendak melanjutkan ucapannya tiba tiba terdengar kericuhan dari luar kelas.
"Ada apa itu pak?".

"Ouh...ada murid pindahan dari luar negri".

"Eh...yang tadi pagi ya".

"Orang yang cantik tadi?".

"Buset...itu mah artis Jhon".

"Udah punya gebetan blom ya.."

"Mau kenalan deh rasanya".

"Malaikat gue dateng juga".

Banyak murid yang awalnya diam lanjut bergosip tentang murid baru itu,lain dengan inti cygnus yang hanya bisa diam karena mereka datang terlambat karena tawuran semalam.
"Sudah....jangan banyak bergosip!".sentak pak Wahyu.
Hening....
Beginilah kondisi saat ini.

"Daripada kalian ribut lebih baik kita ulangan harian ok".tanpa persetujuan muridnya guru itu pun membagikan selembaran kertas ujian dan kertas jawaban."ok...yang selesai boleh keluar".

Kelas kembali dipenuhi kericuhan karena mereka tak punya persiapan apapun untuk ujian saat ini.lain dengan dua murid yang langsung bergulat cepat dan 15 menit kemudian maju dan mengumpulkan kertas jawaban.
Ya...siapa lagi jika buka elang gaharu dan kharisma octavian.

"Silahkan kalian boleh keluar".

Tanpa peduli pada nasib tiga temannya yang lain ketua dan wakil ketua ini langsung pergi menuju kantin.

"Si elang sialan".umpat Rian

"Sabar deh...nilai gue".keluh putra

"Untung mereka berdua temen gue kalo enggak...".Galang terdiam saat Rian menatapnya."kalo enggak?".
"Kalo enggak ya...gue mau gimana lagi".jawabnya cengengesan.

"Sabar punya temen kayak monyet ini".Rian mengusap dadanya pelan dan melanjutkan ujiannya.

Ya....mereka bertiga memang harus menerima nasib,ketuanya memang nakal dan kasar namun otaknya yang encer membuatnya biasa saja dengan ujian dadakan,jika kharisma...jangan ditanya disiplin jika disekolah atau dimana pun.

*************

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang